Anak merupakan manusia atau individu yang memiliki bermacam potensi dalam dirinya yang perlu dikembangkan dalam menjalani hidupnya. Anak juga merupakan generasi penerus kepemimpinan bagi bangsa ini, oleh karena itu, anak perlu dilatih dan dibimbing dalam mengembangkan ide-ide yang mereka miliki. Pemahaman betapa berharganya seorang anak belum sepenuhnya dimengerti oleh orang tua.
Salah satu persoalan sosial yang terjadi di desa Rakawatu, desa asal saya, adalah rendahnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak. Situasi ini tidak mendukung bagi perkembangan intelektual anak-anak, karena mereka adalah generasi penerus Sumba sekaligus bangsa ini. Mereka seharusnya mendapat kesempatan dan dukungan yang kuat dari orang tuanya untuk mendapat pendidikan secara layak dan baik. Ini menjadi tantangan saya yang berasal dari Rakawatu untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk anak-anak di desa saya saat libur kuliah. Akhirnya saya memberanikan diri mengajukan diri menjadi peserta program Village and Me, salah satu program Stube HEMAT Sumba.
Stube-HEMAT Sumba merupakan lembaga pendampingan anak muda dan mahasiswadi Sumba yang bekerja mewujudkan kesadaran untuk memahami masalah di sekitarnya. Dari banyak program yang dimiliki, Program Village & Me memberi peluang kepada anak muda dan mahasiswa untuk mengembangkan diri dan memahami persoalan sosial di sekitarnya dengan mengirim kembali mahasiswa ke desa asalnya untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Setelah beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan team Stube-HEMAT Sumba tentang program ini, akhirnya pada tanggal 1 Agustus 2018, Stube-HEMAT Sumba mengirim saya ke GKS Rakawatu, Lewa untuk melaksanakan kegiatan untuk anak-anak di desa saya. Saya ingin berbagi dan belajar bersama anak sekolah minggu di GKS Rakawatu.
Kegiatan yang saya rancang ini bisa menjadi sarana anak-anak bisa menyalurkan aspirasi dan aktualisasi diri anak dalam bidang seni, sehingga ide-ide anak dapat dikembangkan melalui kreativitas-kreativitas yang mereka miliki dalam dirinya. Kegiatan yang dilaksanakan, yaitu lomba menggambar, membaca dan mewarnai. Lomba menggambar diikuti oleh anak kelas V-VI, lomba membaca diikuti oleh anak kelas III-VI, dan lomba mewarnai diikuti oleh anak usia PAUD sampai kelas II.
Sebagai mahasiswa jurusan Biologi, saya juga berbagi bagaimana membuat pupuk bokashi dan nutrisi pakan ternak dengan para petani di desa saya. Selain cara membuatnya praktis dan sederhana, bahan-bahannya juga tersedia di sekitar rumah. Dengan memiliki ketrampilan membuat pupuk sendiri, para petani diharapkan bisa mengurangi biaya belanja pupuk, selain itu pupuk ini juga merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan. Karena ternak juga menjadi salah satu pendapatan keluarga, maka dengan peningkatan nutrisi yang dibuat dari bahan lokal seperti jantung pisang dan gula cair, ternak para petani akan lebih sehat dan tumbuh dengan baik, sehingga harga jualnya pun meningkat.
Pdt. Benyamin Melip, S.Th, pendeta setempatmengapresiasi kegiatan ini dan mengatakan, “Melalui kegiatan ini anak-anak dapat membangun rasa percaya diri dalam mengikuti perlombaan, melatih kemandirian dan cara berpikir anak yang kritis, serta melatih anak lebih kreatif untuk mengembangkan ide-ide yang mereka miliki.”
Anak merupakan individu yang memiliki bermacam potensi dan mereka sangat membutuhkan bimbingan dan dampingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa darinya melalui berbagai aktivitas positif. Meskipun sederhana, aktivitas ini menjadi sarana bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dan menumbuhkan motivasi belajar mereka. (Naser Randa Hailu Poti).
*) Naser Randa Hailu Poti,
Mahasiswa Unkriswina, pendidikan biologi, tinggal di Lewa Rakawatu, Lewa.