Generasi Sadar Kesehatan Pribadi

pada hari Senin, 11 April 2022
oleh Marsya Indri Yani

Oleh: Marsya Indri Yani.          

 

 

Saya Marsya Indri Yani, dari Lampung Utara dan saat ini tinggal di Pondok Diakonia, Batanghari. Saya mengikuti kegiatan Program Multiplikasi Stube HEMAT di Lampung berupa pelatihan ‘Generasi Muda Sadar Kesehatan Pribadi’ di GKSBS Batanghari wilayah Tanjung Harapan (9-10/04/2022). Peserta dalam kegiatan ini adalah Pdt. Theofilus Agus Rohadi, pendeta GKSBS Batanghari sekaligus multiplikator Program Stube HEMAT, pemuda dan remaja Pondok Diakonia, remaja dan warga gereja setempat, mahasiswa peserta exploring Lampung-Stube-HEMAT Yogyakarta dan tamu undangan lainnya. 

 

 

 

Ada empat materi yang dibahas dalam pelatihan ini. Topik pertama yakni mengenal penyakit berbahaya di usia muda oleh Sartono, S.K.M dari Dinas Kesehatan Lampung Timur. Sartono memaparkan bahwa HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat lemahnya sistem kekebalan tubuh. Virus HIV ditularkan melalui cairan darah, cairan vagina, cairan sperma dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. HIV bisa menulari siapa pun tanpa memandang umur, ras, jenis kelamin, termasuk bayi bisa terinfeksi dari ibu yang sudah terinfeksi HIV. HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan tapi ada obat Anti Retroviral (ARV) untuk mengendalikan virus tidak menyebar dalam tubuh. Perilaku yang bisa menyebabkan penularan HIV yaitu hubungan seks, penggunaan jarum suntik yang tidak diganti atau bersamaan, tranfusi darah dan berganti-ganti pasangan seks.

 

 

Topik kedua tentang ‘Pertemanan Yang Baik dan Menjaga Kesehatan’ disampaikan oleh Syarifudin, dari Puskesmas Tanjung Harapan. Ia menjelaskan bahwa pertemanan yang baik dan menjaga kesehatan adalah hubungan pertemanan yang tidak menjerumuskan ke hal negatif, misalnya ajakan menggunakan narkotika, sex bebas, pergaulan bebas, tapi sebaliknya, harus berdampak positif bagi masing-masing, seperti saling membangun, saling mengasihi, berdampak positif, saling percaya satu sama lain.

 

 

Selanjutnya, topik ketiga disampaikan oleh Widodo Jatmiko, S.Kep., perawat dari Puskesmas Trimulyo menyampaikan ‘Bahaya Sex di Usia Dini’. Saat ini anak usia dini dengan mudah melihat konten-konten dewasa (pornografi) karena perkembangan teknologi. Ini bisa mendorong mereka melakukan seks di usia dini. Kasus-kasus kehamilan di luar nikah dan pernikahan dini di Indonesia diakibatkan oleh hubungan seks usia dini. Dampak negatif dari seks usia dini adalah anak belum siap untuk hamil dan persalinan sehingga rentan aborsi, rasa malu dan sulit bersosialisasi, rentan penyakit menular seksual, depresi karena belum siap menjadi orang tua dan belum mandiri ekonomi yang juga menjadi alasan pemicu pembuangan bayi. Widodo memberi alternatif pencegahan, antara lain mengawasi penggunaan gadget pada anak, sosialisasi bahaya seks dusia dini dan penguatan spiritualitas.

 

 

Dr. Andri Susanto dari RS Mardi Waluyo menjadi narasumber terakhir yang menyampaikan topik ke-empat yakni ‘Reproduksi Manusia’. Ia menerangkan bahwa reproduksi manusia adalah pertukaran sel telur pria dan wanita untuk membentuk janin dalam rahim. Kedewasaan seseorang ditandai dengan haid, pinggul semakin membesar pada remaja perempuan, sedangkan laki-laki timbul jakun, tumbuh kumis, suara semakin berat dan mimpi basah. Ia mengingatkan cara-cara menjaga kesehatan reproduksi dengan tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan organ intim.

 

 

Pengetahuan-pengetahuan dari pelatihan ini memperkaya pemahaman peserta tentang kesehatan diri, dan memantik kesadaran pentingnya menjaga kesehatan sejak dini, memiliki pertemanan yang baik dan menjaga diri secara bertanggung-jawab.***


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (7)
 2022 (9)
 2021 (15)
 2020 (7)

Total: 38