Mengolah Bumi di Tengah Pandemi

pada hari Senin, 22 Juni 2020
oleh adminstube
 
 

 

 

Ada aktivitas berbeda di tengah pandemi yang dilakukan anak anak muda di Wangga, Sumba Timur. Mereka memilih bertani dan bergabung dengan kelompok tani Rinjungu Pahamu. Ada sekitar 10 anak muda bergabung dan belajar mengelola kebun sayur mulai dari mengolah tanah sampai bisa dipanen dan dijual dengan pendamping Ningsih Tamu Apu, anak muda yang pernah dikirim ke Stube-HEMAT Yogyakarta. Ningsih mengajari mereka teknik pertanian yang sesuai dengan struktur tanah di Sumba Timur. Proses belajar ini sudah berlangsung sejak pertengahan Maret, saat sekolah-sekolah di Sumba Timur memberlakukan belajar dari rumah. Alasan mereka bergabung yaitu untuk mengisi waktu luang, mengurangi pengeluaran kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur dan mencari tambahan uang jajan.

 

 
 

 

 

Dari kebun ini bisa ditemukan beragam sayuran dan tanaman yang mereka budidayakan, antara lain, bawang merah, kangkung, sawi putih, sawi hijau, bayam, terong dan pepaya. Masing-masing memiliki masa tanam dan tumbuh yang berbeda sehingga waktu panen pun berbeda. Berkaitan pemasaran hasil panen mereka tidak kesulitan karena biasanya pembeli datang ke kebun, melihat-lihat dan memilih sayuran apa saja yang ingin dibeli untuk dibawa ke pasar-pasar dan dijual lagi ke konsumen.

 

 

 

 

Seperti kita ketahui bersama tidak banyak anak muda yang tertarik untuk bertani padahal orang tua mereka juga seorang petani. Tetapi melihat situasi anak muda yang mau bertani dan ikut memikirkan kebutuhan keluarga saya jadi memiliki harapan anak muda sudah bisa diajak berbicara tentang pentingnya pertanian dan mereka bisa menjadi agen perubahan terutama bisa mandiri sejak dini dan mampu mengolah tanah untuk menghidupi keluarga mereka.

 

 

 


Kemauan mereka yang tinggi, mau belajar dan mau merawat tanaman membuat saya merasa sangat bahagia apalagi di situasi sulit seperti sekarang ini mereka bisa ikut membantu keluarga mengurangi pengeluaran. Selain itu, langkah kecil yang mereka buat untuk mengisi waktu luang berakhir dengan belajar sabar merawat yang mereka tanam sendiri, membuat saya bersemangat dan memiliki harapan baru untuk masa depan yang lebih baik. (Ningsih Tamu Apu).


  Bagikan artikel ini