Bumi terus berputar, waktu terus bergulir tanpa bisa kembali. Generasi milenial telah menguasai dunia karena mereka tumbuh dengan teknologi, komputer dan dunia internet. Hal ini berbeda dibanding generasi sebelumnya. Ada hal positif dan negatif yang bisa diambil sesuai peran dan keputusan mereka. Seperti apakah ‘Kepemimpinan Kristen’ saat ini?
Kepemimpinan ialah cara mempengaruhi orang lain agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Banyak anak muda telah mengambil peran mendorong dan meraih kesuksesan secara digital, seperti mengumpulkan donasi bagi yang memerlukan, menyuarakan keadilan dan ketidakberesan yang terjadi, mengumpulkan suara dukungan atas sebuah petisi, dll.
Minggu, 19 Juli 2020, saya, Dahlia Sitohang dari program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu melakukan siaran langsung bersama nara sumber Made N. Supriadi, S. Th, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Alkitab di Bengkulu (STIAB). Program ini menjadi salah satu diskusi online sebagai rangkaian kegiatan Program Multikultur dan Dialog Lintas Iman di Bengkulu. Melalui diskusi ini diharapkan mahasiswa Kristen memiliki karakter dan nilai-nilai kepemimpinan Kristiani sehingga dapat semakin dipercaya dan menjadi lebih baik. Siaran langsung melalui Instagram adalah salah satu cara menjangkau dan berbagi pengalaman di media sosial. Perbincangan ini dimulai pada pukul 20.00–20.45 WIB.
Poin utama dalam diskusi tersebut adalah membahas kepemimpinan anak muda Kristen di era globalisasi. Apa tujuan anak muda menjadi pemimpin? Siapa pemimpin yang layak? Lantas, kapan anak muda harus bergerak menjadi pemimpin? Dimana anak muda ini berada? Mengapa anak muda sebaiknya menjadi pemimpin? Dan bagaimanakah cara anak muda menjadi pemimpin yang baik dan benar? Berikut adalah pemaparan hasil diskusi yang dilakukan degan narasumber.
“Pemuda memiliki semangat dan kemauan yang tinggi. Mereka layak menjadi pemimpin karena anak muda dipanggil untuk memuliakan Tuhan. Ini prinsip utama. Tuhan memuliakan diri-Nya melalui generasi muda pada saat ini melalui sosok pemimpin. Memimpin adalah panggilan Tuhan di dalam dirinya. Tidak ada seorang pun manusia yang mampu melayakkan dirinya menjadi seorang pemimpin, meskipun anak muda itu memiliki kapabilitas, skil, kemampuan, karunia atau rupa kepemimpinan, karena kelayakan itu ialah pemberian, panggilan, dan kepercayaan dari Tuhan”, papar narasumber.
“Setiap anak muda bertanggungjawab dalam memimpin dirinya sendiri; cara hidup, cara bersekolah, cara belajar dan cara berkomunikasi. Generasi milenial harus siap memimpin hidupnya berelasi dengan Tuhan dan berelasi dengan sesama. Sekaranglah waktunya untuk anak muda memimpin”, tambahnya.
“Sementara dalam konteks formal, anak-anak muda akan menghadapi peraturan. Butuh kesiapan diri, umur, dan waktu yang tepat bagi anak muda memimpin secara formal. Kelak anak muda akan menggantikan pemimpin-pemimpin saat ini seperti rektor atau pun presiden. Semua itu membutuhkan waktu yang tepat sehingga mulai dari sekarang anak muda harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemimpin di waktunya nanti”, jelas narasumber berkaitan waktu dan pemimpin.
Hal yang menarik dan perlu menjadi evaluasi bersama adalah anak muda kadang ingin memimpin dari pada dipimpin. Ego yang tinggi cenderung membuatnya kadang sulit menerima arahan, cenderung ingin terlepas dari tanggung jawab dan beban. Lantas, dimana anak muda yang bertanggung jawab itu sekarang? Inilah yang menjadi permasalahan saat ini. Banyak yang lari dan bersembunyi, banyak yang takut dan tidak percaya diri. Karena hal yang paling utama untuk memimpin ialah teruji karakternya, tanggung jawabnya dan spiritualitasnya.
“Jadilah pemimpin yang berintegritas, seorang anak muda yang memimpin dengan pikiran, hati, dan perkataan yang seimbang dalam kebenaran. Jadilah pemimpin yang berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, berani berubah dan berani menyelesaikan masalah. Beranilah maju untuk menghadapi persoalan dan beranilah jujur. Cobalah dan persiapkan diri. Jangan menunggu predikat menjadi sempurna, tetapi biarlah proses itu sendiri perlahan membuat layak dan pantas”, nara sumber mengakhiri pemaparannya.
Nah, bagaimana teman-teman muda? Mantapkan langkah supaya Tuhan berkenan dan memampukan kita menjadi pemimpin. ***