Journey to Munaseli, Pencerahan Anak Muda untuk Kampung Halaman

pada hari Selasa, 25 Mei 2021
oleh Salsabila Sogo
 

 

Nona Salsa itu panggilan akrab untuk saya yang berasal dari desa Batu, kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor. Setelah ayah meninggal pada tahun 2014, mama menemukan ayah sambung bagi kami. Kami kemudian pindah ke kota Kalabahi, tepatnya di desa Lendola. Saya telah menyelesaikan studi di program Matematika pada tahun 2019 di Universitas Tribuana Kalabahi. Sebagai anak muda asli Alor saya tidak malu kuliah di daerah sendiri, bahkan saya memiliki motivasi tersendiri dalam hidup saya. Bagi saya kesuksesan seseorang bukan ditentukan di universitas mana ia belajar, tapi kesuksesan itu ditentukan dari diri sendiri dan bagaimana berjuang untuk mewujudkannya. Ketika mahasiswa, saya aktif di berbagai organisasi, sehingga selesai kuliah saya tetap punya kegiatan positif dan magang di kantor, juga sebagai pemerhati perempuan dan anak, dan aktif dalam penanganan kasus kekerasan seksual di kabupaten Alor.

 

 

Sebagai orang muda yang suka berpetualang dan selalu ingin tahu hal yang baru, saya berinteraksi aktif dengan banyak orang, lembaga dan komunitas. Suatu hari saya diperkenalkan oleh seorang teman untuk mengikuti Journey to Munaseli pada bulan November 2020. Journey to Munaseli ini diprakarsai oleh Program Multiplikasi Stube HEMAT di Alor yang dikoordinir oleh Petrus Maure, S.Kom untuk mengenali potensi desa, sumber daya alam dan budaya di desa tersebut dan bagaimana mengembangkan dan mendapat manfaatnya.

 

Melalui kegiatan Journey to Munaseli, saya dan peserta lainnya sangat menikmati perjalanan, selain mempelajari warisan sejarah kerajaan Munaseli, kami juga melihat langsung keberadaan alat-alat tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat, seperti alat pengupas dan parut kelapa, alat penggiling jagung atau beras tradisional. Bahkan, kami juga mendapat kesempatan untuk mempraktekkan secara langsung membuat VCO (minyak kelapa murni). Betapa hal yang sederhana pun mampu menghadirkan wawasan baru bagi siapa pun jika dikemas dan dikelola dengan tepat seperti yang ada di Munaseli. Ini yang dilakukan pemerintah desa setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan nama Manu Siri Koko, yang mengelola potensi desa dengan baik dan lengkap dengan promosi paket ekowisata.

 

Apa itu ekowisata? Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan konservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat (the ecotourism society, 1990). Sehingga dengan paket ekowisata yang disiapkan oleh pemerintah Desa Munaseli, selain sebagai wadah untuk untuk mempromosikan nilai-nilai budaya agar keasliannya tetap terjaga, juga menambah pendapatan desa terlebih di tengah pandemi. Dalam hal ini saya teringat pesan founding father bangsa ini, Bung Karno, yaitu bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai budayanya sendiri, dan dengan Trisakti, yaitu  berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang sosial budaya.

 

Dalam kegiatan ini saya mendapatkan wawasan dan pencerahan baru sehingga semakin bersemangat untuk mengembangkan kampung halaman. Harapan dari kegiatan ini adalah untuk membuka pikiran orang-orang muda untuk tidak takut kembali ke kampung halaman dan membuat perubahan. Semenjak itu saya mulai lebih mengenal Stube HEMAT dengan berbagai kegiatan positif, termasuk  kegiatan Eksposur Stube HEMAT Yogyakarta ke pulau Alor, yang melakukan kegiatan-kegiatan di desa untuk mengasah keterampilan orang-orang muda untuk terus berkarya membangun kampung halaman, baik di bidang pariwisata, pertanian, dan bagi manusianya tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya setempat. Sungguh, saya belajar bahwa seorang sarjana yang luar biasa adalah sarjana yang kembali ke kampung halaman dan membuat perubahan positif di tengah masyarakat.***

 

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (3)
 2022 (10)
 2021 (10)
 2020 (4)

Total: 27