“Apa Rencana Kita” Membumikan Budaya Diskusi Bersama Pemuda Kristen Margasakti

pada hari Senin, 20 Februari 2017
oleh adminstube
 
 

 

Pertemuan dan diskusi pertama mengenai “Apa Rencana Kita” terasa masih awam di kalangan anak muda Kristen di desa Margasakti. Mereka cenderung menjadi pendengar suatu ceramah atau pidato. Keberanian untuk menyampaikan ide dan pemikiran yang dimiliki dalam sebuah forum yang seharusnya mereka bisa lakukan sama sekali belum nampak. Di sinilah tantangan multiplikator Stube-HEMAT membentuk budaya akademis dengan menumbuhkan pemikiran kritis di kalangan anak muda. Bukanlah hal mudah.
 
 
Beberapa pemuda gereja diundang dan diajak hadir dalam diskusi. Kebiasaan berkumpul dan berbicara serius memang sudah mereka kenal, contohnya dalam sebuah rapat. Rapat biasa dilakukan untuk keperluan mempersiapkan sesuatu seperti perayaan 17 Agustus atau lomba desa. Bila tidak ada momen tertentu maka rapat jarang dilakukan. Anak-anak muda terbiasa menjadi pelaku teknis, tetapi tidak pernah dilatih untuk melakukan olah pikir analitis dan kritis.
 
Bagaimana diskusi diperkenalkan? Diskusi berlangsung di ruang konsistori Gedung Gereja Wilayah Pelayanan MT pada Hari Minggu, 19 Februari 2017 pukul 15.00 WIB sampai dengan 17.30 WIB. Yohanes Dian Alpasa bertindak sebagai narasumber dengan tajuk, ”Apa Rencana Kita?” Mengingat peserta berlatar belakang setidaknya tiga lapis pendidikan yakni SMP, SMA, dan bahkan tidak bersekolah, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa seringan mungkin.
 
 
Cerita di tanah rantau, Pulau Jawa, menjadi cerita pembuka dimulai dengan kisah meninggalkan tanah Raflesia pada tahun 2005 dan kembali pada 2017, pergumulan dan perjuangan yang dilakukan serta obsesi untuk anak muda di kampung halaman. Dalam paparan ringan, Yohanes memfokuskan pembahasan soal rencana. Masing-masing orang harus punya rencana baik itu rencana pribadi maupun rencana bersama. Setiap anak muda harus berani menyusun rencananya sendiri dan mengambil tantangan.
 
Pemuda gereja di Margasakti masih harus belajar dan menambah pengalaman. Dari sisi mental dan intelektual masih perlu diasah. Beruntunglah ketika mereka ditanya mengenai kegiatan ini mereka menyatakan mau untuk belajar dan terus berdiskusi serta mengasah mental keberanian. Meski terselip tanda tanya, rasa canggung dan ragu dalam sorot mata mereka. Tidak mengapa, rasa canggung dalam berkumpul dan berdiskusi adalah hal biasa yang pertama kali dialami. Yang dibutuhkan disini adalah kemauan untuk terus belajar. Yohanes bertekad bahwa kegiatan diskusi ini harus membumi dan bukan monopoli anak-anak kota di bangku kuliah.
 
Dalam hal mempersiapkan diskusi sebagai “mainprogram” Multiplikasi, banyak kendala  ditemui di lapangan. Target peserta sore ini sebenarnya sepuluh orang dari empat belas anak yang diberitahu dan secara pribadi diundang dalam acara ini. Namun, lima pemuda saja yang bisa  hadiri. Sembilan orang pemuda masih harus bekerja mengerjakan kebun, ladang, dan kolam mereka.
 
Rencana selanjutnya, teman-teman akan membagikan apa yang mereka diskusikan melalui suatu bentuk pertunjukan pada Hari Doa Sedunia yang diselenggarakan 5 Maret 2017 di GKSBS Kurotidur. Teman-teman muda ini akan menampilkan pertunjukan untuk menyampaikan pesan kepada jemaat. (YDA)

  Bagikan artikel ini

Pertemuan Reses Anggota Legislatif Mengenal Jejaring Daerah

pada hari Sabtu, 18 Februari 2017
oleh adminstube
 
 
 
Reses merupakan tahapan legislasi yang harus dilewati oleh setiap anggota dewan perwakilan. Masa reses diatur oleh Undang-Undang dan dimaksudkan untuk memberi kesempatan setiap legislator turun ke lapangan. Kesempatan ini menjadi ajang pertemuan bagi seorang anggota dewan dengan konstituennya. Konstituen atau masyarakat daerah pemilihan yang diwakili dapat mengutarakan ‘uneg-uneg’ dan harapan pada saat temu aspirasi berlangsung.
 
Bulan Februari dan Maret 2017, seluruh anggota dewan perwakilan di Indonesia menyelenggarakan reses. Ada anggota dewan yang tidak mengambil kesempatan untuk bertemu dengan warganya, tetapi itu semua tidak terjadi di wilayah desa Margasakti.
 
Hotman Sihombing, S.Th terpilih dan dilantik menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu Utara untuk masa jabatan 2014–2019. Ia terpilih dengan perolehan suara dari tiga kecamatan yakni Padang Jaya, Girimulya, dan Air Padang. Masa reses pertama di tahun ini, H. Sihombing menjaring aspirasi dari tiga desa yakni Margasakti, Sidoluhur, dan Tanah Hitam. Warga desa yang diundang dibatasi dengan total undangan 190 orang. Jadi, hanya perwakilan saja yang diundang.
 
Temu aspirasi sebagai bagian dari tahapan proses reses diselenggarakan di halaman rumah pribadinya di desa Margasakti, pada Jumat, 17 Fabruari 2017 pukul 13.00 WIB. Catatan tamu undangan menunjukkan 155 warga desa hadir dalam pertemuan itu. Yohanes Dian Alpasa hadir memenuhi undangan tersebut dan bertindak sebagai pengambil gambar kegiatan.
 
Tiga kepala desa yang hadir diberi kesempatan awal mengungkapkan harapan. Kepala desa Margasakti mengungkapkan apresiasi kepada beliau bahwa selama dua tahun menjabat, pembangunan sedikit demi sedikit dialami seperti perbaikan rumah ibadah, pengaspalan jalan dan pembetonan jalan. Hari ini desa Margasakti masih membutuhkan satu jembatan baru di wilayah barat daya desa. Rencananya di sana akan dibangun sekolah sehingga pembangunan jembatan menjadi mendesak dan penting.
 
Kepala desa Tanah Hitam mengusulkan revitalisasi kawasan wisata air terjun Curug Sembilan karena potensinya dinilai besar dan diharap ada investor yang mau datang untuk menggarap potensi wisata tersebut. Sementara Kepala Sidoluhur mengungkapkan jalan yang ada di desanya, baik itu akses antar desa maupun jalan produksi pertanian (jalan ke sawah atau ke kebun) membutuhkan perbaikan.
 
 
Menanggapi harapan tersebut, H. Sihombing menjelaskan bahwa pembangunan dilakukan sesuai kewenangan masing-masing instansi, jangan sampai tumpang tindih. Jadi, bila suatu pembangunan menjadi tanggung jawab pusat (anggaran APBN) maka daerah tidak perlu buru-buru karena harus menunggu realisasi anggaran pusat. Usulan-usulan yang ada ditampung dan diperjuangkan dan harus dilengkapi data. Air terjun Curug Sembilan merupakan air terjun di kawasan hutan lindung yang sekarang ada dalam kewenangan kementerian kehutanan. Jadi, kementerian pariwisata hanya dapat mengelola kawasan ini bila mendapat ijin dari kementerian kehutanan. Semua anggaran harus dibagi sesuai skala prioritas. APBD Bengkulu Utara berkisar Rp 1,2 triliun per tahun di mana 60% nya terpakai untuk belanja gaji pegawai. Jadi yang turun ke pembangunan berkisar 300 hingga 400 milyar Rupiah. Menurut H.Sihombing, situasi politik desa Margasakti pernah memanas sehingga suatu bantuan pernah dialihkan ke kecamatan lain yakni Ketahun.
 
Pertemuan ini bermanfaat bagi program multiplikasi karena semua potensi, perencanaan daerah, sekaligus beban yang harus ditanggung daerah menjadi tergambar jelas. Dari pertemuan ini bisa disimpulkan bahwa untuk membangun suatu daerah diperlukan kebersamaan dari berbagai elemen masyarakat. (YDA).

 

  Bagikan artikel ini

Olah Raga, Kepemimpinan Dan Pemuda Margasakti

pada hari Senin, 13 Februari 2017
oleh adminstube
 
 
 
Minggu malam, 12 Februari 2017 sekitar pukul 20:00 WIB, menjadi ajang perkenalan multiplikator Bengkulu dengan sekelompok kecil pemuda desa Margasakti. Sembilan orang berkumpul dan mengobrol tentang desa dan anak muda. Obrolan ringan ini berencana mendirikan komunitas pemain olahraga bola pingpong. Seorang pemuda di wilayah dusun VII, bernama Yohanes Suherman, menyediakan rumahnya untuk dipakai berkumpul.
 
Dalam percakapan diakui bahwa kebut-kebutan dan balap motor menjadi pemandangan yang tidak jarang dijumpai. Motor dengan tampilan tanpa sayap dan tanpa pelindung samping kerap tampak bersamaan dengan deru knalpot ‘blombong’ di jalanan Margasakti.
 
Kecelakaan lalulintas tidak jarang terjadi, beritanya juga kerap terdengar di lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara, namun berkendara dengan kecepatan tinggi sering dilakukan oleh anak-anak desa Margasakti. Hal yang membuat miris adalah pengendara sepeda motor sebagian besar masih berusia di bawah 17 tahun yang tentunya tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).
 
Pihak Karang Taruna Tunas Harapan (kelompok pemuda Dusun VII desa Margasakti) mengambil inisiatif untuk “mengarahkan” energi dari anak-anak muda ini kepada kegiatan yang lebih positif. Pihak Karang Taruna mengembangkan suatu sirkuit balap berupa jalanan tanah dengan beberapa tantangan dengan luas area sekitar 5000 meter persegi. Balap ‘cross-motor’ ini terakhir diselenggarakan pada awal Januari 2017.
 
Selain motor, pemerhati olahraga di dusun lain telah berusaha untuk merancang lapangan tenis meja. Rupanya arena olahraga ini tidak sepi peminat. Di wilayah koordinasi pemuda Karang Taruna Tunas Harapan dusun VII Desa Margasakti ini, hanya RT II, III dan IV saja yang belum memiliki meja pingpong.
 
Multiplikator berusaha untuk mewadahi energi dari pemuda-pemuda untuk meneruskan hobi olahraganya sembari mengasah kemampuan intelektual mereka. Di sinilah kemampuan kepemimpinan dan mengorganisir suatu pemuda dilakukan dan ditularkan. Bagaimana kemampuan itu akan diasah? Sembilan orang pemuda desa Margasakti yang berkumpul tadi telah sepakat untuk menyelenggarakan diskusi setiap bulannya. 
 
Pertemuan ini menjadi sarana latihan bagi pemuda untuk mengasah kemampuan mereka dalam memimpin. Itulah tujuan bagi pribadi. Tujuan bagi kelompok adalah masing-masing pemuda nantinya dapat berlatih untuk mengorganisir diri dan bergerak dalam satu tim dan kelompok. Misalnya, pemuda-pemuda telah sepakat memilih siapa yang akan menjadi koordinator dan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban pemuda.
 
 
Pertemuan pertama dengan pemuda setempat ini kiranya menjadi titik awal jalannya program multiplikasi Bengkulu bersama dengan pemuda desa Margasakti. Masih banyak pemuda yang harus dijangkau dan harus mendapatkan ‘skill’ tentang kepemimpinan. Kelompok kecil ini semoga dapat menjadi embrio dan contoh sehingga nantinya pemuda-pemuda desa Margasakti mampu untuk merumuskan ide bersama demi kemajuan desanya. (YDA).

  Bagikan artikel ini

Manis-Getir Penyadap Karet

pada hari Sabtu, 11 Februari 2017
oleh adminstube
 


Kembali ke daerah asal, Bengkulu Utara di awal Februari 2017 menjadi tantangan tersendiri bagi Yohanes Dian Alpasa. Pengenalan pada warga setempat dan menyelami kehidupan mereka merupakan suatu hal yang harus dilakukan untuk memetakan potensi dan tantangan yang ada.
 
Pengenalan medan bukan hanya soal keadaan sosial dan budaya saja tetapi juga pertanian. Kehidupan ekonomi warga Bengkulu Utara, khususnya desa Margasakti Kecamatan Padang Jaya ini bertumpu pada sektor perkebunan. Sawit dan karet menjadi andalan di tengah situasi ekonomi yang masih terasa sulit seperti sekarang ini.
 
 
Budi Prasetyo, seorang petani karet yang juga menjabat sebagai Majelis GKSBS Kurotidur bertutur tentang suka-duka menjadi seorang penyadap karet. Pada kisaran tahun 1996–1998, mayoritas petani di desa Margasakti menggarap lahan pertanian berupa sawah. Irigasi dibangun dengan membendung sungai air Lais dan diklaim dapat mengairi 4000 hektar (1 kecamatan Padang Jaya). Air Bendungan Air Lais membelah kecamatan dari timur ke barat. Lahan pertanian berada di sisi selatan bangunan irigasi.
 
Petani bekerja menanam padi di sawah. Namun, kondisi ini berubah sejak tahun 2005. Warga desa berbondong-bondong mereformasi lahannya menjadi perkebunan karet dan sawit. Orang tidak lagi menunggu siklus panen padi tiga bulanan (90 hari panen) tetapi mulai dengan pola 2 minggu sekali memulung karet atau memanen kelapa sawit.
 
Mulai tahun-tahun inilah kondisi ekonomi mulai menanjak. Sekitar 6 tahun warga desa menikmati hasil panen kelapa sawit dan karet. Daya beli meningkat dan menurut pantauan, tahun-tahun itu warga mulai mampu membeli sepeda motor secara kontan dan mulai membangun rumahnya secara permanen atau semi permanen.
 
Pertengahan tahun 2011, kondisi krisis global mempengaruhi harga getah karet. Harga jatuh dari angka Rp 22.000 menjadi Rp 6.000. Menurut Mas Budi, dua tahun belakangan harga pernah sampai pada angka Rp 4.000 per kilogram. Jatuhnya harga juga terjadi pada komoditas kelapa sawit, dari harga Rp 1.700/kg menjadi Rp 500/kg. Dua perkebunan besar yang dulunya menyerap sebagian besar tenaga kerja dari desa Margasakti, terpaksa harus mengurangi tenaga kerjanya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja untuk menekan biaya operasional. Pada pertengahan tahun 2016 hingga sekarang, harga karet mulai stabil pada kisaran Rp 8.500 s.d. Rp 9.500,-/kg. Penyadap karet berangsur-angsur bisa kembali merasakan berkat.
 
Pohon karet tidak seperti pohon lainnya dalam hal pemupukan. Salah prosedur dalam pemupukan akan membuat akar membusuk akibat tumbuh jamur. Mas Budi menuturkan bahwa pohon karet tidak perlu sering dipupuk, karena pemupukan bisa dilakukan secara berkala misalnya sekali dalam tiga bulan untuk menambah produktifitas.

Pada saat karet disadap, ada pupuk yang harus ditaburkan pada wadah getah karet untuk membekukan getah itu. Bila hujan tiba, petani tidak akan menyadap batang karet. Bila musim kemarau tiba, pohon karet juga tidak disadap. Kita bisa bayangkan bahwa bila hujan atau kemarau tiba, penyadap karet tidak mendapat penghasilan dari kebunnya.
 
Kedepannya pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik, pengolahan pasca panen getah karet, dan distribusi penjualan penting diketahui oleh komunitas petani karet ini. Inilah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam program multiplikasi ini. Semoga petani senantiasa mendapat berkat dalam menyadap karet. (YDA).

  Bagikan artikel ini

Bersama Di Rapat Pemuda GKSBS Kurotidur

pada hari Selasa, 7 Februari 2017
oleh adminstube
 

Minggu, 5 Februari 2017 menjadi hari Minggu pertama bagi Yohanes Dian Alpasa, yang sedang menjalankan program multiplikasi Stube-HEMAT Indonesia, area Bengkulu. Program Multiplikasi adalah program berbagi ilmu yang dilakukan oleh alumni Stube-HEMAT Yogyakarta di tempat asalnya. Pelakunya disebut sebagai multiplikator dengan misi sesuai konteks lokal yakni  menghidupkan kembali kelompok pemuda desa dalam wadah komunitas yang produktif, cerdas, dan kreatif.
 
Layaknya perkenalan program kepada pemuda desa, program multiplikasi dilakukan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari tahap persiapan dan perkenalan hingga nanti pada proses pelaksanaan. Proses ini akan sampai pada tahapan yang lebih luas dengan ditandai terbentuknya komunitas yang mampu “menghidupkan” kembali suasana desa yang aktif dan harmonis. Tahap awal yang dilakukan saat ini adalah ikut aktif menghadiri acara-acara baik di lingkungan RT, lingkungan Gereja setempat, dan lingkungan Karang Taruna Dusun 7, Desa Margasakti. 

Meski bukan komunitas baru, tetapi menjadi baru setelah bertahun-tahun ditinggalkan untuk studi di Yogyakarta, dan perlu waktu untuk kembali terintegrasi di dalamnya belum lagi perbedaan usia yang ada. Pertemuan dengan Pemuda GKSBS Kurotidur di Gedung Gereja, Desa Margasakti merupakan pertemuan pertama yang dilangsungkan pada pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB.
 
“Saya dan mereka mula-mula merasa canggung karena perbedaan usia kami yang terpaut sekitar 6  hingga 10 tahun. Ketika saya pergi merantau untuk studi, anak-anak ini masih kecil”, Yohanes memaparkan. “Tetapi kesempatan ini tidak sia-sia, karena tercatat 13 orang pemuda GKSBS Kurotidur menghadiri rapat bulanan untuk mempersiapkan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) Klasis Bengkulu yang akan diselenggarakan pada bulan Juli 2017 di GKSBS Penarik (Kabupaten Muko-muko, 250 Km arah Utara). Mereka yang datang masing-masing dari enam Wilayah Pelayanan yakni wilayah MT, DAM, KT, BP, Tanah Tinggi, Batik Nau”, lanjutnya. PORSENI yang disiapkan bertujuan bukan untuk kompetisi tetapi sebagai wadah saling bertemu dan bersilaturahmi. Lomba yang digelar pun dibuat lucu, sengaja untuk menambah semarak acara.
 
Di akhir pertemuan sebagian pemuda kembali ke rumah sementara Pdt. Cornelius Saito, Pendeta Jemaat dan sebagian meluangkan waktu berbincang-bincang dengan sebagian pemuda yang masih tinggal. Dari perbincangan tersebut diperoleh informasi mengenai dinamika jemaat di lingkungan Kecamatan Padang Jaya serta pergumulan dan harapan jemaat dan warga sekitar.
 
Sharing tersebut memberi acuan yang cukup jelas dalam menentukan arah program multiplikasi selanjutnya. Terus bergulir dan mengalir! (YDA).

  Bagikan artikel ini

Program Multiplikator   Di Bengkulu

pada hari Rabu, 1 Februari 2017
oleh adminstube

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105