Mengungkap Peran Perempuan di Raja Ampat

pada hari Senin, 28 Februari 2022
oleh Trustha Rembaka

Sosialisasi program Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat dan Diskusi Gender

 

Oleh Trustha Rembaka

 

 

Memasuki 2022 memberikan harapan baru dalam gerakan pemberdayaan anak muda yang dilakukan oleh Stube HEMAT melalui Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat. Anak muda dan mahasiswa aktivis Stube HEMAT di Raja Ampat mulai mengambil peran secara bertahap, tidak hanya sebagai peserta tetapi juga mengelola kegiatan. Kegiatan pertama di tahun 2022 adalah sosialisasi Stube HEMAT dan diskusi Gender (28/2/2022) dengan melibatkan mahasiswa dan aktivis Stube HEMAT di Raja Ampat bersama mahasiswa Raja Ampat yang kuliah di Kampus Universitas Pendidikan Muhammadiyah, kabupaten Sorong-Papua Barat.

 

 

Pemberdayaan perempuan di Raja Ampat, Papua Barat memiliki tujuan 1) mahasiswa belajar, berdiskusi untuk memahami arti gender sebenarnya. 2) mahasiswa dan anak muda dapat memperlakukan setara antara laki-laki dan perempuan, dan 3) mahasiswa belajar dari tokoh-tokoh perempuan yang menjadi inspirasi bagi mereka.

 

 

Berkaitan pemberdayaan perempuan, ada Indeks Ketidaksetaraan Gender sebagai ukuran komposisi yang mencerminkan ketidaksetaraan dalam pencapaian antara perempuan dan laki-laki yang ditunjukkan dalam beberapa indikator, antara lain kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja, keterlibatan perempuan di parlemen dan kesempatan mendapatkan pendidikan. Indeks Ketimpangan Gender Indonesia (Gender Inequality Index) menurut data yang dirilis United Nation Development Programme (UNDP) dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan Singapura terendah dan Indonesia mendapat poin tertinggi, artinya ketimpangan gender di Indonesia paling tinggi se-ASEAN, padahal kesetaraan gender menjadi ukuran penting dalam pembangunan manusia secara global dan nasional. Dari sini perlu ada upaya sungguh-sungguh berbagai pihak untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

 

 

Kegiatan pengenalan Stube HEMAT di Raja Ampat dan diskusi tentang Gender diikuti belasan anak muda dan mahasiswa. Jumlah ini memang sedikit dibanding jumlah mahasiswa di Raja Ampat dan sekitarnya namun tidak menyurutkan semangat dan kemauan mereka untuk belajar hal baru dan mengungkap realita tentang ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan di Papua Barat. Pdt. Eirene Grace Nanuru, S.Th, sebagai Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat mengungkapkan “Kegiatan ini sebagai pembukaan di tahun 2022 dan kita mengawali dengan doa permohonan agar setiap program Stube HEMAT di Indonesia dan Raja Ampat khususnya bisa menjadi berkat dan kemajuan daerah Raja Ampat.” Selanjutnya ia memperkenalkan Stube HEMAT dan pelayanannya kepada para mahasiswa yang baru bergabung. Sesi berikutnya Pdt. Grace mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa tentang seberapa tahu tentang gender dan artinya. Ternyata hampir semua mahasiswa belum mengenal istilah gender, bahkan ada yang tidak pernah mendengarnya. Ini menjadi titik pijak Multiplikator untuk memaparkan istilah gender di kalangan mahasiswa. Selanjutnya, masing-masing peserta menceritakan bagaimana perempuan berperan di kampung masing-masing.

 

 

 

 

Salah satu pengalaman terungkap bahwa perempuan belum berperan secara penting misal sebagai pemimpin atau pengambil keputusan, seperti yang terungkap dari Adel, salah satu peserta, kaum perempuan di kampung selama ini tidak ada yang berperan sebagai kepala kampung, biasanya mereka sebagai sekretaris atau pelaksana saja, kaum perempuan yang menjadi pemimpin adalah mereka yang menjadi pendeta saja di kampung Tenanan, kalau aktivitas perempuan di kampung biasanya ibu-ibu aktif di PKK dengan membuat keterampilan atau kerajinan tangan berupa bunga, senat atau tikar dari daun gabah atau daun pandan.

 

 

Dalam diskusi ini Multiplikator juga mempromosikan kegiatan lanjutan untuk mendalami peran dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya perempuan di Raja Ampat melalui eksposur atau kunjungan belajar ke Raja Ampat.

Ini saat yang baik untuk memulai, generasi muda raja Ampat menjadi generasi yang berperan setara antara laki-laki dan perempuan untuk kemajuan Raja Ampat dan Indonesia. Pasti bisa!


  Bagikan artikel ini