Module not found.

Umbul Ponggok, Income dan Pemberdayaan

pada hari Selasa, 13 Mei 2025
oleh Stube HEMAT.

          

 

Umbul Ponggok yang terletak di tepi Jl. Delanggu-Polanharjo, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini, terkenal sebagai wisata air dengan mata air alami yang jernih. Kata "Ponggok" berasal dari bahasa Jawa yang bermakna pusat atau sumber, dan sering dikaitkan dengan air. Tak pernah terbayangkan bahwa umbul ini menjadi sumber air utama perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula di wilayah Polanharjo, Karanganom, Ceper masa pemberlakuan tanam paksa (Culturstelsel) di tahun 1830, jaman kolonial Belanda. Pabrik gula Ponggok berdiri pada 1880-an, dan pada 1930-an, pabrik gula ini mengalami kemunduran dan akhirnya tutup akibat perang, krisis ekonomi, dan sosial politik. Namun, air Umbul Ponggok tetap menjadi sumber irigasi bagi pertanian dan kebutuhan air minum warga sekitar.

 

 

Seiring waktu, masyarakat dan pemerintah desa melihat potensi wisata mata air ini, dan selanjutnya mengembangkannya menjadi destinasi wisata air melalui RPJMDes tahun 2007 di bawah kepemimpinan kepala desa Junaedhi Hadimulyono, S.H. Desa Ponggok perlahan namun pasti berubah dari desa agraris menjadi desa wisata. Sektor wisata inilah yang membuat Desa Ponggok dikenal sebagai salah satu desa terkaya di Indonesia pada 2015. Transformasi ekonomi desa ini terjadi berkat pemanfaatan Dana Desa. Pendapatan desa yang awalnya hanya Rp 80 juta per tahun meningkat drastis menjadi Rp 3,9 miliar per tahun, bahkan pendapatan BUMDes mencapai Rp 14 miliar per tahun. Profit yang diperoleh dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Ponggok di berbagai sektor, terutama kesehatan dan pendidikan.

 

 

 

 

Hal ini menarik perhatian Stube HEMAT yang selanjutnya membawa beberapa mahasiswa datang ke Umbul Ponggok dan melihat langsung pengelolaan wisata air tersebut. Kawasan Umbul Ponggok ada di tengah-tengah pemukiman yang padat, sehingga lahan parkir kendaraan pengunjung dikerjasamakan dengan halaman warga terdekat, jalan desa, dan halaman sekolah. Tenaga kerja dari warga setempat terserap di sektor wisata ini, mulai dari juru parkir, penjaga loket, UMKM yang berjualan baik di dalam areal Umbul Ponggok maupun di luar areal, tukang foto, atau juga instruktur diving. Bahkan salah satu penjual siomay yang ditemui di kawasan tersebut mengaku memiliki omset Rp 2 juta per hari. Meski wisata ini sebenarnya standard daerah, dilihat dari daya tampung, ketersediaan fasilitas pendukung, dan pemeliharaannya, namun wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah dan propinsi. snorkeling, diving, dan foto bawah air menjadi tawaran menarik bagi wisatawan. Didukung air Umbul Ponggok yang jernih dan aneka ragam ikan yang ada, memberi kesan nuansa kehidupan bawah laut yang indah, meski kedalaman kolam berkisar hanya 1,6-2,6 meter. Tidak mengherankan wisata air Umbul Ponggok bisa menyerap 5000 wisatawan per hari saat akhir pekan dan liburan.

 

 

Keberhasilan Umbul Ponggok tentu saja harus dibarengi dengan pemeliharaan areal wisata yang menunjang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebersihan, pengelolaan sampah, optimalisasi fungsi kamar mandi, bibir kolam yang licin, anjungan atas yang mulai berkarat, serta pemerataan kenyamanan setiap sudut tempat istirahat. Perlu juga diperhatikan kadar pelet pakan ikan di air yang berpotensi mencemari air dan kenyamanan pengunjung yang berenang. Namunbagaimanapun juga Umbul Ponggok menjadi salah satu acuan pengembangan potensi daerah yang bisa menginspirasi mahasiswa Stube HEMAT yang mengikuti eksposur lapangan. ***

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2025 (14)
 2024 (25)
 2023 (38)
 2022 (41)
 2021 (42)
 2020 (49)
 2019 (37)
 2018 (44)
 2017 (48)
 2016 (53)
 2015 (36)
 2014 (47)
 2013 (41)
 2012 (17)
 2011 (15)
 2010 (31)
 2009 (56)
 2008 (32)

Total: 666

Kategori

Semua  

Youtube Channel

Lebih baik diam dari pada Berbicara Tetapi tidak ada Yang Di pentingkan Dalam Bicaranya


-->

Official Facebook