Sapaan Pagi 1: Para Aktivis Muda Pulau Alor

pada hari Selasa, 20 Oktober 2020
oleh adminstube

 

Perjalanan mengunjungi para multiplikator di dua pulau yakni pulau Alor dan Sumba memberikan kesan bagi pengurus yang berkesempatan bertemu dengan mereka. Berikut adalah catatan dan kesan dari Pdt. (Emiritus) Bambang Sumbodo, S.Th., M.Min setelah melihat lapangan dan bertemu langsung.

Sosok anak muda ini wajahnya angker, tetapi memiliki hati lembut bak salju. Anak muda itu bernama Petrus Maure. Petrus adalah seorang sarjana komputer dari perguruan tinggi di Yogyakarta. Pergumulan hidup dan batin menjadi multiplikator dan menjadi dirinya sendiri tidaklah mudah karena orang tua Petrus yang tinggal di Kupang menghendaki anaknya menjadi pegawai negeri. Orang tua sudah membiayai studi dengan susah payah agar anaknya menjadi pegawai negeri, tetapi Petrus merasa tidak terpanggil untuk menjadi pegawai, ia ingin berbuat sesuatu untuk anak-anak juga kaum muda agar tidak tertinggal menghadapi masa depan dengan membuat kelompok belajar bahasa Inggris bersama anak-anak muda lainnya di dua pedesaan. Yang pertama di Naila dan yang kedua di Pasi. Kelompok belajar bahasa Inggris di Naila dinamakan Lakatul yang berarti tidak ada yang tersembunyi, dipimpin nona Marlis Mutiara Maure, seorang sarjana perikanan.  Kelompok belajar di Pasi dipimpin oleh Yusuf Tande, seorang sarjana Bahasa Inggris. Kelompok belajar ini diberi nama Air Mancur. 

Petrus sosok figur pekerja keras seperti tidak mengenal lelah kalau orang Jawa menyebut wong sing ora duwe udel (orang yang tidak punya pusar) seperti kuda tidak punya puser yang menjadi tolak ukur kekuatan (PK). Selain merintis kursus Bahasa Inggris bersama teman-teman aktivis di Alor, Petrus juga mengumpulkan para pemuda dan mahasiswa untuk dilatih membuat sablon kreatif dan produk kerajinan berbahan lokal, serta ada galeri utuk memasarkan sehingga pemuda yang belum mempunyai pekerjaan bisa ada kegiatan yang menghasilkan. Di samping itu juga ada kelompok diskusi untuk mendiskusikan apa yang berkembang dan sedang terjadi di tengah masyarakat seperti Pilkada, lingkungan hidup, dunia pertanian, tanah berbatu juga sosial politik dan ekonomi sehingga para anak muda tahu dan nantinya tidak menjadi korban ketidak-tahuan dengan menghadirkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing tanpa lupa untuk melestarikan peninggalan budaya. 

Kiranya dengan rintisan awal yang baru dimulai Juli 2020 ini ini bisa berlanjut untuk menjadikan generasi muda khususnya pemuda gereja menjadi perintis perubahan yang lebih maju khususnya dalam pewartaan kasih Allah kepada manusia.


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (3)
 2022 (10)
 2021 (10)
 2020 (4)

Total: 27