Program Workshop Pemuda dan Ekonomi desa telah usai digelar pada akhir Mei 2018. Dari Yogyakarta hadir pengurus dan direktur eksekutif lembaga Stube HEMAT yakni DR. Murti Lestari, M. Si., dan Ariani Narwastujati, S.Pd, S.S., M.Pd, dan disela-sela program keduanya menyempatkan diri untuk melihat langsung potensi yang dimiliki Stube HEMAT di Bengkulu Utara.
Potensi ternak yang sedang dikembangkan sejak bulan April 2017 yang lalu, bermula dari seekor sapi betina yang kemudian berhasil ditukar dengan dua ekor sapi ras bali pada November 2017. Tujuan dari peternakan sapi ini adalah untuk mendukung kebutuhan bahan baku pupuk organik melalui kotoran hewan. Ternak ini diharapkan mampu menghasilkan 25–40 kg kotoran setiap bulannya. Karena mayoritas lahan di lingkungan desa Margasakti adalah perkebunan kelapa sawit, maka kebutuhan pupuk sangat tinggi. Dengan adanya pupuk kandang, pengeluaran pupuk menjadi lebih efisien.
Kebun sawit yang saat ini dikelola berisi 102 batang kelapa sawit berusia 9 tahun. Luas lahan ini adalah 7500 m2 dan terletak di wilayah dusun VII Desa Margasakti (sekitar 800 m dari Sekretariat Program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu). Potensi rawa di tengah kebun serta aliran sungai yang aktif sepanjang tahun menumbuhkan ide untuk membuat kolam dan pemancingan bagi warga. Memang sebagian besar rawa-rawa di lingkungan Desa Margasakti telah dibangun menjadi kolam produksi ikan air tawar. Dalam perkembangannya kedepan, kebun ini juga akan dipakai sebagai tempat pelatihan atau komplek wisata kebun yang diharapkan menarik warga setempat.
Bengkulu Utara tidak pernah kekeringan karena wilayah pertanian daerah ini mendapat aliran air dari bendungan DAM Air Lais yang dapat mengairi area lahan sawah seluas 4000 hektar. Airnya mengalir melalui saluran irigasi yang menyebar ke enam desa di Kecamatan Padang Jaya, Bengkulu Utara. Selain untuk pengairan persawahan, air yang mengalir dari bendungan ini dipakai untuk kebutuhan kolam air tawar para petani ikan. Meskipun sudah 36 tahun sejak diresmikan oleh Adam Malik, Wakil Presiden Indonesia pada tahun 1982, bangunan dan fisik DAM Air Lais masih terawat baik.
Tiga tempat telah dilalui, dan yang terakhir adalah berkunjung ke rumah Mujiono, orang yang selama ini menjadi pengemudi mobil yang setia mengantar dan menemani saat kunjungan, bahkan hingga kota Manna, Bengkulu Selatan. Mujiono adalah seorang laki-laki terampil yang berlatih secara otodidak dan menguasai berbagai keterampilan dalam bidang pertanian, pertukangan, dan perikanan. Sebelum kembali ke Bengkulu Kota, keduanya singgah di kediaman Multiplikator Stube-HEMAT Bengkulu di Arga Makmur, 17 km dari Sekretariat.
Setelah melihat potensi yang ada, harapan yang terbersit adalah kiranya potensi-potensi yang sudah ada bisa dikembangkan untuk kebaikan anak muda dan banyak orang.Memang tidak mudah untuk melakukannya selain tekad besar untuk sesuatu yang besar. (YDA).