Anak Muda Lampung Bersiap Diri Di Era Digital

pada hari Sabtu, 31 Juli 2021
oleh Stube HEMAT / Thomas Yulianto

Oleh Stube HEMAT / Thomas Yulianto

 

Kemajuan teknologi sangat berpengaruh di dalam kehidupan manusia, terlebih di masa pandemi Covid-19, kehidupan manusia ‘dipaksa’ mengakses teknologi. Jika seseorang tidak bisa menggunakan teknologi maka akan ketinggalan jauh dengan orang yang adaptif dengan dunia digital. Kemajuan teknologi digital sebenarnya baik bagi kehidupan manusia, contohnya, jarak bukan lagi halangan orang berkomunikasi bahkan bisa berkomunikasi face to face, setiap orang punya kesempatan mengakses informasi secara cepat dan bahkan bisa mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan teknologi untuk bisnis dan jasa.

 

 

 

 

Kemajuan teknologi yang semakin melesat menjadi alternatif kegiatan dalam program Multiplikasi Stube HEMAT di Lampung untuk memperkaya anak muda dan mahasiswa agar mereka mampu berkompetisi di era digital dan mendapat manfaat dari kemajuan teknologi. Pelatihan dengan tema ‘Wirausaha di Era Digital’ menggunakan metode diskusi, seminar, kunjungan dan praktek diadakan pada 31 Juli 2021 di Balai Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Pondok Diakonia, Lampung Timur. Pdt. Eko Nugroho M.Th, yang bertanggung jawab untuk mengelola program di YABIMA Indonesia menyampaikan topik ‘Dunia di Era Digitalisasi’. Tak kurang dua puluh lima peserta pelajar, mahasiswa dan pemuda gereja mengikuti pelatihan ini.

 

 

Dalam dialog, Pdt. Eko mengawali dengan melontarkan pertanyaan, “Apakah semua peserta yang mengikuti pelatihan ini memiliki HP dengan fasilitas internet?” Sebagian besar peserta memiliki HP yang cukup modern. Ia melanjutkan, bahwa era sekarang ini bisa disebut sebagai era berkelimpahan informasi, hal ini ditandai dengan mudahnya mendapatkan informasi yang bisa diakses oleh setiap orang. Ketika seseorang membutuhkan informasi tentang sesuatu, ia cukup mengetik atau mengatakan sesuatu pada Google atau search engine lainnya, dan dalam hitungan detik maka informasi yang dibutuhkan akan tersedia.

 

 

Era ini juga dinilai sebagai era ‘Ketelanjangan,’ artinya karena setiap orang tanpa berpikir panjang mengungkapkan perasaan, permasalahan yang terjadi dan bahkan menyebutkan identitas dirinya di media. Ini membuat siapapun bisa mengetahui keberadaannya bahkan data-data pribadi yang seharusnya bukan untuk publik. Lebih lagi, informasi memang berlimpah tapi pertanyaannya adalah, apakah semua informasi itu bermanfaat, apakah informasi itu baik, dan apakah informasi itu benar adanya. Jawabannya bisa ya, bisa tidak, contohnya ketika berkomunikasi via WA, seseorang dengan mudah berpendapat atau mem-forward informasi tentang Covid 19 tanpa cek, crosscheck dan tanpa menghiraukan kompetensi bidangnya. Seseorang bisa menyebarkan informasi yang salah karena mengakses informasi dari sumber yang tidak valid. Pdt. Eko mengajak semua peserta bijak dan bertanggungjawab dalam mengunakan HP. Ini artinya seseorang menggunakan sesuai kebutuhan, menghindari penggunaan HP secara berlebihan baik waktu, keuangan dan kemampuannya. Ia mendorong peserta untuk aktif mempromosikan hal-hal baik dan menceritakan kegiatan positif mereka di media sosial, dan menghindari curhat pribadi yang memungkinkan timbulnya tanggapan negatif di media sosial.

 

 

Diskusi ini membuat peserta terpacu belajar lebih untuk menguasai kemajuan teknologi di era digital, sehingga tidak menjadi generasi ‘gaptek’ alias gagap teknologi atau ketinggalan zaman. Ketika seseorang menguasai teknologi maka ia harus menyebarkan dampak positif bagi teman-teman di sosial media dengan cara bertanggung jawab. Kesiapan anak muda Lampung memasuki era kemajuan digital ditentukan oleh kemampuan mereka belajar, beradaptasi dan mengembangkan diri mereka. Ayo anak muda Lampung, bersiap diri di era digital. ***


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (7)
 2022 (9)
 2021 (15)
 2020 (7)

Total: 38