Minggu, 31 Januari 2021, bertempat di Pondok Diakonia diadakan diskusi “Memahami dan mengenal potensi Lampung”. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 pelajar dan mahasiswa dengan narasumber Dharma Setyawan, dosen IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Metro yang mengajar bidang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam pemaparannya disampaikan bahwa Lampung adalah provinsi yang potensial untuk dikembangkan dari berbagai aspek kehidupan. Sebenarnya potensial atau tidaknya sebuah daerah tergantung bagaimana manusia yang ada di dalamnya mengelola dengan baik. Sebagai contoh daerah Yosomulyo Metro yang telah dikembangkannya bersama para mahasiswa di sekitar Metro Lampung. Yosomulyo termasuk daerah perkotaan tetapi tidak ada pasar, namun demikian di tangan anak-anak muda dan masyarakat, siapa yang dapat menyangka sekarang ini menjadi daerah yang ramai dan beromset ratusan juta rupiah setiap bulannya hanya dari satu wilayah RT (Rukun Tetangga) saja.
Lampung juga sebuah daerah yang memiliki potensi besar dari segi pariwisata baik dari barisan bukit dan luasnya pantai di beberapa daerah. Sebagai daerah pertanian, Lampung merupakan daerah sentra hasil bumi yang memiliki nilai tawar yang baik. Lahan di Lampung dapat dikelola sebagai lahan pertanian dan sekaligus peternakan dan pertanian. Daerah-daerah industri besar juga ada di Lampung seperti daerah Panjang dan pelabuhan Panjang. Ditambah dengan keanekaragaman agama, suku, dan budaya menjadi nilai lebih yang menjadi aset provinsi ini.
Oleh karena itu narasumber menyampaikan bahwa generasi muda seperti pelajar, mahasiswa dan anak-anak muda Lampung dianugerahi sebuah negri yang sangat kaya dengan segala potensinya. Hal ini menjadi berita baik bagi anak-anak muda yang kreatif dan inovatif sehingga mereka bisa mengembangkan daerahnya tanpa harus pergi keluar Lampung untuk bertaruh nasib bagi masa depan mereka. Lampung cukup bagi mereka untuk hidup. Potensi Lampung masih perlu digarap dengan profesional dan perlunya membangun kemitraan dengan para pihak sehingga bisa mengoptimalkan potensi yang akan dikelola. Banyak daerah di Lampung yang dapat dikelola dengan mandiri baik oleh masyarakat desa dan anak-anak muda berupa gereja pariwisata, agrotani, dan lain sebagainya.
Sekali lagi, berpotensi atau tidaknya sebuah daerah tergantung seberapa besar masyarakat, dan generasi muda mau bergerak dan mengelola potensi yang ada di dalam dirinya dan orang lain.
Pelajar dan mahasiswa serta pemuda yang mengikuti kegiatan diskusi ini semakin memahami potensi Lampung dan diharapkan termotivasi untuk mengelolanya. Demikian juga ketika mengetahui kerawanan di Lampung, pelajar dan mahasiswa serta generasi muda terdorong untuk membangun relasi yang semakin baik melalui agama, budaya, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. ***