Pemuda Menerobos Eksklusivitas

pada hari Rabu, 25 September 2019
oleh adminstube

 
“Kolaborasi Pemuda Lintas Perbedaan Ditengah Eksklusivitas Masyarakat Indonesia” menjadi topik diskusi program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu pada tanggal 24 September 2019. Bertempat di Kedai Kenrich Jl. WR Supratman, Kandang Limun Unib Belakang, diskusi selama kurang lebih satu setengah jam dipandu oleh Mutiara E. Lumban Gaol, dengan moderator Hosani Ramos Hutapea dan nara sumber Yedija Manullang.
 
Diskusi dibuka dengan perkenalan Stube-HEMAT sebagai lembaga pendampingan mahasiswa dan sharing pengalaman selama mengikuti pelatihan ‘Multikultural dan Dialog Lintas Agama’, di Stube-HEMAT Yogyakarta.  Yedija menyampaikan bahwa selama mengikuti kegiatan peserta belajar memahami perbedaan bukan menjadi sebuah alasan untuk tidak bersatu, sebaliknya untuk saling berdampingan. Bahkan beberapa tokoh agama di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, menginisiasi berdirinya sekolah Ke-Bhinneka-an yang mewadahi bertemunya pemuda dan masyarakat lintas agama dan kepercayaan untuk melakukan diskusi, kunjungan atau pun membuat pelatihan, yang semuanya itu bermuara mempererat ikatan persaudaraan satu bangsa. Hal-hal ini menjadi motivasi pembicara mengangkat topik tersebut untuk memberi pemahaman dan menginspirasi teman-teman di Bengkulu.
 
Kondisi masyarakat Indonesia ada yang bisa digolongkan inklusif dan eksklusif. Masyarakat inklusif adalah masyarakat yang bisa menerima dan mengakui perbedaan pihak lainmudah berinteraksi dengan perbedaan tersebut karena menganggap pada hakikatnya semua anggota masyarakat adalah sama. Sebaliknya masyarakat eksklusif adalah masyarakat yang menutup diri terhadap perbedaan karena tidak ingin kelompoknya dirusak oleh kelompok lain baik secara budaya atau pahamnyaProvinsi Bengkulu memiliki beragam budaya dari setiap suku yang ada,  juga agama yang berbeda-beda pula. Menyikapi keberagaman tersebut maka solusi yang tepat adalah kolaborasi, saling membangun kepercayaan dan kerjasama, memperkuat persatuan dalam perbedaan. Peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menciptakan keserasian, tidak hanya di Bengkulu namun juga di Indonesia dalam cakupan yang lebih luas, melalui diskusi-diskusi kecil lintas komunitas baik yang berbasis agama, seni, hobi atau pun komunitas lain yang ada di Bengkulu. Hal ini harus terus dipupuk karena jika kita terus memperdebatkan eksklusivitas masing-masing kelompokakan menyebabkan perpecahan dan kehancuran. (Hosani Ramos Hutapea)

  Bagikan artikel ini

Merayakan  Perbedaan 

pada hari Sabtu, 7 September 2019
oleh adminstube
 
 
Imajinasi mengantar seseorang dari A ke Z dan organisasi mengantar kita dari satu tempat ke tempat lainmenambah relasi, terjalin komunikasi bahkan mampu mewujudkan imajinasi ituIni penulis rasakan saat ikut pelatihan Multikultural dan Dialog Antaragama dari Stube-HEMAT Yogyakarta  dengan tema Connecting Soul, Celebrating Diversity 23-25 Agustus 2019. Pelatihan ini mempertemukan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri (India dan Timor Leste) berkumpul saling menghubungkan jiwa, berbagi ide dan gagasan di tengah perbedaan yang ada.

 

Sebelum berangkat dari Bengkulu penulis menanamkan prinsip menambah pengetahuan dan relasi. Berbagai seminar bahkan diskusi informal yang berbicara mengenai perbedaan penulis ikuti, namun ada yang begitu berbeda ketika mengikuti pelatihan yang satu ini, bahkan sampai saat ini masih terkenang dalam memori. Tim kerja Stube-HEMAT yang egaliter, menjadi representasi pelatihan ini dan sebagai modal awal yang berharga bagi para peserta. Tidak ada perbedaan strata sehinga setiap peserta berhak mendapat pelayanan sama selama pelatihan, bahkan mereka pun tidur dan makan bersama para peserta, ini istimewa.

Di awal pelatihan penulis pesimis bisa beradaptasi dengan perbedaan yang ada, karena biasanya cenderung mencari posisi aman dengan orang yang dikenal atau memiliki ikatan pada kegiatan sebelumnya. Kali ini penulis memilih melebur dengan peserta lainnya, bahkan dengan Mutiara, salah satu mahasiswa utusan dari Bengkulu dan bahkan masih satu ikatan suku, jarang berinteraksi selama kegiatan. Selain itu, penulis juga ragu bisa mendapat pengetahuan dan ilmu baru karena kendala bahasa Inggris. Dari awal perkenalan menggunakan bahasa Inggris dan bisa dibayangkan agenda selanjutnya. Sempat terbersit dalam pikiran mengapa dahulu manusia (baca: nenek moyang) punya ambisi mencapai surga dan membangun menara BabelAkibatnya Tuhan mengacaukan pekerjaan mereka dan ini menjadi asal mula bahasa manusia. Syukurlah, tim Stube menyiapkan penerjemah.

 
Di tengah keterbatasan dan pesimisme tersebut, penulis melihat daya tarik dan keuntungan untuk memahami materibagaimana tidak, materi disampaikan dua kali, menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia! Yah, walaupun dalam bahasa Inggris penulis hanya menangkap beberapa kosakata, tapi terjemahan bahasa Indonesia membuat jelas. Alhasil, penulis memberanikan diri untuk bertanya tentang pengenalan Stube-HEMAT dan Student Christian Movement of India (SCMI) meski dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.
 
Sharing dalam kelompok kecil membahas keberagaman dari setiap peserta menjadi tantangan ketika satu kelompok dengan Santhi dan Rebecca, yang berasal dari India. Penulis memberanikan diri berdialog dengan Rebecca, berusaha terus bertanya karena kalau Rebecca bertanya, kemungkinan penulis tidak mengerti. Penulis bertanya mulai dari asalnya, kehidupan di India, pendapat dia mengenai Indonesia dan banyak hal lagi, walaupun respon penulis hanya “yes, good, no, really dan ocoursePenulis sempat bertanya tentang Mahatma Gandi dan berpendapat tentang dia. Tidak disangka, dia pergi dan kembali membawa uang Rupee dan menunjukkan gambar Mahatma Gandhi dan memberikan kepada penulis sebagai pengingat dirinya.
 
Pada hari kedua, Wening Fikriyati, dari Srikandi Lintas Iman memaparkan materi dengan santai melalui simulasi keberagaman melalui hal-hal yang sederhana. Tak kalah menarik kirab budaya yang mempersembahkan penampilan peserta menggunakan baju adat masing-masing. Indonesia memang begitu kaya dan diberkati Yang Maha Kuasa dengan keberagaman. Sehingga tak masuk akal jika ada orang-orang yang meragukan dan merusak keragaman, setelah 74 tahun merdeka dan ratusan tahun para pahlawan memperjuangkannya.

Di hari ketiga dilakukan ibadah di GKJ Kemadang Pepanthan Planjan. Ibadah ini menarik dan istimewa karena ibadah menggunakan 3 bahasa, yaitu Jawa, Indonesia dan Inggris. Ini menjadi pengalaman peribadatan yang luar biasa dan selama perjalanan menuju gereja saya melihat Mutia, seorang peserta Muslim, tanpa canggung memegang Alkitab dan berinteraksi mengenai Alkitab dengan Rebeccaini pertama kali dalam hidup penulis melihat secara langsung, biasanya hanya melalui media sosial saja.

Berangkat dari pelatihan ini penulis memikirkan sebuah gagasan untuk merespon perbedaan yang ada, yaitu merayakan perbedaan itu sendiri. Penulis berpikir bahwa perbedaan itu sifatnya mutlak, lalu dengan perbedaan tadi haruskah kita terus hidup dalam konflik dan tidak dapat bersatu? Bukankah zaman sekarang dan yang akan datang dibutuhkan persatuan dan kolaborasi? Sejatinya kehidupan menjadi bernilai jika terjadi harmonikeragaman dilandasi sikap saling menerima dengan penuh penghargaan. Tidak semua perbedaan bisa diseragamkan dan memang tidak bisa dipaksa seragam. Justru karena dari perbedaan setiap manusia bisa belajar satu dengan lainnya. Jadi, sudah seharusnya kita tinggalkan konflik dan seteru atas nama perbedaan dan membangun kolaborasi untuk kebaikan bersama. Dari pelatihan ini penulis memiliki gagasan pemberdayaan pemuda dari rumah ibadat untuk menjadi role-model persatuan dan kesatuan, dan hal ini harus digaungkan dan diwujudnyatakan. Semoga dalam waktu dekat ini bisa terealisasi untuk persatuan yang dicita-citakan dimulai dari rumah ibadat.
 
Akhirnya penulis akui bahwa pengalaman tiga hari belajar dan berdialog mengenai keberagaman bersama Stube-HEMAT, telah berhasil menghubungkan jiwa dan perasaan di tengah perbedaan dari setiap peserta untuk merayakan perbedaan itu sendiri. Terimakasih Stube-HEMAT dan selamat merayakan perbedaan! (Yedija Manullang)

 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105