Kunjungan ke Pura Dharma Yatra Argamakmur (Minggu, 25/10/2020) menjadi satu pengalaman baru bagi peserta yang ikut dalam kegiatan ini. Kunjungan kali ini bertujuan untuk mempertemukan para peserta yang berbeda keyakinan, yakni Kristen dan Hindu, sekaligus dialog lintas agama guna mempererat rasa persaudaraan antara mahasiswa aktivis program multiplikasi Stube HEMAT di Bengkulu dan pemuda-pemudi Hindu di Argamakmur yang tergabung dalam perkumpulan Sekaa Teruna-Teruni (STT) Aditya Buana yang juga bagian dari Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).
Perkenalan menjadi awal yang menyenangkan antara peserta dari dua kelompok ini. Masing-masing mengenal nama, pendidikan, pekerjaan mau pun kesibukan dan hobi yang dilakukan. Penjelasan singkat mengenai organisasi dan kegiatan dari STT Aditya Buana, maupun penjelasan singkat dari pemuda-pemudi Kristen, menambah informasi dan pemahaman antara keduanya. Tak kalah menarik sesi tanya jawab yang terjadi untuk melengkapi pemahaman masing-masing. Pemuda-pemudi Gereja menjelaskan kegiatan yang dilakukan, latar belakang suku dan sejarah singkat jemaat, sementara pihak STT Aditya Buana menjelaskan kegiatan yang dilakukan organisasi tersebut serta menjelaskan adat, penamaan, dan struktur pembagian tempat ibadah Hindu yang ada di Argamakmur. Banyak hal menarik tentang Hindu yang tidak diketahui teman-teman dari Kristen menjadi bahan pertanyaan saat kunjungan tersebut seperti, adat, tradisi, dan struktur.
Pembahasan, percakapan dan tanya jawab dalam kunjungan ini memberi pengetahuan baru, khususnya bagi pemuda-pemudi Gereja mengenai agama Hindu di Indonesia. Banyak istilah-istilah menarik terkait penamaan, struktur keagamaan, adat, maupun tradisi yang dibicarakan saat dialog. Pemuda-pemudi STT Aditya Buana sangat baik dalam penguasaan materi maupun pengetahuan terkait kepercayaan yang mereka anut. Selain menambah pengetahuan terkait agama dan budaya Hindu khususnya Hindu Bali, dialog tersebut juga meluruskan beberapa hal yang sudah terlanjur salah di masyarakat.
Hal-hal terkait multikultur dan lintas iman sangat menarik untuk dibicarakan. Pertemuan dan dialog tersebut mengajarkan bahwa setiap budaya, tradisi, adat, dan agama yang ada di Indonesia adalah indah dalam keberagaman. Toleransi harus tetap dijunjung tinggi agar keberagaman tetap ada dalam kesatuan warga negara Indonesia.***