Memetakan Potensi & Kreativitas Anak Muda Raja Ampat

pada hari Sabtu, 24 September 2022
oleh Trustha Rembaka, S.Th.
Oleh Trustha Rembaka, S.Th.          

 

 

 

Raja Ampat merupakan salah satu kabupaten Papua Barat yang memiliki keunikan sebagai wilayah kepulauan seluas 67.379,61 km2 dengan letak 0,45 – 2.15° Lintang Selatan dan 129,15 – 132° Bujur Timur. Kabupaten ini memiliki batas Utara dengan lautan Pasifik, Selatan dengan Kabupaten Seram Utara, Barat dengan Laut Seram dan Timur dengan Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Keberadaan sebagai wilayah kepulauan memiliki konsekuensi tersendiri, di satu sisi, kelautan memiliki kandungan yang sangat besar baik dari perikanan maupun daya tarik wisata pesisir dan lautnya, namun di sisi lain, keterhubungan antar wilayah sangat bergantung pada ketersediaan moda transportasi laut, cuaca dan jaringan telekomunikasi.

 

 

Wisata Raja Ampat menjadi magnet terobosan bisnis lain, seperti kuliner, souvenir, homestay, atraksi dan perjalanan wisata yang mendatangkan income bagi pelaku wisata dan masyarakat setempat. Pemuda sebagai bagian dari masyarakat Raja Ampat punya kesempatan mengambil manfaat dari potensi wisata iniDalam hal ini, pemuda perlu meningkatkan kapasitas diri untuk mengambil peluang usaha tersebut. Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat mengambil inisiatif pelatihan pemuda dan wirausaha untuk mahasiswa di Raja Ampat secara online bekerjasama dengan Stube HEMAT Yogyakarta (23/9/2022).

 

 

Delapan pemuda dan mahasiswa dari Raja Ampat dan beberapa mahasiswa Stube dari provinsi lainnya ikut ambil bagian dalam diskusi ini sehingga memperkuat relasi antar mahasiswa Stube di Indonesia. Trustha Rembaka memancing pendapat peserta dengan apa yang muncul di benak mereka ketika mendengar tentang Raja Ampat. Sebagian mengungkapkan Raja Ampat memiliki kawasan wisata terkenal, sebagian mengungkapkan laut dan potensinya, sebagian lain mengatakan kendala transportasi. Inilah kenyataan yang ada di Raja Ampat yang harus diterima dan direspon dengan baik.

 

Berkaitan dengan inisiatif pemuda dalam wirausaha, salah seorang peserta diskusi, Jimy mengungkapkan potensi laut yakni ikan Gropa yang dia tangkap dan olah menjadi ikan asin yang selanjutnya dijual ke pengepul untuk dijual kembali di Waisai. Potensi ikan laut juga dipaparkan Eklefina, anak muda dari Warwarbomi, dimana anak muda di desanya mencari ikan tuna. Sedangkan Yuli Mambrasar mengungkapkan aktivitas di desanya yang mengolah sagu dari pohon menjadi tepung sagu secara tradisional. Ia juga menceritakan kuliner sagu dan gula merah yang disukai di Sorong. Satu orang lagi bercerita tentang kelapa yang banyak tumbuh di desanya dan diolah menjadi VCO. Beragam gagasan lain pun muncul, seperti Ariani Narwastujati menceritakan wisata unik di Bali, yaitu Fireflies Garden, dimana wisatawan diajak menikmati wisata sawah pada malam hari untuk menyaksikan kunang-kunang. Thomas mengungkapkan bisnis asesoris dan souvenir kaos dengan gambar khas daerah setempat.

 

 

Para peserta mendapat motivasi untuk mengungkapkan ide wirausaha potensial yang akan mereka kerjakan. Dengan bekal materi 5W + 1H dalam berbisnis, mereka mencermati: What: apa usaha yang akan dipilih? Why: Mengapa memilih usaha tersebut? Who: Siapa yang akan menjalankan bisnisnya? Where: Dimana bisnis beroperasi? WhenKapan bisnis akan dimulai? Dan How: Bagaimana cara menjalankan bisnis tersebut?

 

Sharing awal ini menjadi titik pijak Stube HEMAT untuk memperkaya wawasan anak muda di Raja Ampat dan mengumpulkan ide-ide kreatif wirausaha yang akan dirintis oleh mahasiswa di Raja Ampat. Banyak kesempatan untuk berkembangdengan potensi yang ada. Anak muda Raja Ampat, bisa!

 


  Bagikan artikel ini