Potensi Lokal Mengatasi Virus Babi

pada hari Senin, 19 Oktober 2020
oleh Apriyanto Hangga

Oleh Apriyanto Hangga

 

 

 

 

Sabtu (17/10/2020) bertempat di Wai-Wai, Lewa, Pameti Karata, 25 orang mahasiswa, pemuda dan peternak berkumpul bersama, Multiplikator Stube HEMAT di Sumba konsentrasi bidang peternakan, didampingi Yahya Rohi Aba, S.Pd sebagai fasilitator dalam diskusi peternakan yang merupakan kelanjutan dari Pelatihan Peternakan  tahap 1, II, III dan saat ini tahap yang ke IV. Ada 2 agenda yang dilakukan kali ini yakni (1) berkunjung dan melihat langsung proses pengembangan babi induk, dan (2) meracik makanan ternak babi dengan bahan lokal yang murah, bergizi, dan sehat untuk ternak.

 

 

 

 

Yahya Rohi Aba S,Pd., memiliki peternakan babi dengan babi induk sebanyak 15 ekor, pejantan 3 ekor dan anak babi 50 ekor yang siap dipasarkan karena sudah berumur 1-2 bulan, dengan kisaran harga paling murah Rp 1.500.000 untuk umur 1 bulan 2 minggu. Peternakan ini menjadi salah satu contoh peternakan yang sehat di tengah wabah virus babi yang menyerang Sumba. Dengan kolaborasi mahasiswa 30% dan para peternak babi 70%, peserta belajar banyak hal: (a) melihat langsung cara pemeliharaan dan perawatan, (b) mempelajari cara memilih bibit unggul baik yang betina maupun pejantan, (c) cara mengawinkan dan proses perawatan babi pasca kawin/babi bunting, (d) cara merawat babi beranak serta strategi khusus merawat dan memelihara anak babi agar sehat dan tumbuh subur.

 

 

Belajar langsung di kandang ternak menjadi satu hal yang menarik setelah sesi pengantar dan diskusi tanya jawab. Yahya menyampaikan beberapa hal penting seperti pemilihan jenis bibit unggul baik betina maupun pejantan, karena untuk mendapatkan induk yang baik maka kita harus memilih varietas/gen yang baik dan unggul, seperti jenis varietas durog, leandris, pedaging atau peranakan. Pejantan super merupakan faktor penting karena walaupun induknya bukan varietas super tapi pejantannya super, maka anak-anaknya akan super semua. Banyak hal menjadi pelajaran bagi peserta seperti proses mengawinkan babi, memahami masa babi bunting, dan perawatan induk menyusui serta anak babi.

 

 

 

 

 

Bagian akhir adalah meracik pakan ternak dari bahan lokal. Pakan ternak menjadi salah satu faktor utama dalam proses pemeliharaan babi secara modern di Sumba karena kebanyakan pakan ternak didatangkan dari pulau Jawa sehingga membuat harganya mahal, untuk itu peternak harus bisa memanfaatkan bahan lokal untuk menekan biaya pakan yang berkisar 65% dari harga ternak. Bahan pakan ternak sangat tersedia di Sumba namun karena masyarakat berpikir bahwa yang dijual di toko paling baik dan bergizi, maka ternaknya dibelikan pakan yang tersedia di toko dengan harga yang sangat mahal. Bahan lokal yang tersedia dan tinggal diracik meliputi jagung, ubi kayu, ampas padi, umbi-umbian lain dan ampas tahu. 

 

Akhirnya, diharapkan kegiatan ini membuka pemikiran dan cara baru dalam beternak babi di Sumba.***


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua