Ciptakan Peluangmu Sendiri (Workshop pemuda dan ekonomi desa)

pada hari Selasa, 29 Mei 2018
oleh adminstube
 
Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu bersama Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) Indonesia membuat workshop untuk anak muda dengan mengusung topik Ciptakan Peluangmu Sendiri, sebagai pemantik pemikiran bagi anak muda di desa untuk menghidupkan perekonomian desa. YABIMA sendiri adalah lembaga milik Sinode GKSBS dan berkedudukan di Metro, Lampung.

 
Workshop ini digelar pada tanggal 26-27 Mei 2018, bertempat di GKSBS Kurotidur. Sesi pertama diampu oleh Ariani Narwastujati, S.S., S.Pd., M.Pd., dengan tajuk “Temukan dan apresiasi potensi kita sebagai pemuda desa”. Pada sesi ini peserta diminta untuk memikirkan kembali hal-hal yang menyenangkan karena tinggal di desa. Meski dengan ragu masing-masing peserta memberi jawaban seperti di antaranya; 1) mudah mendapat air, 2) tahu cara bertani, 3) tidak polusi, 4) warganya suka berbagi, serta 5) orang-orangnya ramah. Selanjutnya peserta belajar apa itu Nawacita dan memahami apa itu desa dan mengapa desa menjadi fokus yang didengung-dengungkan untuk dibangun. Peserta juga diajak menggali potensi diri yang kemudian dipakai untuk mengembangkan desa baik alamnya maupun manusianya.
 
Sesi kedua oleh Dr. Murti Lestari, M.Si., dengan tajuk “Keuntungan bekerja di desa sendiri”. Sektor pertanian tetap menjadi unggulan di desa. Tanaman apapun bisa dikembangkan dan bisa menjadi pokok pencaharian petani. Dalam kondisi ini, bila ada tanah tidak boleh dibiarkan menganggur karena sejengkal tanah adalah berharga. Keuntungan bekerja di desa di antaranya adalah pengeluaran yang sederhana. Beberapa hal bisa diganti dengan baranglain. Orang yang tinggal di desa bisa menemukan alternatif pemenuhan kebutuhan yang tidak harus beli seperti sayuran ataupun lauk pauk sebagai kebutuhan pokok harian.
 
Sesi ketiga diampu oleh Pdt. Eko Nugroho, S.Si.,(teol) dengan tajuk “Latihan pengorganisasian dan pemetaan desa”. Dalam sesinya, Pdt. Eko Nugroho menyampaikan bahwa Sinode GKSBS ingin melayani umat se-Sumatera bagian selatan. Dalam melayani pemberdayaan masyarakat, Sinode bekerja melalui lembaga YABIMA Indonesia. Topik yang diusung seputar ekologi, gender, keadilan, dan pendidikan. Kerjasama dengan Stube-HEMAT menjadi menarik karena YABIMA juga menggeluti bidang pelayanan pendidikan pemuda. Diakuinya bahwa memang sulit melayani Sumatera bagian Selatan hanya dengan beberapa orang (Tim kerja YABIMA, 8 orang). Oleh karenanya, kerjasama dengan Stube-HEMAT dapat menjadi kerjasama strategis untuk waktu ke depan dalam memperkuat pemuda-pemuda di lingkungan Sumatera bagian selatan. Hal ini juga merupakan bagian dari pengorganisasian kekuatan untuk melayani masyarakat.

Sesi keempat adalah materi rencana tindak lanjut oleh Pdt. Eko Nugroho, S. Si(teol) dan Yohanes Dian Alpasa, S. Si.(teol). Pada rencana tindak lanjut ini, peserta diajak untuk merancang kembali rencana pertemuan ke depan. Pemuda Bengkulu Utara, Stube-HEMAT, dan YABIMA Indonesia akan bertemu kembali untuk memperdalam isu-isu sosial yang patut digumuli bersama. (YDA).

 

  Bagikan artikel ini

Doa dari Bengkulu untuk Surabaya

pada hari Selasa, 15 Mei 2018
oleh adminstube
 
 
Minggu 13 Mei 2018, suasana hening menyelimuti hati orang-orang percaya, hari saat kami menyediakan diri berkumpul bersama sesama memuji Tuhan. Belum sampai tengah hari, kami sudah mendengar peristiwa pengeboman tiga gereja di Surabaya yang diberitakan oleh media dan dikuatkan dengan cerita rekan angkatan Theologia UKDW yang melayani di Surabaya. Hening berubah menjadi duka ketika mendengar korban yang jatuh dan terluka baik itu remaja, pemuda, bapak-ibu jemaat, bahkan anak-anak sekolah minggu.

 
Pernyataan solidaritas dilakukan dengan banyak cara. Gereja kami menunjukkan solidaritasnya dengan membawa dalam doa syafaat ibadah minggu. Pemuda Marga Sakti juga ingin menyampaikan solidaritas atas duka di Surabaya, bertempat di rumah bapak Miskan Budoyo, doa hening dengan nyala lilin dilaksanakan pada hari Senin, 14 Mei 2018, pukul 18.30 WIB. Dengan menyalakan lilin dan menelaah renungan, pemuda yang didampingi oleh Program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu berusaha menyampaikan duka dan harapan untuk cinta kasih yang lebih baik untuk Indonesia.
 
Multiplikator Stube memimpin doa dan refleksi untuk menyatakan solidaritas, “Kita tahu ada tiga jemaat yang tertimpa musibah yakni GKI Diponegoro, GPPS Arjuno Surabaya, Gereja Paroki Santa Maria Tak Bercela. Apa yang bisa kita ungkapkan atas peristiwa ini?”


“…kami turut berbelasungkawa,” tulis seorang pemuda yang datang di malam itu. Ia menyatakan kesedihan. Namun, ia juga berterimakasih pada Tuhan atas kedamaian yang terpelihara di kampung Margasakti. “…syukur atas keamanan di desa ini,” imbuhnya.
 
“Kiranya Tuhan menguatkan keluarga,” tulis seorang pemuda yang lain. Ia berharap semoga kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari.


Setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengungkapkan rasa. Mereka yang diam belum tentu tidak peduli. Kita lihat di media sosial, beragam aksi solidaritas digelar. Terakhir kita mendengar bahwa ribuan orang dari berbagai organisasi datang ke GKI Diponegoro. Mereka datang dari berbagai denominasi dan pegiat lintas iman.
 
Pihak Multiplikator berupaya melatih teman-teman pemuda untuk berekspresi dan menyatakan solidaritas. Aksi doa hening ini menjadi salah satu cara untuk pemuda menjadi peka terhadap peristiwa sosial yang timbul di masyarakat.

Kami bersyukur atas kedamaian dan keharmonisan yang terjaga di Bumi Rafflesia ini dengan harapan akan lebih banyak lagi orang hidup dalam toleransi dan teman-teman pemuda tidak merasakan diskriminasi di tempat mereka belajar maupun bekerja. (YDA).
 
 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105