Sosialisasi New Normal dan New Program Multiplikasi di Bengkulu

pada hari Senin, 15 Juni 2020
oleh adminstube

 

 

 

Geliat aktivitas Program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu telah tampak kembali. Pada hari Sabtu, 4 Juli 2020, Multiplikator Stube-HEMAT di Bengkulu melakukan sosialisasi Program Baru Multiplikasi dan sosialisasi New Normal di masa Pandemi Covid-19. Remaja gereja, Yerikho Ardani Ananta bertindak sebagai tuan rumah diskusi. Ada enam pemuda remaja gereja yang hadir dalam diskusi ini.

 

 

 

Yohanes Dian Alpasa bertindak sebagai narasumber dan membagikan materi tentang protocol New Normal dan program baru yang akan dilakukan oleh Multiplikator Bengkulu. Materi diskusi berupa Handout yang berisi kilasan aktivitas program dalam 12 pekan ke depan. Dua video dibagikan untuk melengkapi handout yakni Video yang diproduksi oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY dan video tentang protocol kebersihan sederhana selama pandemic.

 

 

Aktivitas belajar dan aktivitas ekonomi harus berjalan demi melanjutkan kehidupan. Tanpa dua aktivitas ini, kehidupan terlihat lesu dan mati suri. Dengan protocol sederhana, aktivitas ekonomi dapat berjalan dan menjamin keberlangsungan kehidupan selanjutnya. Apa saja protocol yang disosialisasikan dalam pertemuan 4 Juli ini?

 

 

 

Yang pertama adalah tentang tata cara cuci tangan, sebelum dan sesudah beraktivitas, setelah memegang uang atau memegang pegangan pintu dan kunci. Tidak menyentuh muka sebelum cuci tangan. Kita harus memakai masker dan penutup kepala. Makanan yang kita makan harus bergizi, olahraga, dan istirahat di rumah bila kondisi tubuh sedang sakit.

 

 

 

Kita bersyukur karena Bupati Bengkulu Utara telah mengijinkan kegiatan keagamaan berskala kecil dengan jumlah peserta yang dibatasi. Kegiatan sosial juga boleh dilakukan. Oleh karenanya, hadirnya program baru Multiplikasi layak untuk diikuti dan didukung.

 

 

 

Masing-masing peserta harus menonton video pertama tentang protocol kesehatan yang ditulis oleh Yohanes Dian Alpasa. Video kedua juga diperlihatkan kepada peserta, kemudian barulah selama 15 menit, Yohanes Praworo membacakan handout yang sudah ditulis Multiplikator. Peserta menyimak dan kemudian menuliskan dalam metaplan yang sudah disediakan.

 


 

Apa saja yang didapat oleh teman-teman peserta? Hosea Vega Rian menulis, “Kita harus mengikuti peraturan-Peraturan pencegahan Covid-19”. Sementara itu, Friskila Damar Ratri menulis “1. Kita tidak boleh menyepelekan Covid-19, kita harus tetap waspada untuk mencegahnya. Selalu jaga kebersihan, selalu pakai masker dan penutup kepala, jauhi kerumunan dan keluar rumah seperlunya.”

 

 

 

Yusnita Novianti menulis,”Untuk mencegah Covid-19 selalu pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan lingkungan harus selalu bersih.” Selanjutnya, Yusnita menambahkan,”New Normal bukan berarti kita bisa melakukan hal bebas seperti biasa, tetapi harus tetap mematuhi protocol kesehatan.”

 

 

 

Amelia Dinda Cahyani menulis,”Untuk mencegah terjadinya Covid-19 yakni dengan cara mentaati tata tertib yang sudah diinfokan yaitu mencuci tangan, memakai masker jika keluar rumah, keluar rumah jika ada kepentingan. Dan harus menjaga kebersihan supaya terhindar dari Covid 19. Menjaga jarak.”

 

 

 

Yohanes Praworo menuliskan,”New Normal bukan berarti kita bisa melakukan kegiatan/aktifitas bebas di luar lingkungan, melainkan kita memulai kegiatan dengan anjuran pemerintah yang ditaati. Stube menyiarkan kegiatan New Normal dengan cara yang interaktif yaitu dengan membuat video yang dapat diterima oleh semua kalangan usia.”

 

 

Pada sesi tambahan, Multiplikator menjelaskan bahwa dalam tiga bulan ke depan, topik yang akan kita usung adalah Dialog dan Multikultur. Jadi, kita akan banyak bertemu dengan tokoh-tokoh dari agama yang berbeda. Tujuannya agar kita mampu membangun toleransi dan hidup berdampingan secara harmonis dengan pemeluk agama yang berbeda. Semoga program ini berjalan lancar dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pemuda. 


  Bagikan artikel ini

Pelatihan Menulis: Fakta dan Seharusnya  

pada hari Senin, 15 Juni 2020
oleh adminstube

 

 

 

Situasi nasional yang terus waspada akan bahaya pandemi Covid-19, membuat rencana kunjungan Menteri Lingkungan Hidup yang akan melihat persiapan bank sampah yang ditekuni oleh pemuda dusun VII Desa Margasakti sekaligus melihat mata air yang terletak di pinggir desa pada bulan Juni 2020 dibatalkan. Pembatalan ini dikonfirmasi oleh M. Jauhari Fajri, seorang Aparat Desa Margasakti yang aktif melakukan pendampingan pada Karang Taruna Dusun VII Desa Margasakti. Kuat dugaan bahwa bepergian ke Bengkulu (yang termasuk zona Merah COVID-19) terlalu beresiko. Mengingat kunjungan ini dapat ditunda maka pihak kementerian barangkali memilih lain waktu untuk memenuhi agenda perkunjungan ke Bengkulu.

 

 

 

 

 

 

Pertemuan-pertemuan masih dilarang sehingga semua sosialisasi dilakukan dengan media sosial dan digital. Jadi, Juni terlihat lengang di Bengkulu. Untuk menjaga komunikasi dan semangat, Multiplikator Bengkulu menggelar pertemuan dengan maksimal peserta 5 orang dalam satu ruangan. Bila dalam kondisi flu dan batuk maka yang bersangkutan tidak diundang. Siang hari teman-teman bekerja dan sore harinya menanam sayuran, pada malam hari mempelajari latihan penulisan jurnalisme publik. Pemuda Desa ini berlatih menulis untuk dijadikan buletin. Hingga dua bulan ke depan selama seminggu sekali, mereka berlatih bersama multiplikator untuk menulis. Harapannya akan ada tulisan dan terbitan ringan untuk menjangkau warga dusun VII dalam berbagai segmen usia.

 

 

 

Pada pertemuan pertama, 14 Juni 2020, Yohanes Dian Alpasa membentuk struktur kepengurusan untuk mengoordinasikan kerja Buletin. Setelah struktur terbentuk, maka langkah berikutnya adalah menulis dan menyaring berita. Tugas ini sederhana tetapi menjadi sulit bila disepelekan. Pertemuan kedua dilanjutkan pada 21 Juni 2020, dengan metode sederhana tentang bagaimana merumuskan sebuah masalah sosial. Kadangkala masalah yang terlihat kecil akan menjadi besar ketika dibedah. Metodenya adalah dengan menemukan hal-hal ideal atau “seharusnya”, kemudian teman-teman peserta harus melihat realitas dengan melihat “fakta riilnya”.

 

 

Multiplikator menyadari ragam kemampuan masing-masing peserta. Namun, hasil yang ditulis cukup mengesankan. Teman-teman mampu untuk melihat kenyataan dan memberikan tanggapan. Konsep buletin sudah ditulis dan dijadwalkan pada minggu awal Agustus sudah bisa menulis untuk warga dusun VII Desa Margasakti. Multiplikator Bengkulu merasa bersyukur dapat belajar bersama pemuda Desa Margasakti. Dengan demikian kemampuan jurnalistik yang selama ini dimiliki dapat dibagikan kepada teman-teman pemuda di Bengkulu. (YDA).


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2023 (11)
 2022 (20)
 2021 (21)
 2020 (19)
 2019 (8)
 2018 (9)
 2017 (17)

Total: 105