Module not found.

Java Instituut : Melawan Gempuran Budaya Luar

pada hari Senin, 14 Juli 2025
oleh Tobias Nico P

        

 

Java Instituut yang didirikan pada 1919, dapat dikatakan sebagai buah diterapkannya kebijakan Politik Etis, dengan salah satu pendirinya ialah Mangkunegaran VII. Java Instituut mendapat respon positif dari pemerintah Hindia Belanda dan mendapatkan izin sah pada 17 Desember 1919 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal No. 751. Tujuan didirikannya Java Instituut adalah mendorong perkembangan budaya dalam upaya pelestarian budaya Jawa, Bali, Sunda, dan Madura. Java Instituut juga banyak menghasilkan intelektual yang membangun konstruksi berpikir pentingnya budaya lokal di tengah gempuran budaya Eropa. Konstruksi ini dibangun atas hasil kolaborasi antara kaum intelektual lokal dan Eropa.

 

 

Salah satu bentuk pelestarian budaya yang diciptakan oleh Java Instituut adalah Museum Sonobudoyo, yang didirikan pada 1934 di utara Alun-Alun Utara, Yogyakarta dengan menggunakan tanah schauten. Tanah ini hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwana VIII kepada Java Instituut2. Pendirian museum dilaksanakan oleh Ir. Thomas Karsten, P. H. W. Sitsen, dan Samuel Koeperberg3. Bentuk bangunan museum ini merupakan campuran gaya Eropa dan Jawa. Museum Sonobudoyo diresmikan pada 6 November 1935 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII4.

Java Instituut selanjutnya digantikan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Periode 2024-2029, Kementerian Kebudayaan dipimpin oleh Fadli Zon dan Giring Ganesha sebagai wakil menteri. Kementerian Kebudayaan hadir untuk mendorong perkembangan dan pelestarian budaya. Saat ini Kementerian Kebudayaan RI sedang menjalankan proyek penulisan ulang sejarah nasional yang bertujuan menyusun narasi sejarah yang lebih Indonesia-sentris, inklusif, dan relevan bagi generasi muda. Proyek ini melibatkan 113 sejarawan, akademisi, dan ahli dalam berbagai bidang. Draf awal sempat menuai kritik karena dianggap menghilangkan peristiwa penting, seperti kerusuhan Mei 1998. Publik dan akademisi menuntut agar proses penulisan ulang sejarah ini tidak disusupi kepentingan politik, namun mengutamakan obyektivitas dan transparansi serta lebih berfokus kepada tupoksi intinya.***

 

 

1https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1717-sekilas-java-instituut-hingga-museum-sonobudo

yo, diakses pada 14 Juli 2025, pukul 18.41 WIB.

2 Ibid.

3 Ibid.

4 Ibid.

 

Referensi :

https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1717-sekilas-java-instituut-hingga-museum-sonobudoyo, diakses pada 14 Juli 2025, pukul 18.41 WIB.

Fauzi, Kiki Rizki, Erlina Wiyanarti, Iing Yulianti. Java Instituut: Implementasi Intelektual Lokal dan Kolonial Dalam Memajukan Kebudayaan Sunda (1921-1941) dalam Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah. Vol. 12. No. 2. Hlm. 219-232. DOI : https://doi.org/10.17509/factum.v12i2.61701.

https://fib.unair.ac.id/fib/2021/03/29/samuel-koperberg-dan-budaya-jawa/, diakses pada 14 Juli 2024, pukul 20.09 WIB.


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2025 (20)
 2024 (25)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 672

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook