Bincang-Bincang Mahasiswa Indonesia-Jerman

pada hari Senin, 27 Juli 2020
oleh Linda Titiwijayanti
 
Program Multiplikasi STUBE-HEMAT di Bengkulu melalui salah satu program "Redaksi Simple-B" mengadakan siaran langsung via instagram (Minggu, 26/07/2020). Siaran tersebut berlangsung selama 45 menit (14.00-14.45 WIB) dipandu oleh Linda Titiwijayanti, redaktur Simple-B dengan menghadirkan narasumber Lidia Hotmaida Naibaho, SP. Lidia adalah mahasiswa asal Sidikalang Sumatera Utara yang saat ini menempuh program pendidikan pascasarjana di Georg August Goettingen University, Jerman. Ia mengambil program studi Sustainable Internasional-Agriculture. Lidia telah menyelesaikan program sarjananya di Universitas Sriwijaya jurusan pertanian. 
 
 
Di awal siaran, Lidia menuturkan bahwa saat ini perkuliahan di Jerman dilakukan secara daring menghindari penyebaran Covid-19. Ia juga menceritakan perbedaan antara kehidupan mahasiswa di Jerman dan di Indonesia. Ia mengakui jika perkuliahan di Jerman lebih santai, dalam artian interaksi antara dosen dan mahasiswa seperti sahabat, ketika dosen tidak dapat menjawab pertanyaan mahasiswa, mereka akan meminta maaf. Biaya hidup di Jerman jelas lebih tinggi. Bagi mahasiswa non-beasiswa, setidaknya harus memiliki tabungan sekitar 130 juta rupiah per-tahun. Biaya sewa kos perbulannya mencapai 4 juta rupiah, sangat jauh berbeda dengan di Indonesia. Tidak perlu khawatir soal makanan, di sana tersedia beberapa toko Asia yang menyediakan bahan pangan dari benua Asia. 
 
Lidia kemudian menjelaskan bagaimana cara memperoleh beasiswa. Yang sangat penting ialah selalu menjaga semangat karena banyak proses yang harus dilalui, harus terus percaya diri dan optimis berhasil, serta memenuhi syarat yang dibuat oleh penyedia beasiswa seperti skor IELTS minimal 6 (skala 0-9), memiliki pengalaman kerja, aktif berorganisasi dan menjadi relawan. Untuk menambah penilaian, Lidia menyarankan, sebelum mendaftar beasiswa akan lebih baik jika mengikuti shortcourse. Shortcourse adalah salah satu jenis perkuliahan singkat yang biasanya berdurasi selama 1 hingga 8 minggu. Bentuknya bisa berupa pertukaran mahasiswa, pelatihan mengenai studi ilmu tertentu, dan pengenalan budaya serta pendidikan di negara penyelenggara atau universitas di seluruh dunia. Lidia juga berpesan supaya mahasiswa-mahasiswa Indonesia menggunakan ponsel dengan cerdas untuk menggali informasi seputar beasiswa seperti beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan DAAD (German Academic Exchange Service) yang mendukung mobilitas siswa internasional yang ingin melanjutkan studi di Jerman. 
 
 
Di akhir perbincangan, Lidia kembali menegaskan untuk para pengejar beasiswa, jangan pernah takut mencoba, kita tidak akan rugi karena kita akan memperoleh pengalaman dan belajar dari pengalaman itu sendiri. Sebelum melangkah tentu kita harus memiliki perencanaan dan tujuan yang jelas serta menyusun rencana jangka panjang maupun jangka pendek. 
 
Program Live di Instagram oleh program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu diujicoba pada Juli 2020 dan diharapkan makin banyak peserta yang mau berpartisipasi dalam setiap diskusinya karena akan selalu membahas topik-topik yang menarik.****

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105