Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu bersama Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) Indonesia membuat workshop untuk anak muda dengan mengusung topik Ciptakan Peluangmu Sendiri, sebagai pemantik pemikiran bagi anak muda di desa untuk menghidupkan perekonomian desa. YABIMA sendiri adalah lembaga milik Sinode GKSBS dan berkedudukan di Metro, Lampung.
Workshop ini digelar pada tanggal 26-27 Mei 2018, bertempat di GKSBS Kurotidur. Sesi pertama diampu oleh Ariani Narwastujati, S.S., S.Pd., M.Pd., dengan tajuk “Temukan dan apresiasi potensi kita sebagai pemuda desa”. Pada sesi ini peserta diminta untuk memikirkan kembali hal-hal yang menyenangkan karena tinggal di desa. Meski dengan ragu masing-masing peserta memberi jawaban seperti di antaranya; 1) mudah mendapat air, 2) tahu cara bertani, 3) tidak polusi, 4) warganya suka berbagi, serta 5) orang-orangnya ramah. Selanjutnya peserta belajar apa itu Nawacita dan memahami apa itu desa dan mengapa desa menjadi fokus yang didengung-dengungkan untuk dibangun. Peserta juga diajak menggali potensi diri yang kemudian dipakai untuk mengembangkan desa baik alamnya maupun manusianya.
Sesi kedua oleh Dr. Murti Lestari, M.Si., dengan tajuk “Keuntungan bekerja di desa sendiri”. Sektor pertanian tetap menjadi unggulan di desa. Tanaman apapun bisa dikembangkan dan bisa menjadi pokok pencaharian petani. Dalam kondisi ini, bila ada tanah tidak boleh dibiarkan menganggur karena sejengkal tanah adalah berharga. Keuntungan bekerja di desa di antaranya adalah pengeluaran yang sederhana. Beberapa hal bisa diganti dengan baranglain. Orang yang tinggal di desa bisa menemukan alternatif pemenuhan kebutuhan yang tidak harus beli seperti sayuran ataupun lauk pauk sebagai kebutuhan pokok harian.
Sesi ketiga diampu oleh Pdt. Eko Nugroho, S.Si.,(teol) dengan tajuk “Latihan pengorganisasian dan pemetaan desa”. Dalam sesinya, Pdt. Eko Nugroho menyampaikan bahwa Sinode GKSBS ingin melayani umat se-Sumatera bagian selatan. Dalam melayani pemberdayaan masyarakat, Sinode bekerja melalui lembaga YABIMA Indonesia. Topik yang diusung seputar ekologi, gender, keadilan, dan pendidikan. Kerjasama dengan Stube-HEMAT menjadi menarik karena YABIMA juga menggeluti bidang pelayanan pendidikan pemuda. Diakuinya bahwa memang sulit melayani Sumatera bagian Selatan hanya dengan beberapa orang (Tim kerja YABIMA, 8 orang). Oleh karenanya, kerjasama dengan Stube-HEMAT dapat menjadi kerjasama strategis untuk waktu ke depan dalam memperkuat pemuda-pemuda di lingkungan Sumatera bagian selatan. Hal ini juga merupakan bagian dari pengorganisasian kekuatan untuk melayani masyarakat.
Sesi keempat adalah materi rencana tindak lanjut oleh Pdt. Eko Nugroho, S. Si. (teol) dan Yohanes Dian Alpasa, S. Si.(teol). Pada rencana tindak lanjut ini, peserta diajak untuk merancang kembali rencana pertemuan ke depan. Pemuda Bengkulu Utara, Stube-HEMAT, dan YABIMA Indonesia akan bertemu kembali untuk memperdalam isu-isu sosial yang patut digumuli bersama. (YDA).