pada hari Selasa, 18 Desember 2018
oleh adminstube
 
 
 

 

Kontributor
Sampah Plastik
 
 
 
Plastik merupakan jenis sampah yang meresahkan. Masyarakat dunia maupun masyarakat Indonesia resah. Keberadaan dan jumlah plastik di dunia sudah banyak dan memprihatinkan. Sampah plastik tidak mudah terurai sementara penggunaan plastik setiap harinya meningkat pesat. Sebagian masyarakat menggunakan plastik sebagai penunjang kehidupan yaitu sebagai alat perlengkapan dapur, sekolah, kantor, dan masih banyak lagi.

 

 

Menyikapi hal itu Stube-HEMAT bersama mahasiswa yang berada di Kota Bengkulu melakukan diskusi dan berupaya menanggapi isu sampah plastik yang ada di Bengkulu saat ini. Diskusi ini di lakukan pada hari selasa tanggal 18 Desember 2018 pukul 19.30 di Café Kenrich UNIB Belakang daerah KandangLimun kota Bengkulu. Diskusi ini dihadiri oleh 11 orang mahasiswa dari berbagai jurusan. 
 
Diskusi dibuka dengan memperkenalkan Stube-HEMAT, karena tidak semua peserta diskusi mengetahui apa ituStube-HEMAT. Diskusi membicarakan isu sampah plastik yang membludak di kota Bengkulu. Menurut salah satu peserta diskusi, seorang mahasiswa jurnalistik pernah meliput mengenai permasalahan sampah yang ada di pantai Bengkulu mencapai 2 ton sampah plastik. Sampah tersebut dihitung dari terkumpulnya di pinggiran pantai. Maka dapat dibayangkan berapa banyak jumlah sampah jika semua sampah plastik yang ada di Bengkulu digali.
 
 
Hosani Ramos Hutapea memimpin jalannya diskusi. Ia berusaha menampung pendapat dan gagasan dari peserta. Mengenai sampah plastik saat ini, peserta diskusi mulai sadar dan mulai untuk sedikit demi sedikit mulai mengurangi penggunaan plastik. Sebagai contoh kecil yaitu ketika belanja tidak menerima kantong plastik. Jika barang belian sedikit, menggunakan kembali plastik yang masih layak digunakan. Efisiensi penggunaan plastik bisa dengan mengumpulkan plastik lalu memberikannya kepada penjual.
 
Di balik contoh kecil tersebut kemudian timbul pertanyaan “bagaimana dengan sampah plastik yang tidak dapat digunakan”, karena jika plastik tersebut tidak dapat digunakan kembali pasti akan terbuang, jika terbuang ke tanah dan terkubur maka akan merusak unsur-unsur tanah dan jika plastik tersebut dibakar akan menjadi polusi udara.
 
Dari pertanyaan tersebut peserta diskusi menyampaikan bahwa perlu adanya daur ulang kembali. Salah satu peserta diskusi yang berasal dari jurusan Kimia mengatakan bahwa pengolahan sampah plastik telah dilakukan yang arah tujuannya ialah hasil peleburan tersebut akan dijadikan bahan bakar. Namun proyek ini belum menemukan hasil akhir karena adanya kendala mengenai kadar oktan yang terkandung di dalam hasil pengolahan tersebut belum terdeteksi dalam artian olahan ini belum bisa digunakan.
 
Di akhir diskusi peserta diberikan sebuah kertas untuk menuliskan tanggapan-tanggapannya mengenai sampah plastik dan juga saran mengenai diskusi. Salah satu tanggapan mengenai diskusi yaitu diadakannya diskusi lanjutan yang mana harus menghasilkan solusi nyata dan bukan wacana saja. Mari berproses!

 


  Bagikan artikel ini

Penguatan Kapasitas Perempuan

pada hari Senin, 26 November 2018
oleh adminstube
 
 
 
Indonesia dirasakan sedang mengalami darurat kekerasan seksual karena menurut data KOMNAS Perempuan, angka kekerasan seksual yang menimpa perempuan masih tinggi. Pada tahun 2014 tercatat 4.475 kasus, di tahun 2015 tercatat 6.499 kasus, dan tahun 2016 telah menjadi 5.785 kasus.
 
Stube-HEMAT Bengkulu merasa sangat perlu meningkatkan kapasitas anggotanya, khususnya aktifis perempuan. Oleh karena itu, pada 25 November 2018, Stube-HEMAT Bengkulu mengutus Hosani Ramos Hutapea untuk menghadiri Diskusi tentang penguatan kapasitas perempuan yang diselenggarakan oleh GMKI Cabang Bengkulu. Kegiatan itu berlangsung di gedung Jaringan Pendampingan Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kota Bengkulu dan dimulai pada pukul 14.00 WIB.
 
 
Pihak Kepolisian Daerah (POLDA) Bengkulu berbicara tentang upaya pihaknya untuk memfokuskan perhatian kepada perlindungan perempuan dan anak. Seseorang masih dikatakan anak, menurut hukum, adalah orang yang masih berusia 18 tahun dan di bawahnya. Jika pada usia tersebut si anak mendapatkan perlakuan kekerasan seksual baik itu secara paksa atau suka sama suka maka pelaku juga dikenakan sanksi. Pihak kepolisian berupaya memberikan pendampingan dan pelayanan khusus kepada korban.
 
Yayasan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Untuk Perempuan dan Anak (PUPA) memaparkan budaya patriaki yang mengakar dalam masyarakat Indonesia. Akibatnya, perempuan Indonesia menjadi tersubordinasi. Mereka kerap kali menjadi objek kekerasan seksual karena adanya relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dijadikan hak milik laki-laki ketika telah menikah sehingga ia harus tunduk pada suami. Perempuan terabaikan. Mereka yang terlibat konflik demikian dapat berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.
 
Berbagai kekerasan kita dengar. Banyak terjadi kasus-kasus bahwasannya orangtua memperkosa anak, paman mencabuli keponakannya, dll. Oleh karenanya, pihak Yayasan PUPA mengajak peserta seminar untuk mulai membuka arah pikiran bahwa perempuan bukan hak milik atau objek. PUPA mengajak mendukung penuh pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang telah berjalan mulai tahun 2011 hingga pada saat ini tengah diperjuangkan demi keadilan korban kekerasan seksual.
 
Stube-HEMAT Bengkulu memiliki program untuk memperkuat aktivisnya dengan pengetahuan gender. Hari-hari ini, kesetaraan gender tidak hanya menyoal perempuan saja tetapi juga menyangkut perlindungan terhadap orang-orang lemah dan terpinggirkan.
 
Perlindungan terhadap perempuan memang mendesak untuk dilakukan. Pada beberapa tahun yang lalu, ada kasus Yuyun yang harus meregang nyawa akibat diperkosa secara brutal oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab.
 
Hari ini, aktivis dibekali dengan pengetahuan bukan hanya untuk memperkuat dirinya sendiri tetapi juga dapat membela orang lain. Hosani berterimakasih karena mendapat kesempatan mengikuti seminar ini dan diperbolehkan pula untuk berbagi kepada teman-teman lain tentang apa yang didapat. Semoga dapat berguna untuk kita semua. (SAN).
 
Penulis: Hosani Ramos Hutapea (Stube-HEMAT Bengkulu)

  Bagikan artikel ini

Menggali Potensi Mahasiswa Bengkulu Dengan Berita dan Opini

pada hari Senin, 15 Oktober 2018
oleh adminstube
 
 
 
Bengkulu memiliki potensi kekuatan intelektual yang bisa dikembangkan karena di sini ada  sekitar 20 instansi pendidikan tinggi yang meliputi 3 perguruan tinggi negeri dan 17 swasta. Tiga perguruan tinggi negeri tersebut mencakup Universitas Bengkulu (UNIB), Institut Agama Islam Negri (IAIN) Bengkulu, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup di Rejang Lebong. Pendidikan tinggi lainnya ada 4 universitas swasta, 8 sekolah tinggi, 2 politeknik dan 3 akademi. Jenjang pendidikan yang tersebut di atas sudah jelas merupakan tempat bertemunya anak muda sebagai sumber daya manusia potensial untuk kemajuan Bengkulu yang akan berkontribusi secara nasional.
 
 
Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu telah berjalan dua tahun, dan enam bulan terakhir difokuskan di kota Bengkulu untuk menyapa para mahasiswa yang ada di kota ini dengan lebih optimal. Pada hari Jumat 12 Oktober 2018 tepatnya di Lesehan Intan Universitas Bengkulu Belakang, Bengkulu, multiplikator Stube HEMAT, Yohanes Dian Alpasa mensosialisasikan Stube-HEMAT kepada mahasiswa yang ada di kota Bengkulu. Dalam sosialisasi kali ini, multiplikator mengajak mahasiswa di kota Bengkulu untuk berlatih menulis Berita Dan Opini yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu, baik itu gagasan-gagasan maupun ide-ide. Gagasan atau pun ide bisa digali dan diasah dengan berpijak pada permasalahan yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat, yang diharapkan bisa menjawab dan memberi solusi. Bengkulu masih terus membutuhkan gagasan dan ide untuk menjawab masalah-masalah seperti fluktuasi harga kelapa sawit, harga karet, kemiskinan, ketidakadilan, ketimpangan pendidikan, pernikahan dini, tantangan global, politik atau pun bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia Bengkulu menyambut kemajuan teknologi dan ekonomi digital.
 

 

 

Yohanes Dian Alpasa selaku multiplikator Stube-HEMAT Bengkulu mengatakan, “Program Stube-HEMAT ini ditujukan untuk kaum muda dengan harapan kaum muda di kota Bengkulu ini dapat melihat peluang yang ada di sekitarnya dan mampu merubah dan menunjukkan pemikiran kreatif di tengah arus informasi yang kian beragam dan semakin canggih”. Tulisan-tulisan kritis para mahasiswa dalam berbagai aspek keilmuan ditunggu untuk memberi sumbangsih bagi kemajuan Bengkulu. (Prog. Multiplikasi).

 


  Bagikan artikel ini

Interaksi Budaya Antara Bengkulu, Indonesia, dan Dunia

pada hari Selasa, 31 Juli 2018
oleh adminmarno
 
 
Berkat roti untuk dunia dirasakan oleh Pemuda Bengkulu. Aktivis Stube-HEMAT Bengkulu diundang dalam helatan pertemuan pelajar Internasional di Yogyakarta. Lembaga Stube-HEMAT menerima kunjungan pemuda Internasional yang studi di Jerman dan mereka berkesempatan mempelajari suasana pelatihan Stube Indonesia. Dalam kesempatan ini, Hosani Ramos Hutapea menjadi utusan pemuda dari Bengkulu.

 
Pelatihan Stube-HEMAT Yogyakarta bertajuk “Hand in Hand For A Better World” berusaha memperkenalkan budaya-budaya antar Negara dari berbagai belahan dunia. Selama tiga hari antara 27–29 Juli 2018, peserta diberi kesempatan berinteraksi baik formal maupun informal. Pertukaran informasi terjadi di sana. Hosani mengaku canggung ketika harus berhadapan dengan mahasiswa internasional. Kecanggungan ini barangkali juga dialami oleh teman-teman lain. Namun, suasana itu tidak menyurutkan semangat dari teman-teman untuk terus berkenalan dan bertegur sapa.

Hari pertama dimulai dan teman-teman Stube Indonesia memperkenalkan diri. Perkenalan bisa menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Yohanes Dian Alpasa dari program Multiplikasi Stube HEMAT Bengkulu melihat adanya kesenjangan berbahasa. Teman-teman pelajar Internasional begitu luwes bercakap dalam bahasa Inggris dan Jerman. Sementara teman-teman Indonesia menggunakan bahasa Inggris gaya Indonesia dengan cengkok bahasa lokal yang masih kentara. Dari sekian mahasiswa yang diundang, sepertiganya masih belum mampu bercakap dalam bahasa Inggris. Kesenjangan ini harus dikikis, kata Yohanes, oleh karenanya Bengkulu harus punya sarana pelatihan bahasa Inggris untuk ke depannya. Pada kesempatan itu, Yohanes juga menyampaikan capaian yang sudah diraih oleh Bengkulu dan beberapa hal yang masih harus terus dibenahi.

Hari kedua digunakan oleh mahasiswa Internasional sepenuhnya. Hanna tentang Nasionalisme dan hal berkaitan dengan dinamika sejarah Jerman. Prapti Maharjan, peserta dari Nepal, berbicara tentang industri kelapa sawit Indonesia yang diklaim “tidak berkelanjutan” dan harus ada varietas baru yang bisa menjamin keberlanjutan pertanian Indonesia. Carlos dari Kuba berbicara tentang komunikasi global dan penyesuaian budaya, sebuah kompetensi yang harus dimiliki di era global ini. selalu mulus. Sementara Onno Hoftman berbicara tentang interreligious dialogue, sebuah faktor penting untuk menjaga saling pemahaman menuju kehidupan yang damai.

Hari kedua dalam program itu berjalan mulus. Teman-teman Indonesia menunjukkan keramahan di tengah kecanggungan berbahasa. Pada hari kedua itulah didapati kesan bahwa teman-teman Pelajar Internasional cenderung mempelajari situasi terlebih dahulu baru berusaha membangun komunikasi. Barangkali itulah penyebab mereka terkesan diam dan mengamati situasi di hari pertama dan kemudian bereaksi di hari kedua.

Bagi pemuda Bengkulu, usaha untuk sampai kepada kefasihan berbahasa masihlah panjang. Bahasa Inggris jarang dipakai. Bahasa Indonesia hanya berlaku pada acara formal. Selebihnya, dalam dialog instansi pemerintahanpun, kita memakai bahasa daerah. Untuk mampu berinteraksi dengan dunia luar atau luar daerah pun, kita masih butuh usaha lebih.
 
Nilai-nilai dari setiap Negara tentu berharga dan layak dihargai. Setiap orang harus bangga dengan nilai-nilai luhur yang mampu menyejahterakan masyarakatnya. Sepulang dari Yogyakarta, ide-ide segar kembali muncul untuk menggerakkan pemuda agar mau mempelajari budayanya sendiri sekaligus mampu memahami dunia luar yang penuh tantangan ini.
 
Program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu ditujukan untuk mendampingi pemuda mengenali potensi dan masalah yang ada di Bengkulu. Selama ini, program yang berjalan telah melibatkan pemuda gereja. Pada 2018 ini, program akan banyak melibatkan pemuda dan mahasiswa. Semoga teman-teman Bengkulu dapat merasakan berkat yang sama sehingga kemudian mampu memimpin masyarakat. (YDA).

  Bagikan artikel ini

Menilik Potensi Bengkulu Utara

pada hari Senin, 4 Juni 2018
oleh adminstube
 

 


 
 





Program Workshop Pemuda dan Ekonomi desa telah usai digelar pada akhir Mei 2018. Dari Yogyakarta hadir pengurus dan direktur eksekutif lembaga Stube HEMAT yakni DR. Murti Lestari, M. Si., dan Ariani Narwastujati, S.Pd, S.S., M.Pd, dan disela-sela program keduanya menyempatkan diri untuk melihat langsung potensi yang dimiliki Stube HEMAT di Bengkulu Utara.
 
 
Potensi ternak yang sedang dikembangkan sejak bulan April 2017 yang lalu, bermula dari seekor sapi betina yang kemudian berhasil ditukar dengan dua ekor sapi ras bali pada November 2017. Tujuan dari peternakan sapi ini adalah untuk mendukung kebutuhan bahan baku pupuk organik melalui kotoran hewan. Ternak ini diharapkan mampu menghasilkan 25–40 kg kotoran setiap bulannya. Karena mayoritas lahan di lingkungan desa Margasakti adalah perkebunan kelapa sawit, maka kebutuhan pupuk sangat tinggi. Dengan adanya pupuk kandang, pengeluaran pupuk menjadi lebih efisien.

Kebun sawit yang saat ini dikelola berisi 102 batang kelapa sawit berusia 9 tahun. Luas lahan ini adalah 7500 m2 dan terletak di wilayah dusun VII Desa Margasakti (sekitar 800 m dari Sekretariat Program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu). Potensi rawa di tengah kebun serta aliran sungai yang aktif sepanjang tahun menumbuhkan ide untuk membuat kolam dan pemancingan bagi warga. Memang sebagian besar rawa-rawa di lingkungan Desa Margasakti telah dibangun menjadi kolam produksi ikan air tawar. Dalam perkembangannya kedepan, kebun ini juga akan dipakai sebagai tempat pelatihan atau komplek wisata kebun yang diharapkan menarik warga setempat.
 
Bengkulu Utara tidak pernah kekeringan karena wilayah pertanian daerah ini mendapat aliran air dari bendungan DAM Air Lais yang dapat mengairi area lahan sawah seluas 4000 hektar. Airnya mengalir melalui saluran irigasi yang menyebar ke enam desa di Kecamatan Padang Jaya, Bengkulu Utara. Selain untuk pengairan persawahan, air yang mengalir dari bendungan ini dipakai untuk kebutuhan kolam air tawar para petani ikan. Meskipun sudah 36 tahun sejak diresmikan oleh Adam Malik, Wakil Presiden Indonesia pada tahun 1982, bangunan dan fisik DAM Air Lais masih terawat baik.
 
Tiga tempat telah dilalui, dan yang terakhir adalah berkunjung ke rumah Mujiono, orang yang selama ini menjadi pengemudi mobil yang setia mengantar dan menemani saat kunjungan, bahkan hingga kota Manna, Bengkulu Selatan. Mujiono adalah seorang laki-laki terampil yang berlatih secara otodidak dan menguasai berbagai keterampilan dalam bidang pertanian, pertukangan, dan perikanan. Sebelum kembali ke Bengkulu Kota, keduanya singgah di kediaman Multiplikator Stube-HEMAT Bengkulu di Arga Makmur, 17 km dari Sekretariat.
 
Setelah melihat potensi yang ada, harapan yang terbersit adalah kiranya potensi-potensi yang sudah ada bisa dikembangkan untuk kebaikan anak muda dan banyak orang.Memang tidak mudah untuk melakukannya selain tekad besar untuk sesuatu yang besar. (YDA).

  Bagikan artikel ini

Ciptakan Peluangmu Sendiri (Workshop pemuda dan ekonomi desa)

pada hari Selasa, 29 Mei 2018
oleh adminstube
 
Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu bersama Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) Indonesia membuat workshop untuk anak muda dengan mengusung topik Ciptakan Peluangmu Sendiri, sebagai pemantik pemikiran bagi anak muda di desa untuk menghidupkan perekonomian desa. YABIMA sendiri adalah lembaga milik Sinode GKSBS dan berkedudukan di Metro, Lampung.

 
Workshop ini digelar pada tanggal 26-27 Mei 2018, bertempat di GKSBS Kurotidur. Sesi pertama diampu oleh Ariani Narwastujati, S.S., S.Pd., M.Pd., dengan tajuk “Temukan dan apresiasi potensi kita sebagai pemuda desa”. Pada sesi ini peserta diminta untuk memikirkan kembali hal-hal yang menyenangkan karena tinggal di desa. Meski dengan ragu masing-masing peserta memberi jawaban seperti di antaranya; 1) mudah mendapat air, 2) tahu cara bertani, 3) tidak polusi, 4) warganya suka berbagi, serta 5) orang-orangnya ramah. Selanjutnya peserta belajar apa itu Nawacita dan memahami apa itu desa dan mengapa desa menjadi fokus yang didengung-dengungkan untuk dibangun. Peserta juga diajak menggali potensi diri yang kemudian dipakai untuk mengembangkan desa baik alamnya maupun manusianya.
 
Sesi kedua oleh Dr. Murti Lestari, M.Si., dengan tajuk “Keuntungan bekerja di desa sendiri”. Sektor pertanian tetap menjadi unggulan di desa. Tanaman apapun bisa dikembangkan dan bisa menjadi pokok pencaharian petani. Dalam kondisi ini, bila ada tanah tidak boleh dibiarkan menganggur karena sejengkal tanah adalah berharga. Keuntungan bekerja di desa di antaranya adalah pengeluaran yang sederhana. Beberapa hal bisa diganti dengan baranglain. Orang yang tinggal di desa bisa menemukan alternatif pemenuhan kebutuhan yang tidak harus beli seperti sayuran ataupun lauk pauk sebagai kebutuhan pokok harian.
 
Sesi ketiga diampu oleh Pdt. Eko Nugroho, S.Si.,(teol) dengan tajuk “Latihan pengorganisasian dan pemetaan desa”. Dalam sesinya, Pdt. Eko Nugroho menyampaikan bahwa Sinode GKSBS ingin melayani umat se-Sumatera bagian selatan. Dalam melayani pemberdayaan masyarakat, Sinode bekerja melalui lembaga YABIMA Indonesia. Topik yang diusung seputar ekologi, gender, keadilan, dan pendidikan. Kerjasama dengan Stube-HEMAT menjadi menarik karena YABIMA juga menggeluti bidang pelayanan pendidikan pemuda. Diakuinya bahwa memang sulit melayani Sumatera bagian Selatan hanya dengan beberapa orang (Tim kerja YABIMA, 8 orang). Oleh karenanya, kerjasama dengan Stube-HEMAT dapat menjadi kerjasama strategis untuk waktu ke depan dalam memperkuat pemuda-pemuda di lingkungan Sumatera bagian selatan. Hal ini juga merupakan bagian dari pengorganisasian kekuatan untuk melayani masyarakat.

Sesi keempat adalah materi rencana tindak lanjut oleh Pdt. Eko Nugroho, S. Si(teol) dan Yohanes Dian Alpasa, S. Si.(teol). Pada rencana tindak lanjut ini, peserta diajak untuk merancang kembali rencana pertemuan ke depan. Pemuda Bengkulu Utara, Stube-HEMAT, dan YABIMA Indonesia akan bertemu kembali untuk memperdalam isu-isu sosial yang patut digumuli bersama. (YDA).

 

  Bagikan artikel ini

Doa dari Bengkulu untuk Surabaya

pada hari Selasa, 15 Mei 2018
oleh adminstube
 
 
Minggu 13 Mei 2018, suasana hening menyelimuti hati orang-orang percaya, hari saat kami menyediakan diri berkumpul bersama sesama memuji Tuhan. Belum sampai tengah hari, kami sudah mendengar peristiwa pengeboman tiga gereja di Surabaya yang diberitakan oleh media dan dikuatkan dengan cerita rekan angkatan Theologia UKDW yang melayani di Surabaya. Hening berubah menjadi duka ketika mendengar korban yang jatuh dan terluka baik itu remaja, pemuda, bapak-ibu jemaat, bahkan anak-anak sekolah minggu.

 
Pernyataan solidaritas dilakukan dengan banyak cara. Gereja kami menunjukkan solidaritasnya dengan membawa dalam doa syafaat ibadah minggu. Pemuda Marga Sakti juga ingin menyampaikan solidaritas atas duka di Surabaya, bertempat di rumah bapak Miskan Budoyo, doa hening dengan nyala lilin dilaksanakan pada hari Senin, 14 Mei 2018, pukul 18.30 WIB. Dengan menyalakan lilin dan menelaah renungan, pemuda yang didampingi oleh Program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu berusaha menyampaikan duka dan harapan untuk cinta kasih yang lebih baik untuk Indonesia.
 
Multiplikator Stube memimpin doa dan refleksi untuk menyatakan solidaritas, “Kita tahu ada tiga jemaat yang tertimpa musibah yakni GKI Diponegoro, GPPS Arjuno Surabaya, Gereja Paroki Santa Maria Tak Bercela. Apa yang bisa kita ungkapkan atas peristiwa ini?”


“…kami turut berbelasungkawa,” tulis seorang pemuda yang datang di malam itu. Ia menyatakan kesedihan. Namun, ia juga berterimakasih pada Tuhan atas kedamaian yang terpelihara di kampung Margasakti. “…syukur atas keamanan di desa ini,” imbuhnya.
 
“Kiranya Tuhan menguatkan keluarga,” tulis seorang pemuda yang lain. Ia berharap semoga kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari.


Setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengungkapkan rasa. Mereka yang diam belum tentu tidak peduli. Kita lihat di media sosial, beragam aksi solidaritas digelar. Terakhir kita mendengar bahwa ribuan orang dari berbagai organisasi datang ke GKI Diponegoro. Mereka datang dari berbagai denominasi dan pegiat lintas iman.
 
Pihak Multiplikator berupaya melatih teman-teman pemuda untuk berekspresi dan menyatakan solidaritas. Aksi doa hening ini menjadi salah satu cara untuk pemuda menjadi peka terhadap peristiwa sosial yang timbul di masyarakat.

Kami bersyukur atas kedamaian dan keharmonisan yang terjaga di Bumi Rafflesia ini dengan harapan akan lebih banyak lagi orang hidup dalam toleransi dan teman-teman pemuda tidak merasakan diskriminasi di tempat mereka belajar maupun bekerja. (YDA).
 
 

  Bagikan artikel ini

Merenung tentang Jati Saradan Bersama Kelompok Pemuda “ANDALAS”

pada hari Rabu, 28 Maret 2018
oleh adminstube
 
 
 
“Pohon jati terkenal karena daya tahan kayunya yang kuat sehingga orang berani menghargainya dengan harga tinggi. Semakin tua kayunya, semakin kuat dan mahal. Jati Saradan merupakan jenis pohon jati dari daerah Saradan, Magetan, Jawa Timur. Jenis jati ini terkenal sangat kuat dan tidak akan hancur hanya karena angin atau badai. Namun, pohon jati itu bisa tumbang juga bila digerogoti dari dalam. Demikian juga keberadaan suatu kelompok atau organisasi pemuda, mereka harus kuat dan kompak dari dalam terlebih dahulu, sehingga kuat apabila ada angin atau badai yang menerpa”, papar Yohanes Dian Alpasa, multiplikator Stube HEMAT di Bengkulu saat berkesempatan memberikan pemaparan tentang organisasi di tengah-tengah kelompok pemuda “ANDALAS” di dusun IV, Margasakti, Bengkulu Utara.
 

Program multiplikasi Stube HEMAT dengan berbagai kegiatan bersama pemuda telah dirasakan manfaatnya dan kegiatannya sudah didengar oleh beberapa pemuda dusun tetangga. Para pemuda aktifisnya pun aktif di organisasi dan kelompok pemuda lain termasuk di kelompok pemuda “ANDALAS” yang bergerak di bidang olah raga. Diprakarsai oleh Dwi Pranaditya, multiplikator Stube Bengkulu diundang dalam pertemuan kelompok pemuda ini pada tanggal 26 Maret 2018 untuk memfasilitasi diskusi berkaitan dengan tertib organisasi, struktur organisasi dan kedisiplinan.
 
Situasi hujan pada malam itu tidak menyurutkan tekad para pemuda untuk bertemu di rumah Dwi Pranaditya. Diawali dengan prakata dari Yunus Eka Prasetyo, delapan belas orang yang berkumpul malam itu berdiskusi tentang kemandirian dan kekuatan organisasi bersama multiplikator Stube di Bengkulu. Organisasi yang kuat harus mampu menghidupi dirinya sendiri. Anggota menggali dana dengan iuran dalam periode waktu tertentu. Pemuda harus bangkit dengan usaha dan semangat mereka sendiri. Dukungan dari pihak luar hanyalah tambahan. Mereka harus mandiri dengan kekuatan sendiri. mereka harus kuat secara finansial, spiritual, dan intelektual bilamana ingin menjadi kelompok pemuda yang kompak. Dukungan Lembaga Stube berwujud tenaga, ide, waktu, dan kesempatan. Itu semua didedikasikan untuk pengembangan kemampuan kaum muda.

Paparan ini ditanggapi positif oleh pemuda dan mereka berencana menggelar pertemuan setiap bulannya. Multiplikator diharapkan untuk dapat menyempatkan diri mendampingi agar perkumpulan ini semakin kuat dalam berorganisasi dan berjejaring. Selamat berkonsolidasi dan bertumbuh seperti pohon jati Saradan yang kuat pemuda “ANDALAS”! (YDA).

  Bagikan artikel ini

Komputer, Internet dan Pemanfaatannya

pada hari Selasa, 23 Januari 2018
oleh adminstube
 
 
 
Tidak ada bedanya berada di suatu tempat yang jauh asalkan tetap bisa saling terhubung, mengakses informasi, dan bekerja jarak jauh. Segala sesuatu bisa dilakukan tanpa seseorang harus bepergian jauh untuk saling bertemu. Hal ini juga yang dilakukan oleh multiplikator Stube-HEMAT Bengkulu yang terus berjejaring dengan Stube-HEMAT Yogyakarta.
 
Kunjungan board Stube-HEMAT dalam rangka supervisi dan sekaligus Workshop 500 tahun Reformasi Gereja pada bulan Oktober 2017 membawa berkat tersendiri untuk program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu. Pendeta DR. Tumpal Tobing, Mag.Theol.,board sekaligus pendeta sekolah Yayasan Tirta Marta-GKI Pondok Indah Jakarta, menyampaikan bahwa meskipun program ini terletak di antara hutan sawit dan karet, asalkan ada jaringan internet, maka tidak ada bedanya antara Bengkulu dan Jakarta dan tempat-tempat lain di dunia. Kesenjangan terjadi karena kesenjangan fasilitas. Saat ini akses internet baru sebatas di Kantor Desa Margasakti, Bengkulu.
 
Sebagai bentuk pelayanan untuk gereja di daerah pelosok, dengan menggandeng pihak sekolah SMPK Tirta Marta-GKI Pondok Indah Jakarta, maka pada bulan Desember 2017 terwujudlah seperangkat jaringan wifi dan komputer jinjing untuk keperluan mengakses internet. Program Multiplikasi Stube menindaklanjutinya dengan program Penguasaan Komputer, Internet dan Pemanfaatannya. Program ini sangat penting karena dari pengamatan dan perjumpaan dengan pemuda setempat dapat disimpulkan bahwa banyak yang belum bisa memanfaatkan akses ini dengan baik. Internet dipakai sebatas untuk men-download lagu-lagu, melihat film dan hal-hal lain yang kurang bermanfaat. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan.
 
 
Hal pertama yang dilakukan adalah membentuk tema diskusi khusus dalam pertemuan pemuda dengan membahas internet dan manfaatnya. Pemuda desa memang jauh dari buku dan pustaka, namun dengan internet, jarak tersebut bisa dipangkas. Semua dengan mudah bisa diakses seperti buku dan video rekaman. Rekaman yang tersedia tentu harus bermanfaat dan sesuai kebutuhan kita. Saat ini mereka juga dididik untuk mampu mengoperasikan Microsoft Word dan Excel secara sederhana.
 
Bulan Januari 2018, merupakan titik balik bagi pemuda untuk belajar komputer dan internet, dari proses menghidupkan komputer sampai shutdown program dengan benar. Keterampilan dan skill mereka harus terus dibangun sampai menuju kesadaran dan kemandirian untuk kemajuan. (YDA).
 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105