Kelompok Peternak & Dinas Peternakan Sumba Timur

pada hari Sabtu, 14 November 2020
oleh Apriyanto Hangga

Oleh Apriyanto Hangga

Satu hal menggembirakan di tengah serangan virus ASF pada babi di Sumba Timur yakni, para peternak terus berkonsolidasi dalam kelompok dan terus mencari jawaban bagaimana mengatasinya. Dimotivasi oleh tim mutiplikasi Stube HEMAT di Sumba, Apriyanto Hangga, mengundang para peternak dan narasumber dari Dinas Peternakan Sumba Timur di kediamannya untuk bertemu dan berinteraksi tentang ternak babi dalam sebuah pelatihan sehari (13/11/2020).

 

Kegiatan ini merupakan rangkaian Program Pelatihan Peternakan dari beberapa tahap yang sudah dilaksanakan. Atas kerjasama yang baik, Dinas Peternakan mengutus 3 orang dokter hewan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Topik besar yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni Perkembangan Terkini Peternakan Babi di Sumba Timur baik dari Segi Populasi, Pemberantasan Penyakit dan Pemenuhan Kebutuhan akan ternak. Banyak hal dibahas pada kesempatan tersebut, karena orang yang berkompeten di bidang ternak babi hadir sehingga suasana sangat cair dan masyarakat bisa menyampaikan persoalan yang dihadapi berkaitan dengan ternak mereka. Drh. Umbu Ridwan Premajangga berbicara khusus tentang ‘Populasi dan perkembangan ternak babi, dan pemberantasan penyakit’, sementara Drh. Hendrina Meha berbicara khusus tentang Nutrisi untuk ternak, dan Drh. Rambu Mersy menyampaikan tentang perkembangbiakan ternak dan penyakit menular pada ternak serta pencegahannya.

 

Dinas Peternakan telah memberi vaksin 70.000 ekor babi, namun riil jumlah babi jauh lebih besar dari jumlah tersebut karena ada banyak babi yang tidak divaksin karena berbagai hal. Sejak Februari 2020, babi di Sumba Timur telah terserang Virus ASF dengan jumlah kematian diperkirakan lebih dari 5.000 ekor. Disinyalir hal ini terjadi karena ada pengiriman babi antar pulau dan penjualan makanan berbahan daging babi yang didatangkan dari daerah tertular seperti pengiriman se’i babi dan roti isi daging babi dari Kupang sehingga babi di Sumba Timur terjangkit virus mematikan yang belum ada obatnya ini.

 

Pemenuhan daging babi untuk sementara menggunakan daging ternak besar seperti sapi maupun ternak unggas seperti ayam karena sampai saat ini masyarakat dilarang mendatangkan ternak atau makanan yang mengandung babi dari mana saja. Beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut:

 

1. Telah terbentuk kelompok Peternak dengan anggota 20 peternak.

 

2. Kandang harus bersih dan harus disteril.

 

3. Jangan memberi ternak makanan sisa apalagi mengandung babi.

 

4. Jangan mengkonsumsi daging babi bila mencurigakan

 

5. Babi harus rutin diberi vaksin 6 bulan sekali

 

6. Jika ada babi yang mati, bangkainya harus dikubur atau dibakar habis

 

7. Ternak harus diberi makanan yang bersih dan bergizi

 

8. Jangan mendatangkan ternak atau makanan mengandung babi dari luar

 

9. Jika ada gejala sakit pada ternak jangan disuntik sendiri tetapi dilaporkan pada penyuluh atau Dinas Peternakan

 

10. Jangan takut memelihara ternak babi yang penting kandang layak, bersih, dan kontrolnya bagus.

 

Tetap semangat para peternak babi di Sumba Timur untuk membawa kemajuan.***


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua