Menfasilitasi Tumbuh Kembang Iman Anak   Anak-anak Sekolah Minggu di Timor Tengah Selatan  

pada hari Senin, 25 Mei 2020
oleh adminstube
 

 

 

 

 

 

 

Pandemi Corona masih terjadi di kawasan NTT yang berimbas masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan termasuk dalam kegiatan di keluarga-keluarga baik di kota dan desa. Pemerintah daerah setempat pun terus menyuarakan himbauan untuk bekerja, belajar dan aktivitas di rumah, menggunakan masker bila bepergian dan sering mencuci tangan. Himbauan ini juga sampai pada ibadah mingguan di gereja supaya sementara waktu dilakukan secara online dari rumah. Masyarakat yang terjangkau jaringan dan punya paket data tentu tidak menjadi masalah tetapi di desa-desa yang masih mengalami keterbatasan jaringan karena kondisi geografis berbukit-bukit seperti pada umumnya di daerah Nusa Tenggara Timur, maka akan menjadi masalah, mereka tidak bisa melakukan ibadah online. Meskipun demikian, bagi masyarakat yang beragama Kristen, pelayanan dan pemberitaan Firman Tuhan tetap harus disampaikan dengan kunjungan ke rumah jemaat dengan tetap mentaati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker. Pelayanan ini tidak hanya untuk yang dewasa saja, tetapi juga pelayanan bagi anak-anak sekolah minggu.

 

 

 

 

 

 

Ini yang menjadi perhatian saya, karena sejak di Yogyakarta saya terlibat dengan kegiatan anak-anak, dari mengajar sekolah minggu di gereja, menjadi guru di beberapa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, melatih sepakbola maupun fasilitator outbound. Jadi saya berpikir mestinya anak-anak sekolah minggu di wilayah kerja pelayanan saya juga mendapat perhatian untuk pembinaan iman. Anak-anak punya waktu luang karena belajar dan ibadah dilakukan dari rumah dan mereka tetap bisa belajar juga berkaitan firman Tuhan. Pelayanan gereja yang menjangkau anak-anak sekolah minggu di dalam keluarga berjalan antara tanggal 07-13 Mei 2020 yang mencakup 11 wilayah di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan diwujudkan dalam paket mengajar sekolah minggu yang terdiri 4 topik mengajar “Kristus Terangku, gambar-gambar untuk diwarnai dan 3 set crayon. Bahan-bahan ini bisa digunakan selama satu bulan dengan satu topik bahasan per minggu di keluarga masing-masing jemaat. Di sinilah peran pelayan dan orang tua untuk mendampingi anak dalam proses pembelajaran pengajaran firman Tuhan. Beberapa lokasi ada yang dekat, ada yang jauh dari kota Soe dengan perjalanan melewati bukit-bukit, jalan beraspal sampai berbatu dan menyeberangi sungai. Desa Nonohonis kecamatan Soe (3 km dari kota Soe) di desa Nunusunu, kecamatan Kualin (90 km), dan desa Kot'olin kecamatan Kolbano (70 km), dan desa yang disebut terakhir ini melewati gunung jadi perjalanan membutuhkan perjuangan. Total ada 126 keluarga Jemaat Gereja Lutheran Indonesia wilayah Nusa Tenggara Timur mendapatkan program ini.

 

 

 

 

 

 

Berkaitan materi, berisi tentang 1) Allah Menciptakan Dunia Kita yang Indah” (Kejadian 1:1-2:3), 2) Allah Menyelamatkan Adam dan Hawa” (Kejadian 3), 3) Allah Memelihara Umat-Nya di Babel(Kejadian 1:28;9:1;11:1-9) dan 4) Allah Berfirman: Abraham Mendengarkan(Kejadian 11:27-12:9). Para pelayan di Gereja Lutheran Indonesia di wilayah Nusa Tenggara Timur mengaku sangat terbantu dan senang dengan program sekolah minggu ini dan harapannya masing-masing keluarga dapat bersama-sama mempelajari firman Tuhan, orang tua pun lebih dekat dengan anak-anak dan ada pertumbuhan iman keluarga.

 

 

 


Harapan penulis, semoga program ini menjadi berkat bagi setiap keluarga demi pertumbuhan iman anak-anak, disamping keluarga menemukan sukacita dan damai sejahtera meski di tengah pandemi Corona. Kita bersama-sama berdoa, kiranya Tuhan memberkati dan melindungi kita dimanapun kita berada . (Robinson Pangihutan Aritonang).


  Bagikan artikel ini