Stube HEMAT Berlabuh di Raja Ampat

pada hari Kamis, 30 Juli 2020
oleh Pdt. Grace Nanuru, S.Th
 
 
Kehadiran Program Multiplikasi Stube HEMAT Di Raja Ampat membuka harapan baru dalam pelayanan kepada masyarakat di kawasan Raja Ampat dan ini adalah berkat Tuhan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Pada awalnya saya aktif di Stube HEMAT ketika menjadi mahasiswa di Yogyakarta dan setelah kembali ke daerah asal, saya melayani jemaat di pedalaman di GKI Soli Deo di Kapatlap, kecamatan Salawati Utara kabupaten Raja Ampat. Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar. Akhirnya berkat Tuhan lewat Stube HEMAT menjangkau pelayanan saya di Raja Ampat. 
 
 
Kawasan Raja Ampat sendiri utamanya berupa kepulauan di bagian barat pulau Papua, yaitu pulau Waigeo, pulau Misool, pulau Salawati dan pulau Batanta. Saat ini kawasan Raja Ampat telah menjadi tujuan wisata dengan keunikannya pemandangan alam bawah air sehingga mengundang wisatawan domestik maupun asing. Kehadiran tempat wisata dan wisatawan tentu akan memberi pemasukan besar bagi daerah dan pihak-pihak yang terkait. Namun tantangan berikutnya adalah bagaimana agar keberadaan wisata membawa manfaat untuk masyarakat, bukan malah menimbulkan permasalahan kesenjangan sosial, pembangunan tidak merata. Sebenarnya ada masalah lainnya, seperti pendidikan, yang mana pengajar yang berkualitas tidak hanya terbatas, tapi juga jarang hadir untuk mengajar di sekolah. 
 
Di sinilah Stube HEMAT melalui program Multiplikasi Stube HEMAT Di Raja Ampat concern pada pengembangan sumber daya manusia, khususnya anak muda dan mahasiswa dengan membekali mereka dengan kemampuan Analisis Sosial. Ini penting karena Analisis Sosial menjadi bekal untuk mengamati permasalahan sosial, isu-isu yang ada dan trend permasalahan di Raja Ampat, sama halnya dengan mengetahui potensi tempat wisata di Raja Ampat sekaligus memiliki ide-ide untuk mengubah situasi yang sedang dianalisis menjadi lebih baik. 
 
Di bulan Juli, saya sebagai Multiplikator telah melakukan beberapa kegiatan bersama mahasiswa asal Raja Ampat di kota Sorong maupun yang ada di pulau-pulau di kabupaten ini. Namun jangkauan kepada mahasiswa masih terbatas karena pandemik Covid masih terjadi di daerah sehingga belum memungkinkan untuk melakukan aktivitas di beberapa daerah dan juga harus benar-benar memperhitungkan kondisi cuaca wilayah laut dan arus laut yang sulit diprediksi karena harus menyeberang lautan. Bahkan baru-baru ini ketika turun hujan lebat, kota Sorong mengalami banjir dan tanah longsor yang menelan korban jiwa. 
 
 
Kegiatan Analisis Sosial sendiri telah berlangsung pada tanggal 09, 11, dan 12 Juli berupa diskusi dan sharing bersama beberapa mahasiswa asal Raja Ampat di kota Sorong dan di Yenanas, distrik Batanta Selatan yang harus ditempuh menggunakan perahu selama beberapa jam dari Kapatlap, tempat gereja pelayanan saya. Kegiatan lainnya diadakan tanggal 26 dan 27 Juli di kampung Kapatlap, distrik Salawati Utara bersama mahasiswa jurusan keguruan. Multiplikator mengawali dengan memperkenalkan Stube HEMAT dan kegiatannya sekaligus melihat dan memetakan persoalan sosial di kampung masing-masing dan bagaimana persoalan tersebut mempengaruhi kehidupan keluarga dan pendidikan mereka. Aktivitas selanjutnya berupa sharing tentang situasi kampung atau daerah masing-masing tentang pendidikan, ekonomi, budaya, adat dan apakah kampung masing-masing memiliki peluang sebagai daerah pariwisata atau tidak. Kegiatan diskusi dengan mahasiswa di Raja Ampat diadakan secara fleksibel, bisa di tepi pantai, di pelabuhan, di rumah panggung bahkan di kebun, yang jelas mereka menikmati kegiatan ini dan mendapat pengetahuan baru tentang Analisis Sosial. 
 

 

 
Beberapa resume yang ditemukan dari pertemuan adalah: (1) Adanya persoalan yang terjadi di kampung atau daerah masing-masing; (2) Mahasiswa hanya melakukan aktivitas di kampus tanpa ada pengalaman organisasi di luar kampus yang dapat membantu mereka belajar dan mengembangkan diri mereka; (3) Mahasiswa belum familiar dengan istilah Analisis Sosial; (4) Muncul ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Stube HEMAT setelah mendengar penjelasan langsung tentang Stube HEMAT maupun media sosialnya; (5) Ada beberapa mahasiswa keguruan yang memiliki kemampuan selain mengajar, mereka mampu mengelola kebun tanaman lokal seperti singkong, cabe, pisang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. (6) Beberapa daerah potensial sebagai daerah pariwisata hanya saja tidak dikembangkan ataupun dikelola baik oleh masyarakat kampung karena keterbatasan Sumber Daya Manusia setempat. 
 

 

 
Menjadi harapan bersama melalui kegiatan-kegiatan dalam Program Multiplikasi Stube HEMAT Di Raja Ampat ini anak muda dan mahasiswa setempat mendapat berkat Tuhan berupa perhatian dan pengetahuan yang menjadi energi tambahan yang menunjang belajar dan peningkatan kualitas diri mereka di Raja Ampat sehingga mereka memiliki nilai tambah dalam dirinya dan mampu mengembangkan masyarakat di Raja Ampat.

  Bagikan artikel ini