Salah satu program yang ditawarkan oleh Stube HEMAT kepada Mahasiswa Kristiani dan Pemuda Gereja di Yogyakarta dan sekitarnya adalah Program Capacity Building. Program ini diadakan dengan maksud untuk meningkatkan kapasitas individu dan organisasi sehingga dapat mencapai visi dan misi organisasi tersebut.
Kita bahwa sebuah organisasi memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai melalui program-program yang ditetapkan. Namun dalam kenyataannya tidak semua organisasi mampu mencapai tujuan yang ditetapkan itu karena ada masalah seperti kemampuan individu, pengorganisasian, kepemimpinan, adanya konflik, dan sebagainya.
Kelesuan, kefakuman, tidak adanya dinamika dalam berorganisasi yang terjadi dalam organisasi mahasiswa Kristen dan pemuda gereja menjadi keprihatinan tersendiri. Organisasi-organisasi yang diharapkan dapat menjadi ruang peningkatan kapasitas individu, membangun kerjasama, belajar berorganisasi, justru mengalami penurunan daya berorganisasi dan berkreatifitas. Kurangnya kemampuan membaca dan menganalisis perkembangan jaman, disertai tidak adanya transparansi dalam pengelolaannya telah menjadi permasalahan yang menyebabkan kelesuan dalam berorganisasi.
Di sisi lain semangat berorganisasi, semangat untuk meningkatkan kapasitas diri melalui organisasi juga semakin menurun. Perkembangan globalisasi dengan berbagai kemajuan telah memberikan alternative yang lebih mudah, murah, efisien dalam hal waktu, sehingga lebih banyak orang memilih belajar secara mandiri melalui berbagai media yang ada daripada menghabiskan waktu untuk berorganisasi. Berbagai alasan di atas itulah yang mendorong Stube HEMAT Yogyakarta sebagai sebuah lembaga pembinaan mahasiswa Kristiani untuk melakukan pelatihan Peningkatan Kapasitas ini. Pelatihan Peningkatan Kapasitas ini adalah usaha untuk meningkatkan kinerja organisasi dan sebuah proses menata diri sendiri menuju tujuan yang telah ditetapkan. Pelatihan ini dilaksanakan di Asrama UKDW Seturan pada tanggal 28 s/d 30 Januari 2011dengan jumlah peserta dan panitia 40 orang. Pelatihan ini menghadirkan para fasilitator dari berbagai organisasi (NGO dan Organisasi Mahasiswa) dan akademisi, yaitu : Bpk. Yohanes Winarso (LPH YAPHI Solo), Pdt. Jozef M.N. Hehanussa, Ph.D (Wakil Rektor III UKDW), Anna Marsiana (Direktur AWRC), Drs. Bambang Hediono, MBA (Fak. Ekonomi UKDW- Board Stube HEMAT), Dra. Krisni Noor Patrianti, M.Hum (Ketua PSPP UKDW), Dra. Endah Setyowati, M.Si, (PSPP UKDW), Pengurus Organisasi (Ketua Cabang GMKI Yogyakarta (Elias Idie), Ketua HMI Bulak Sumur (Bayu), Ketua PMKRI (Lusiana Bintang Siregar), Pengurus Komisi Pemuda GKI Ngupasan (Yose Emeraldo Theofilus), Komunitas NATRIX (Roy, Yaya, Deni) dan Pdt. Mathelda Yeanne Tadu ( Stube HEMAT).
Sesi PENTINGNYA BERORGANISASI (MENGENAL DAN MENGASAH POTENSI DIRI DENGAN BERORGANISASI) ( Yohanes Winarso (LPH YAPHI Solo) Potret Kaum muda saat ini: Mall (ngrumpi, nggosip, sampai transaksi narkoba, transaksional seksualitas), gerombolan/gank hanya untuk kumpul bersama tanpa ada tujuan yang jelas, diskotik (mabuk dan minuman-minuman keras), face book (penyalahgunaan fasilitas internet), kaum muda lupa kemiskinan yang merata dan kelaparan yang terjadi di mana-mana, kasus mafia pajak/hukum. Kinerja pemerintahan: Kerja Legislatif: Kalau rapat tidak ada duitnya tidak pernah datang tapi kalau datang cuma tidur. Kerja Eksekutif: (18 kebohongan Presiden). Bagaimana generasi muda melakukan perlawanan terhadap fenomena yang ada tersebut yaitu dengan organisasi. Mengapa harus berorganisasi? Organisasi alat perjuangan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Sapu lidi kalau di gunakan untuk menyapu bisa, tapi kalau hanya satu batang tidak bisa membersihkan lantai. Organisasi adalah sebuah ikatan bersama anggota-anggota di dalamnya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Management Organisasi: penting bagaimana organisasi akan berjalan, organisasi perlu ada pelatihan sehingga pengelolaan organisasi berjalan baik. Bagaimana tiap anggota bisa memiliki pemikiran yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan: Penting karena organisasi membutuhkan orang yang mampu dan mau menjalankan jalannya roda organisasi. Kepemimpinan penting, namun pemimpin tidak harus ditaktor. Keputusan ditangan anggota bukan keputusan ditangan pemimpin. Program: Organisasi dapat berjalan dengan baik jika program yang dijalankan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi. Partai Kerakyatan Demokratis, pengurus harus ada plan B ( tidak fokus pada plan A jika plan A tidak berjalan), pengurus organisasi senantiasa menciptakan program yang meningkatkan kualitas organisasi. Dana: Organisasi yang baik ketika dana berasal dari anggotanya sendiri. Iuran anggota menjadi satu wadah agar anggota memiliki rasa memiliki organisasi tersebut. Bangsa Indonesia membutuhkan kaum muda untuk mengubah bangsa menjadi lebih baik, memulai dengan berorganisasi untuk mencapai tujuan yang positif bagi bangsa. Jadi kaum muda sebaiknya belajarlah dengan berorganisasi.
Sesi ORGANISASI MAHASISWA KRISTIANI DAN PEMUDA GEREJA MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI (Pdt. Jozef M.N. Hehanussa, Ph.D (Dosen Fak. Theologi UKDW) Tujuan mengapa selama ini berorganisasi (peserta ditanya) apa yang membuat tertarik untuk berorganisasi: - menjalin relasi dalam berorganisasi - belajar berkomunikasi - melatih tanggungjawab - ekpresi atau aktualisasi diri - asah diri ‘jika kita punya sebuah kemampuan atau talenta dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi - manajemen waktu - mengisi waktu dengan kegiatan berkualitas. Dalam berorganisasi kita harus menetapkan motivasi atau dasar masuk dalam berorganisasi, supaya kita bisa menjawab tantangan dalam berorganisasi secara riil. Sebagian besar dari kita, kerap memiliki motivasi berorganisasi hanya sebatas cari pengalaman atau sekedar ambil bagian. Kalau semua orangg punya motivasi sesempit itu, akan sangat sulit kita mengembangkan organisasi yang berperan sebagai agen perubahan atau yang mampu menjawab tantangan globasisasi. Organisasi bukan hanya sekedar kumpul-kumpul atau senang-senang. Banyak organisasi di jaman sekarang, dan kita cenderung untuk membuat pemisah atau batas tentang cakupan yang dihandel oleh masing-masing organisasi. Misalnya mana organisasi yang terkait kerohanian dan tidak, dan mereka cenderung untuk terlalu fanatik pada cakupan yang dihandel. Misal organisasi kerohanian hanya terfokus pada kegiatan rohani, sebaiknya diimbangi dengan tindakan aplikatif. Contoh: sebaiknya PMK tidak cuma menyanyi dan renungan, tetapi lebih dari itu menjawab tantangan yang terjadi di sekitar kita. Tema tidak melulu mengenai Allah yang hidup, tetapi diharapkan lebih aplikatif seperti ‘mencintai lingkungan hidup, etc. Bukan berarti hal-hal rohani tidak penting, tetapi kadang organisasi-organisasi tertentu mengklaim identitasnya melulu di cakupan itu. Sebaiknya harus seimbang dan tanggap terhadap isu-isu yang terjadi di sekitar dan terlebih bisa berperan menjadi agen perubahan. Ada banyak definisi tentang globalisasi, tetapi prinsipnya adalah ‘kita berada di dalam ‘ruang’ tanpa sekat sehingga kita bisa berinteraksi tanpa batas (unlimited). Contoh. Google, Televisi ‘kita bisa langsung mengakses informasi secara bebas dn cepat. Dan perolehan informasi yang kita peroleh secara cepat itu cepat memberikan impact baik positif maupun negatif. Globalisasi tidak melulu identik dengan pasar bebas atau teknologi informatika, tetapi lebih luas dan global daripada itu. Tantangan globalisasi : - bagaimana pembagunan tidak mempengaruhi perubahan iklim : perubahan iklim memberikan pengaruh yang holistik bagi kehidupan manusia Contoh. Harusnya Agustus di Eropa sudah musim panas, tetapi perubahan iklim menyebabkan cuaca masih dingin (1 derajat) dan itu memengaruhi aktivitas mereka (efek domino/efek berantai) - Bgm setiap orang bisa memperoleh air bersih tanpa terjadi konflik. Persoalan seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi global. Bagaimana segarnya air di era 80an, sekarang sumber air banyak yang mengalami pencemaran. - Bagaimana TI dapat dirasakan oleh semua orang, tidak melulu dinikmati oleh segelintir orang. Contoh: Internet, handphone. Misal bisa akses internet lewat komputer, tapi ga semua orang bz akses di rumah. - Bagaimana etika pasar dapat didorong supaya mengurangi kesenjangan sosial. Contoh. Neoliberalisme akan membuat semakin baik atau terpuruk. Ahli mengatakan neoliberalisme lebih banyak menciptakan kolonialisme baru, karena yang berkuasa adalah yang memiliki kapital besar. Kita hanya bisa mengurangi kesenjangan itu, karena kita tidak mungkin meniadakan kaya dan miskin. Contoh. Di Jerman sulit dibedakan mana kaya dan miskin, karena gaya berpakaian dan shop yang dimasuki cenderung sama, yang membedakan ternyata adalah cara berinteraksi mereka. Tapi di Indonesia penampilan luar bisa membedakan strata sosial. - Bagaimana ancaman muncul penyakit lama atau baru dapat menganggu aktivitas hubungan dengan negara luar. Contoh. Ketika terjadi flu babi atau burung, beberapa orang Indonesia dicekal ketika akan pergi ke Luar Negeri - Bagaimana kapasitas pengambilan keputusan dapat mendorong perilaku kerja yang produktif. - bagaimana status perubahan perempuan (emansipasi) dapat berdampak pada perbaikan hidup. Contoh. Di Jakarta, ada supir Busway perempuan. Di Luar Negeri, ada masinis perempuan dan petugas pemadam kebakaran. Berkaitan dengan tantangan di atas, bagaimana organisasi Kristiani dapat menjadi agen perubahan? Kita harus melakukan perbaikan mulai dari diri sendiri. Contoh membuang sampah di tempatnya. Hal ini adalah contoh kecil yang berdampak besar bagi pelestarian lingkungan. Di Jerman sangat terkenal dengan penataan atau pemilahan sampah (Inggris, Italia tidak menerapkan hal seperti ini). Contoh masalah sosial yang terjadi di sekitar kita: - Pembangunan pola pikir dan kesetaraan gender. Contoh kecil : sekretaris identik dengan wanita. - Pemerataan pendidikan dasar, kita seharusnya bisa membantu anak-anak kurang mampu untuk mengajar mereka belajar. Di sisi lain kita juga berhadapan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi kaum muda, seperti kekaburan identitas; media menawarkan kepada kita begitu banyak role model atau figur, kadang kita menjadi bingung sendiri; mahasiswa lebih menyibukkan diri dengan kegiatan perkuliahan, dan kurang mau bersosialiasi atau berorganisasi sehingga kurang bisa berperan sebagai agen perubahan; kurang gaul, pergaulan bebas, konflik antar pemuda dan mahasiswa, persoalan-persoalan lain terkait keorganisasian. Organisasi adalah alat untuk menjawab masalah sosial. Alat itu bisa difungsikan atau tidak tergantung pada kita. Orang-orang yang memiliki kapasitas (yg dibutuhkan) kadang malah tidak mau terlibat dalam organisasi. Berbagai permasalahan dalam organisasi : kesulitan regenerasi dalam organisasi, keterbatasan SDM, sehingga kadang orang-orang yang terekrut adalah seadanya, tidak memiliki motivasi yang jelas, program-program yang kurang jelas sehingga sulit dipahami oleh anggota, ketika kita berorganisasi, kita sudah merasa cukup dan tidak perlu menimba ilmu di tempat lain. Kadang di organisasi pun terjadi penurunan moral (seperti seks bebas, etc yang ditutup-tutupi), ada organisasi yang anggotanya remaja, tetapi ada juga organisasi yang anggotanya mahasiswa atau pekerja sehingga kadang sering terjadi benturan urusan dan kepentingan, ada sosok yang merasa superior dalam organisasi, sering terjadi konflik internal dlm organisasi, sehingga menyebabkan ketidakkompakan Berbagai persoalan dalam organisasi Kristiani: 1. Persoalan rekruitmen Penting membangun relasi secara personal untuk melaksanakan rekruitmen. 2. Visi dan Misi : memiliki visi yang jelas baik visi misi ke dalam (untuk diri kita sendiri) atau visi misi ke luar (lingkungan di luar kita bahkan yang tidak seiman) 3. Persoalan kepemimpinan, tidak melulu bicara tentang jabatan struktural dalam organisasi. Pemimpin tidak harus seorang ketua tetapi bagaimana dia bisa mendorong teman-temannya untuk lebih terlibat – tanpa orang tersebut harus menjadi pengurus. Hal ini berkaitan dengan jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang. 4. Ketidaksipilinan managerial, dimana agenda, rencana, dan program disusun secara tidak detail/khusus, ketidaksiplinan waktu mempengaruhi efektivitas organisasi. 5. Persoalan keterbatasan komunikasi 6. Konflik internal / kepentingan, dimana persoalan pribadi dibawa ke organisasi sehingga memengaruhi kinerja organisasi secara tidak langsung. Cara mengefektifkan kembali organisasi : - memiliki dasar yang kokoh bagi masing-masing pribadi - Visi Misi yang jelas. Mau dibawa kemana organisasi yang kita dirikan? - Mendaftarkan ‘talenta’ yang dimiliki supaya kita tahu bagaimana memaksimalkan potensi orang bersangkutan sehingga dapat mencapai tujuan organisasi. Setiap orang memiliki talenta, kita perlu menyadari dan mengetahui talenta kita dan membuahka talenta itu dalam pelayanan kita di organisasi. Talenta tidak selalu sama dengan hobi. - Merumuskan harapan dan target yang jelas dan realistis. Hal ini berkaitan dan harus sesuai dengan talenta atau kecakapan setiap anggota organisasi. - Menegaskan komitmen, terkait dengan komitmen dan perilaku - Updating isu, kita perlu aware terhadap masalah sosial sehingga kita bisa beraksi secara tepat dan berdaya guna. - Thinking globally, acting globally ‘contoh. Pemanasan global merupakan isu global, tetapi kita bisa mulai mengatasi hal tersebut dari diri kita sendiri atau dari organisasi tempat kita berkarya. - mengembangkan karya inovatif ‘kemampuan untuk berubah. - Mekanisme kerja harus jelas (kejelasan struktur dn delegasi) - Mengembangkan komunikasi yang efektif yaitu tepat sasaran. - Mengembangkan jaringan kerja, dibangun atas kesadaran bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu secara mandiri. Jaringan membuat masing-masing dari kita bisa bersinergi (saling melengkapi dari kekurangan dan kelebihan kita). - Mampu berkompetisi, ternyata hal ini perlu. Karena jiwa kompetisi merupakan spirit untuk membuat kita (organisasi) terpacu maju. Kompetisi yang sehat, bukan kompetisi yang menang sendiri dan merugikan pihak lain.