Wawasan Keberagaman Beragama di Lampung Timur

pada hari Selasa, 15 Juni 2021
oleh Lusiana Sih Ayuning Tiyas
Oleh: Lusiana Sih Ayuning Tiyas.          

 

 

Masyarakat Indonesia perlu terus belajar dan menyadari pentingnya bagaimana hidup bertoleransi di tengah keberagaman. Catatan-catatan peristiwa yang menodai kerukunan beragama terus ada di negri ini, seperti perusakan tempat ibadah, sulitnya mendirikan tempat ibadah, merasa benar sendiri dan masih banyak lagi. Peristiwa-peristiwa ini menjadi petunjuk bahwa sikap sadar keberagaman dan toleransi perlu terus ditumbuhkan di Indonesia.

 

 

Upaya menumbuhkan sikap sadar keberagaman dan toleransi menjadi bagian dari program Multiplikasi Stube-HEMAT di Lampung dengan acara dialog lintas agama bersama pemuka-pemuka agama di gedung gereja Kutosari dengan tema ‘Pertemuan dan Dialog Lintas Iman’ (14/6/2021). Dialog ini menghadirkan 4 pemuka agama yakni Kristen, Katolik, Islam dan Buddha sebagai narasumber. Para pemuda lintas iman di Lampung Timur menghadiri dialog tersebut dan membekali diri mereka agar mampu mampu meminimalisir kerawanan di Lampung, salah satunya konflik agama. Dalam kegiatan yang dikemas dalam bentuk diskusi panel para tokoh lintas agama menyampaikan pesan dan pengajaran tentang keberagaman di Lampung.

Pembicara pertama Pdt. Hadi Nuranto, S.Th, menyampaikan bahwa dalam kekristenan jelas sekali mengajarkan tetang kerukunan yang harus diupayakan bersama dengan cara mengasihi orang lain seperti mengasihi dirinya sendiri. Tak jauh berbeda, Bernadus Bambang Susanto dari Katholik mengungkapkan bahwa Katholik melihat kerukunan di bumi Indonesia adalah situasi yang tidak boleh ditawar-tawar untuk dilakukan. Ajaran cinta kasih Tuhan Yesus menjadi dasar untuk membangun pertemanan baik dengan agama lain. Berikutnya dari agama Buddha, Limarjuna Panjaitan menyampaikan bahwa umat Buddha memiliki ajaran untuk tidak melakukan yang jahat kepada orang lain jika ia tidak ingin mengalami apa yang buruk dalam hidupnya. Kemudian ustad Sokin, menegaskan bahwa ia sebenarnya menyayangkan jika kejadian yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia seolah-olah dilakukan oleh umat Islam yang tidak toleran dengan agama lain. Ia juga menegaskan bahwa ajaran Islam harus menjadi pembawa damai bagi seluruh ciptaan. Sama dengan ajaran agama yang lain, Islam juga mengajarkan untuk mengasihi, dan menghormati satu dengan yang lain.

Sebagai ruang interaksi dalam kegiatan, para peserta mendapat kesempatan bertanya untuk memperdalam pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan kepada para tokoh agama, dan mereka cukup antusias mengungkapkan rasa ingin tahunya.

Dari seminar tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu agama pun yang menginginkan konflik dan perpecahan. Semua agama berharap bisa hidup rukun dan damai dengan semua orang yang berbeda dengan dirinya. Hanya beberapa oknum saja yang belum paham tentang semua itu, sehingga memicu konflik yang terjadi. Keragaman agama harus dipandang sebagai kekuatan positif untuk membangun bangsa dan negeri ini. Adanya komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain menjadi kunci untuk  mengelola potensi daerah yang bersumber dari kekayaan keberagaman yang ada.***

 

 


  Bagikan artikel ini

Berita Web

 2023 (7)
 2022 (9)
 2021 (15)
 2020 (7)

Total: 38