Abon Babi: Kreativitas Mengolah Bahan Lokal

pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023
oleh Trustha Rembaka

Membuat Abon Babi di Sorong, Papua Barat Daya

 

         

Manusia memiliki potensi kreativitas untuk berdaya cipta, mengembangkan sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Kreativitas sendiri, menurut literatur Britannica, adalah kemampuan membuat atau mewujudkan sesuatu yang baru, baik solusi terhadap masalah, metode atau perangkat, atau obyek atau bentuk seni baru.

 

 

Tuntutan pengembangan diri dan kemandirian mendorong semangat menemukan jalan keluar dengan memanfaatkan potensi diri dan beragam potensi di sekitarnya. Ini juga menjadi starting point Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat memetakan potensi yang ada di wilayah pelayanannya, baik di Raja Ampat maupun Sorong dan sekitarnya. Beragam temuan seperti potensi manusia yang memiliki semangat tinggi untuk belajar hal baru, keragaman hasil laut dan hasil bumi, profesi masyarakat setempat yang sebagian adalah nelayan dan sebagian lagi memiliki pekerjaan berburu babi hutan.

 

 

 

 

Salah satu langkah yang diambil adalah mengolah daging babi hutan menjadi abon. Gagasan ini muncul karena daging babi diolah untuk langsung konsumsi satu dua hari, sementara daging lebihnya belum ada upaya mengolah dalam bentuk lainsehingga muncullah ide membuat abon daging babi. Pdt. Grace Nanuru, S.Th. Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat menginisiasi pelatihan membuat abon daging babi hutan di bulan Agustus dalam dua tahap di 7 dan 11 Agustus 2023 di Majaran, kabupaten Sorong. Kaum perempuan baik ibu rumah tangga dan anak muda mengikuti pelatihan tersebut. Produk abon daging babi menyasar target rumah tangga sekitar, masyarakat di kota Aimas dan Sorong serta wisatawan yang membutuhkan kuliner khas Papua Barat Daya.

 

 

Dalam prakteknya, ini menggunakan daging babi hutan seberat 3-5 kg, dengan bumbu dasar bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, kemiri, gula merah, serai, asam, daun jeruk dan menggunakan rempah khas setempat selain santan dan minyak goreng. Daging babi disuwir-suwir dan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan kemudian digoreng dengan api kecil supaya matang merata. Langkah akhir yaitu meniriskan minyak goreng menggunakan spinnerResep sejumlah itu menghasilkan 40-50 bungkus abon babi dengan berat @ 50 gram dengan harga jual Rp 20.000 per kemasan.

 

 

Sebagian pembeli mengaku cocok dengan abon babi original dengan rasa manis gurih yang khas dan sebagian lain menyukai varian abon daging babi rasa pedas. Adanya dua varian ini menjadi alternatif bagi konsumen untuk membeli sesuai selera.

Terobosan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat mengolah abon daging babi menumbuhkan spirit baru untuk berkembang, bahkan membidik peluang wirausaha berbasis kuliner lokal di Papua Barat Daya. Mari unjuk kreativitas berbasis potensi lokal! ***

 


  Bagikan artikel ini

Stube HEMAT: Ruang Belajar Untuk Semua

pada hari Jumat, 17 Februari 2023
oleh Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat

Pelatihan PowerPoint di Majaran, Sorong

 

Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat.          

Isu pendidikan di kawasan Papua Barat menjadi perbincangan menarik ketika muncul berita 68.988 anak Papua Barat tidak bersekolah karena beragam penyebab. Ini mesti mendapat perhatian serius, tidak saja sekolah dan anak didik tapi juga keluarga, gereja masyarakat, pemerintah dan lembaga atau individu yang memiliki keterpanggilan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Barat (sebelum pemekaran).

 

 

Concern terhadap dunia pendidikan menjadi bagian Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat sebagai gerakan peningkatan kualitas Sumber Daya Anak Manusia khususnya anak muda. Di semester ini Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat mencanangkan program Pendidikan: Jangan biarkan seorang pun tertinggal. Program ini merujuk pada teknologi yang mengubah cara hidup manusia dan berperan penting dalam setiap aspek kehidupan. Harus diakui dengan teknologi pekerjaan makin mudah dan efisien, namun nyatanya tidak setiap orang di Raja Ampat bisa mudah mengakses teknologi karena hambatan ekonomi, komunikasi dan fasilitas.

 

 

Salah satu terobosan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat adalah menyediakan pendampingan belajar PowerPoint untuk menjawab tuntutan keterampilan membuat presentasi baik di sekolah maupun di pekerjaan. Kegiatan ini diadakan di Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI Papua) Jemaat Marthen Luther, Majaran, Sorong, Papua Barat Daya (Kamis 16/2/2023). Awalnya target peserta adalah anak muda, ternyata beberapa guru SMP SMA, tenaga penyuluh, aktivis gereja dan karyawan sejumlah dua belas orang mengikuti pendampingan yang dipandu oleh Patrick Sarwom, Ando Korwa dan Trustha Rembaka. 

 

 

Bagian pertama Patrick Sarwom memandu para peserta mengenal fungsi-fungsi menu yang biasa dipakai dalam membuat presentasi PowerPoint dari fungsi dasar, memilih template, memasukkan teks dan modifikasi tampilan warna, gambar dan animasi. Di tahap ini terungkap bahwa peserta menggunakan versi yang lama karena ada ada menu-menu yang belum tersediaDalam proses pembuatan presentasi, Ando memandu peserta mendesain presentasi liturgi gereja untuk tema masa Paskah. Para peserta berlomba mencari gambar yang cocok, jenis dan ukuran huruf, komposisi warna dan animasinya agar presentasi menjadi menarik. Di bagian ketiga adalah presentasi yang menampilkan hasil desain PowerPoint setiap peserta dan Trustha Rembaka berperan sebagai penanggap. Secara umum konten yang harus muncul mencakup nama kegiatan, tema kegiatan, tempat, waktu dan gambar tersaji. Penanggap memberikan masukan seperti tulisan harus mudah dibaca dan dipahami publik dengan menggunakan jenis huruf yang tebal, memilih warna yang kontras dan penempatan tulisan sesuai template agar tidak menutup gambar.

 

 

Hasil-hasil desain PowerPoint para peserta mendapat apresiasi Pdt. Grace Nanuru, Multiplikator Stube HEMAT di Raja Ampat yang juga pendeta di gereja setempat. Ia mengatakan bahwa kegiatan Multiplikasi Stube HEMAT di Raja Ampat menjadi ruang belajar untuk semua, sehingga masukan-masukan yang ada menjadi bekal untuk merancang presentasi berikutnya lebih baik, bahkan ia memberi kesempatan peserta mendesain PowerPoint liturgi gereja  untuk ditampilkan di kebaktian gereja.

 

 

Kemauan menjadi kekuatan dasar seseorang untuk berkembang dan terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pelatihan-pelatihan yang ada bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan belajar untuk meningatkan kualitas diri menghadapi masa depan. ***


  Bagikan artikel ini

Berjumpa dan Semangat Berwirausaha

pada hari Jumat, 17 Februari 2023
oleh Tiara Gamalia Sangadji

 

 

Awalnya saya tidak tahu tentang Stube-HEMAT sehingga saya tidak mengetahui kegiatan-kegiatannya. Ketika mendengar teman-teman saya bercerita tentang Stube HEMAT dan kegiatannya yang menarik, saya menjadi begitu penasaran. Akhirnya saya memutuskan datang dalam kegiatan Stube HEMAT di bulan November tahun lalu (2022). Saya sangat senang dalam pertemuan ini, walau hanya dua hari tetapi bisa membuat saya bersemangat untuk melakukan kemajuan.

 

 

Saya Tiara Gamalia Sangadji, seorang anak muda yang lahir dan besar di kampung Yenanas, Distrik Batanta Selatan, Kabupaten Raja Ampat. Saya bersekolah dari SD sampai SMA di Yenanas. Setelah lulus SMA tahun 2022 saya melanjutkan studi di luar pulau, yaitu di Sorong, tepatnya di Universitas Kristen Papua (UKIP) program studi Pendidikan Agama Kristen (PAK). Saya memiliki semangat  menjalani proses belajar untuk masa depan. Saya bergabung dengan beberapa kelompok kegiatan, namun dalam kegiatan Stube HEMAT yang saya ikuti, yaitu Multiplikasi Stube-HEMAT di Raja Ampat yang dikoordinir oleh Pdt. Grace Nanuru, saya menemukan hal yang berbeda karena mahasiswa didorong untuk mandiri dan mengungkapkan ide-ide, salah satunya dengan wirausaha. Para peserta mendapat kesempatan untuk mengungkapkan ide dan impian tentang berwirausaha, bahkan kami juga bertemu langsung dengan pengurus Stube-HEMAT dari Yogyakarta.

 

 

 

Dari kegiatan Stube-HEMAT saat itu, beberapa mahasiswa termasuk saya mendapat kesempatan untuk memulai usaha bisnis. Masing-masing peserta mendapat pinjaman modal untuk merintis bisnis yang telah dipilih. Kemudian pinjaman modal ini dikembalikan secara bertahap sesuai kesepakatan. Saya memilih berbisnis kue donat yang dipasarkan di Yenanas Selatan karena belum ada yang berjualan kue di kampung halaman saya. Dalam menjalankan usaha ini saya bekerjasama dengan mama untuk membuat adonan kue donat, menggoreng dan menjual ke pembeli. Saya dan mama masing-masing bisa membuat kue donat dari awal sampai akhir sehingga meskipun saya harus kembali ke kota Sorong untuk kuliah, mama tetap bisa menjalankan bisnis kue donat di kampung. Mama saya juga senang ketika saya mau bekerja berjualan kue donat dan penjualan kue donat juga cukup bagus.

 

Terima kasih Stube HEMAT untuk kegiatan ini yang memberi kepada kami kemajuan, semangat untuk mengembangkan potensi berwirausaha anak muda di Raja Ampat. ***

 


  Bagikan artikel ini

Anak Muda Raja Ampat: Kreativitas untuk Mandiri

pada hari Sabtu, 28 Januari 2023
oleh Yuliana Mambrasar

 

Tulisan ini menjadi sharing pengalaman saya, Yuliana Mambrasar yang lahir dan besar di Yenanas, distrik Batanta Selatan, kabupaten Raja Ampat. Saya bersekolah di Yenanas dari SD sampai tamat SMA tahun 2014. Saya melanjutkan kuliah teologi di Surabaya namun akhirnya tidak selesai karena tidak mendapat persetujuan orang tua dan beragam kendala lainnya. Namun demikian, keadaan ini tidak menghentikan saya untuk mengiktui organisasi dan melayani melalui kegiatan doa bersama sampai penginjilan di kawasan Raja Ampat, Sorong dan sekitarnya, dari kota sampai pedalaman.

 

 

 

Dari kegiatan-kegiatan yang saya ikuti akhirnya saja bertemu dengan Stube HEMAT di Raja Ampat yang dikoordinir oleh Pdt Grace. Di Stube HEMAT saya belajar tentang Wirausaha anak muda, Kesetaraan Gender, Kesehatan Masyarakat, dan topik lainnya yang membuat anak muda semakin mengenal daerahnya. Kabupaten Raja Ampat sendiri adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat Daya dengan ibukota di Waisai yang terletak di semenanjung kepala burung pulau Papua. Kabupaten Raja Ampat memiliki luas 67.379,60 km dengan daratan 7.559,60 km dan lautan 59.820,00 km. Kabupaten ini meliputi empat pulau utama, yaitu Waigeo, Misool, Salawati dan Batanta. Dari 610 pulau hanya tiga puluh lima pulau yang berpenghuni dan selebihnya tidak berpenghuni bahkan belum memiliki nama. Kabupaten ini memiliki potensi di kelautan, dari pulau-pulaunya, pantai dan pesisir, ikan tangkap, ikan hias, rumput laut, terumbu karang dan berbagai biota laut lainnya. Saat ini kepulauan Raja Ampat menjadi tujuan para penyelam untuk menyaksikan keindahan lautnya.

 

 

 

Di program Wirausaha, saya dan tiga mahasiswa lainnya mendapat pinjaman modal usaha dari Stube HEMAT. Modal ini akan diangsur secara bertahap sesuai dengan komitmen yang dibuat. Usaha bisnis yang saya lakukan adalah membuat kerajinan mahkota dan penjualan ikan asin. Kemudian, saya pindah tempat tinggal dari Sorong ke Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan, tepatnya di kampung Sira, distrik Saifi dan menetap bersama keluarga. Di sini masih pedalaman dan sebagian masyarakat di sana belum semaju di Sorong, ini menjadi peluang saya untuk memulai usaha kecil yang menyediakan kebutuhan masyarakat setempat dan dekat dengan sekolahan, seperti kue donat, minuman jus, kue sakura, dan kue kering selain pembuatan mahkota tradisional dan ikan asin. Saat ini saya sedang membangun kios kecil untuk memasarkan makanan, barang kebutuhan dan kerajinan tangan.

 

 

 

Saya yang sudah mengenal Stube HEMAT bahkan sudah mempraktekan dan merasakan manfaatnya, mari kita membantu masyarakat kita yang masih tertinggal dan belum mendapat perhatian dari pemerintah, baik lingkungan, pendidikan, kesehatan dan tempat tinggal. Harapan saya, nantinya Stube HEMAT bisa menjangkau daerah Raja Ampat lebih luas sampai di pedalaman karena anak muda sangat membutuhkan hal-hal positif seperti pelatihan di Stube HEMAT, namun mereka belum tahu bagaimana cara untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan potensi alam di sekeliling mereka.

 

Untuk anak muda di Raja Ampat dan sekitarnya, mari kita sama-sama mengembangkan Sumber Daya Manusia supaya mampu mengelola potensi yang ada untuk kemakmuran masyarakat. Salah satu program yang ada adalah Stube HEMAT di Raja Ampat yang siap membantu dalam mengembangkan pola pikir dan hidup kita. Jou suba. ***

 


  Bagikan artikel ini