Tantangan Dunia Cyber di Bengkulu

pada hari Jumat, 30 April 2021
oleh Yohanes Dian Alpasa

Merespon perkembangan teknologi, terutama di dunia Teknologi Informasi, Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu mengusung program baru bertopik “Tantangan Dunia Cyber di Bengkulu”. Program ini dilakukan dengan tujuan, 1) Mahasiswa dan pemuda memahami perubahan pola hidup, budaya, dan kebutuhan atas kecakapan berbasis dunia cyber, 2) Mahasiswa mampu melakukan pengembangan diri untuk menghadapi tantangan dunia cyber, 3) Mahasiswa memahami peran mereka sebagai rantai penghubung bagi kelompok-kelompok yang buta teknologi, sehingga tidak ada kesenjangan yang tajam antar kelompok masyarakat berkenaan dengan dunia cyber. 

 

Untuk menggali potensi Bengkulu berkait dengan dunia cyber, Multiplikator Stube-HEMAT di Bengkulu mengadakan sosialisasi program “Tantangan cyber di Bengkulu” (30/04/2021). Sosialisasi ini diadakan untuk memetakan kembali peluang apa saja yang bisa digarap dalam dunia cyber. Potensi dunia cyber di Bengkulu yang pertama adalah sebagian masyarakat mengenal media sosial dan market place. Sebagian pemuda sudah menjadi reseler produk-produk impor, mulai dari tas, sepatu, dan kosmetik. Adit misalnya, salah seorang peserta Stube, membeli sepatu dari pasar cyber, harganya lebih murah dan bisa diantar sampai tempat. Sementara peserta yang lain, Panji misalnya, bertutur bahwa spare parts mesin dan beberapa barang serta peralatan tidak tersedia di Bengkulu, sehingga harus dipesan dan didatangkan dari luar, dan itu tersedia di pasar online. Informasi keberadaan barang dapat diperoleh dengan berselancar di dunia cyber dan bisa diketahui detail komponennya. Memang tidak semua barang itu bagus tetapi sebagian besar barang yang dipesan telah sesuai dengan harapan. Dalam bidang akademis, teman-teman mahasiswa dapat membeli buku di toko online, meskipun belum banyak pelajar yang memanfaatkannya. Baru sebagian kecil yang membeli buku dan membaca referensi ilmiahnya dari jurnal online yang diterbitkan oleh pusat studi di luar Bengkulu.

 

Di lain pihak, masih belum umum penggunaan teknologi cyber di kalangan pedagang, produsen barang dan jasa, petani, dan peternak untuk memasarkan produknya. Pedagang masih mengandalkan sistem pemasaran konvensional dengan bertatap muka dengan calon pembelinya. Mayoritas barang dan hasil pertanian yang beredar berasal dari luar daerah Bengkulu. Konsumen di Bengkulu membeli kebutuhan pangan mereka dari pasar lokal. Peralatan elektronik, peralatan bayi, peralatan dapur, pertukangan, mekanik, mulai umum dibeli dari pasar online.

Demikian diskusi awal sebagai pembuka dan pemantik ide dalam program ‘Tantangan Dunia Cyber’ dan akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain untuk memperdalam pemhaman dunia cyber. Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu mengundang teman-teman Mahasiswa dan Pemuda untuk dapat bergabung dengan tetap memakai protokol kesehatan. ***


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105