Membangun Air Mancur Melalui Pariwisata Integratif

pada hari Selasa, 31 Agustus 2021
oleh Petrus Maure, S.Kom
 
 
 

 

Oleh:  Petrus Maure, S.Kom

 

Sesuai konsep pembangunan pemerintah pusat dan daerah yang gencar melakukan percepatan pembangunan dan pengelolaan sumber daya manusia melalui sektor pariwisata, Nusa Tenggara Timur diproyeksikan sebagai pintu gerbang wisata ekologis. Konsep ini mengharuskan semua elemen melakukan perencanaan dan aksi sesuai dengan porsi tugas tanggung jawabnya. Pariwisata adalah konsep pembangunan yang rumit karena melibatkan seluruh elemen yang ada di wilayah yang menjadi target pariwisata, sehingga butuh kerja kolaborasi dan kolektif dalam pembangunan pariwisata. Seiring dengan keadaan bumi yang makin kritis karena dampak pemanfaatan kebutuhan manusia secara serakah, juga pembangunan pabrik besar-besaran dan pola konsumsi manusia yang tidak bertanggung jawab, maka pembangunan melalui pariwisata yang bertanggung jawab dengan pola berkelanjutan menjadi pilihan yang harus dilakukan baik perencanaan dan pemanfaatannya.

 

 

Sesuai konsep wisata berkelanjutan, pihak universitas menjadi sangat penting berperan mengkaji perencanaan pembangunan pariwisata dan mengarahkan kebijakan pemerintah terkait pembangunan pariwisata yang baik dan benar. Agar mencapai tujuan pariwisata yang baik, tidak dipungkiri perlu waktu dan perencanaan yang matang supaya mendatangkan keuntungan. Universitas juga punya tugas dan tanggung jawab mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan mumpuni dalam dunia pariwisata.

 

 

 

 

Bertepatan dengan pengabdian mahasiswa Universitas Tribuana (UNTRIB) Kalabahi, lewat program Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM) tahun 2021, maka program Multiplikasi Stube HEMAT di Alor secara kolektif mensinergikan komponen-komponen yang ada melakukan pemetaan dan mengkaji semua potensi pariwisata dan permasalahannya di desa Air Mancur. Temuan-temuan menarik tersebut dipaparkan bersama Pemerintah Desa, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Kelompok Air Mancur English Course, dan program Multiplikasi Stube-HEMAT di Alor dalam seminar sehari (30/08/2021).

 

 

Sesuai sasaran proram KBPM, UNTRIB tahun ajaran 2020-2021 “Bersama Untrib Kita Membangun Pariwisata Alor”, maka tema seminar yang dipilih yaitu “Membangun Air Mancur Melalui Wisata Integratif”. Narasumber  yang diundang berkaitan dengan masalah yang mencakup: 1) manajemen dan dasar perencanaan pariwisata, dihadirkan Dinas Pariwisata Alor, Abdullah Sawaka, SE (Kabid. Pengembangan SDP dan Ekonomi Kreatif); 2) sumber daya manusia dan kajian pembangunan lewat pariwisata, maka dihadirkan rektor UNTRIB, Alvonso F. Gorang, MM; 3) wilayah pariwisata yang bersinggungan dengan wilayah hutan konservasi, dihadirkan pakar hukum, Rudi K. Lema Killa, SH.M.Kn; dan 4) perencanaan dan pengalokasian konsep wisata secara sederhana dihadirkan praktisi pariwisata Alor, Jefrianus Imanuel Hingmo, S.Pd, M.Sc.

Dari Dinas Pariwisata, Abdullah memaparkan strategi dan arah kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan dan pembangunan pariwisata di Alor periode pemerintahan saat ini dalam mewujudkan program strategis Bupati Alor yakni, “Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar”.

Dari sisi akademisi, rektor UNTRIB menekankan pada program universitas yang siap mendukung pembangunan pariwisata lewat ruang-ruang kajian dan pengabdian dosen dan mahasiswa. Karena kaum muda khususnya mahasiswa mempunyai kekuatan besar menyelesaikan tantangan pembangunan di daerah, wilayah atau kampung masing-masing. Untuk menjawab temuan masalah hukum terkait Hak Ulayat dalam kawasan konservasi, nara sumber menekankan pada kekuatan masyarakat dan hukum adat di wilayah setiap kampung. Yang menjadi kendala selama ini ialah kekuatan lembaga adat sudah lemah dalam praktik manajemen kerja dan pengorganisasian, yang sebenarnya mempunyai sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, sosial dan hukum di wilayah kampung.

Praktisi pariwisata Jefrianus Imanuel Hingmo, sebagai pembicara penutup memberi pemahaman konsep sederhana membangun pariwisata “Pariwisata  dibangun akibat dari pencapaian untuk memaksimalkan semua potensi lokal yang ada”. “Pariwisata bukan cabe rawit tapi pohon kelapa, yang berarti pariwisata tidak bisa dinikmati hasilnya secara penuh dalam waktu yang cepat, tetapi butuh waktu dan proses panjang agar bisa dinikmati secara utuh antara pihak yang menjadi objek wisata dan yang menjadi subjek wisata, atau yang disebut wisata berkelanjutan”, tuturnya.

Akhir dari seminar ini, memberi rekomendasi pertemuan lanjutan di kampus, untuk membahas secara detail pemasalahan masyarakat adat, dan sistem pengelolaan sumber daya yang ada di desa Air Mancur. Mahasiswa KBPM mendapatkan semangat sebagai kaum muda dan kelompok pemberdayaan msyarakat terus melanjutkan kerja untuk mengelola potensi wisata yang sudah dibangun bersama selama satu bulan terakhir. ***


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (3)
 2022 (10)
 2021 (10)
 2020 (4)

Total: 27