Tantangan Dan Jalan Menuju Desa Berkelanjutan

pada hari Senin, 18 Oktober 2021
oleh Yedija Manullang

Oleh: Yedija Manullang

 

 

Beberapa tahun terakhir ini, keadaan desa lambat laun berubah membaik. “Desa akhirnya berdaulat!”, kira-kira begitu tanggapan banyak orang paska disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Sementara itu Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menerbitkan Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020 yang berfokus pada SDGs desa. Dalam regulasi ini diatur tentang prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2021 yang juga fokus terhadap upaya pencapaian SDGs. Permendesa PDTT Nomor 13 tahun 2020 ini dilatarbelakangi pemikiran terkait dengan model pembangunan nasional yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 terkait dengan pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan.

Berbicara mengenai pembangunan nasional maka tidak lepas dari peran pemuda dalam pembangunan desa. Berbicara mengenai pemuda, kita berbicara masa depan dan segala pemikiran yang mengarah kepada masa depan. Peran pemuda yang pertama adalah memperdalam ilmu dan pulang kembali ke desa untuk mengabdi ke masyarakat. Oleh karena itu, Multiplikasi Stube HEMAT Bengkulu menggelar diskusi dengan topik “Desa Berkelanjutan” pada Minggu (17/10/2021) dengan fasilitator seorang kepala desa yang masih muda usia 33 tahun bersama lima mahasiswa lintas universitas, Universitas Sumatera Utara, Universitas Lampung dan Institut Sepuluh November.

 

 

Charly Purba adalah kepala desa di desa Purba Manalu, Doloksanggul, Humbang Hasundutan, Sumatera telah menjabat 2 tahun pasca dilantik tahun 2019. Charly menilai untuk mencapai tujuan desa berkelanjutan diperlukan sinergitas semua elemen desa termasuk pemerintah desa, Badan Pengawas Desa, serta masyarakat desa itu sendiri. “Peran aktif elemen desa sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan kolektif masyarakat desa hingga mencapai keberlanjutan desa di masa yang akan datang. Keberlanjutan desa tidak hanya berbicara waktu yang akan datang, melainkan persiapan-persiapan menuju hari yang akan datang,” ujar Charly. Salah satu langkah menuju desa berkelanjutan adalah dengan melihat serta mengembangkan potensi desa itu sendiri. “Potensi desa menjadi sebuah kekuatan desa itu sendiri, misalnya potensi dari kelompok PKK di desa Purba Manalu yang saat ini tengah mengembangkan ubi singkong menjadi berbagai olahan makanan yang nantinya dapat diproduksi secara massal dan menjadi produk unggulan dan menambah penghasilan ibu rumah tangga”, jelasnya. Kendati demikian, tantangan dan persoalan sering dijumpai menuju desa berkelanjutan, di antaranya penggunaan dana desa yang masih dominan pada pembangunan fisik/infrastruktur dalam desa serta peran pemuda yang masih kurang aktif dalam pembangunan desa. “Penggunaan dana desa masih dominan untuk pembangunan fisik, jalan desa yang menghubungkan lahan atau sawah dari petani, masih sedikit untuk pengembangan sumber daya manusianya melalui pelatihan maupun workshop. Anggaran juga di-refocusing pasca badai Covid melanda Indonesia.” “Selain itu pemuda yang masih kurang aktif karena salah satu wadah tempat pemuda berkumpul di desa, yakni Karang Taruna sementara waktu itu non-aktif karena Covid-19 ini ditambah lagi banyak pemuda yang pergi merantau dan tidak banyak yang menetap di desa. Apalagi suara pemuda desa masih belum banyak terdengar, karena dominasi dari suara orang tua,” imbuh Charly.

Samuel Pardede, mahasiswa Universitas Sumatera Utara ini menilai bahwa eksistensi dan keterlibatan pemuda sangat mempengaruhi keberlanjutan pembangunan suatu desa. “Salah satu masalah utama adalah kurangnya ruang yang diberikan kepada para pemuda baik dalam hal menyuarakan aspirasinya maupun ruang untuk bereksplorasi. Terlebih saat bonus demografi yang dihadapi Indonesia tahun 2045, dimana usia produktif akan mendominasi usia non produktif. Oleh karena itu mulai sekarang pemuda harus diberikan kesempatan, mereka harus diberikan ruang untuk bisa bersuara agar dapat bergerak dan diberdayakan membantu membangun desa menjadi lebih baik,” ujar Samuel. Samuel berharap melalui diskusi ini membuat pemuda sadar dan mencari solusi bersama, apalagi diskusi ini dibawakan oleh sosok yang memiliki kepedulian pada pemuda khususnya di desanya. 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105