Setiap orang bertanggung jawab terhadap dirinya dengan kelebihan dan kekurangan yang ada. Pengenalan tentang dirinya akan membantunya bertumbuh kembang secara optimal dan mewujudkan segala impiannya. Namun demikian seseorang perlu ingat bahwa ia juga memiliki tanggung jawab sosial kepada orang lain. Inilah yang diimplementasikan program Multiplikasi Stube-HEMAT di Bengkulu melalui Workshop bertema “Kiat dan Manajemen Penulisan Online“ di warung kuliner bu Lastri (Sabtu, 6/4/2019) yang diikuti enam belas peserta dari mahasiswa di Bengkulu dan pemuda gereja GKSBS Kurotidur Bengkulu Utara. Latar belakang kegiatan adalah kemampuan literasi mahasiswa potensial untuk dikembangkan baik itu cetak maupun online dan berdampak pada masyarakat sekitar mereka.
Workshop ini menghadirkan Yohanes Dian Alpasa, S.Si (teol), sebagai multiplikator memperkenalkan Stube-HEMAT dan pelayanan di Bengkulu sejak 2017. Sejauh pengamatan yang berhasil dilakukan, Bengkulu memiliki potensi sumber daya manusia yang layak untuk dikembangkan meski akses infrastrukturnya belum sepenuhnya memadai. Mahasiswa layak mendapat dukungan agar mampu mengembangkan daerahnya. Sebagian besar peserta berasal dari luar Bengkulu yang kuliah di Universitas Negeri Bengkulu, Universitas Dehasen dan kampus lainnya. Mereka aktif di komunitas dan organisasi Kristen sehingga memiliki pengalaman spiritualitas maupun berorganisasi. Selanjutnya, Hosani Ramos Hutapea, mahasiswa Sosiologi Universitas Bengkulu mengungkapkan pengalamannya ketika mengikuti kegiatan di Bengkulu dan pelatihan pelatihan Nilai-nilai Barat dan Timur di Stube-HEMAT Yogyakarta.
Berikutnya, Yedija Manullang, mahasiswa Universitas Bengkulu jurusan budidaya pertanian, yang juga aktivis literasi di Bengkulu membagikan pengalamannya melalui “Literasi Asyik Jika Menjadi Hobi.’ Ia membagikan pengalaman menulis dan dimuat di media online. Ia mengakui bahwa perlu beberapa kali mengirim tulisan sampai akhirnya dimuat di media online. Yang penting adalah mengamati hal-hal sederhana, mengungkapkan dalam bentuk tulisan dan tidak mudah menyerah.
Trustha Rembaka, S.Th, koordinator Stube-HEMAT Yogyakarta yang memaparkan tentang Personal SWOT. Topik ini mendorong peserta mengenal kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threat) yang ada dalam dirinya. Ia memandu peserta menemukan masing-masing aspek dan mengisi tabel dengan dengan jujur dan percaya diri. Kemudian beberapa peserta membagikan hasil pemetaan tersebut dan peserta lainnya menanggapi dan memberi masukan.
Sesi berikutnya, Drs. Bambang Hediono, MBA, board Stube-HEMAT yang juga dosen fakultas Bisnis UKDW menyampaikan topik ide-ide bisnis dan bagaimana pengelolaannya’. Ia mengungkapkan bahwa peserta telah memilih pilihan yang baik ketika mengikuti kegiatan Stube-HEMAT karena lembaga ini memperlengkapi mahasiswa baik itu teori dan praktek bahkan bermanfaat untuk masyarakat. Setiap peserta pasti mempunyai ide kreatif yang bisa dikembangkan baik itu hobi, bahkan bisa mendapatkan keuntungan.
“Workshop ini sangat berkesan bagi saya karena saya termotivasi untuk banyak membaca dan ada keinginan untuk menulis. Saya juga menemukan cara untuk mengetahui kekuatan dan peluang yang bisa saya manfaatkan ke depan,” ungkap Mutiara, yang kuliah Sosiologi Universitas Bengkulu.
Di akhir acara peserta menyampaikan kesan dan pesan yang termuat dalam dua kertas besar. Harapannya setelah workshop peserta mampu mengekspresikan ide melalui karya tulis dan gambar dalam media online, mampu ‘membranding’ diri di media sosial dan media online sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari internet dan bermanfaat untuk masyarakat. (Yedija Manullang).