Tidak ada bedanya berada di suatu tempat yang jauh asalkan tetap bisa saling terhubung, mengakses informasi, dan bekerja jarak jauh. Segala sesuatu bisa dilakukan tanpa seseorang harus bepergian jauh untuk saling bertemu. Hal ini juga yang dilakukan oleh multiplikator Stube-HEMAT Bengkulu yang terus berjejaring dengan Stube-HEMAT Yogyakarta.
Kunjungan board Stube-HEMAT dalam rangka supervisi dan sekaligus Workshop 500 tahun Reformasi Gereja pada bulan Oktober 2017 membawa berkat tersendiri untuk program Multiplikasi Stube-HEMAT Bengkulu. Pendeta DR. Tumpal Tobing, Mag.Theol.,board sekaligus pendeta sekolah Yayasan Tirta Marta-GKI Pondok Indah Jakarta, menyampaikan bahwa meskipun program ini terletak di antara hutan sawit dan karet, asalkan ada jaringan internet, maka tidak ada bedanya antara Bengkulu dan Jakarta dan tempat-tempat lain di dunia. Kesenjangan terjadi karena kesenjangan fasilitas. Saat ini akses internet baru sebatas di Kantor Desa Margasakti, Bengkulu.
Sebagai bentuk pelayanan untuk gereja di daerah pelosok, dengan menggandeng pihak sekolah SMPK Tirta Marta-GKI Pondok Indah Jakarta, maka pada bulan Desember 2017 terwujudlah seperangkat jaringan wifi dan komputer jinjing untuk keperluan mengakses internet. Program Multiplikasi Stube menindaklanjutinya dengan program Penguasaan Komputer, Internet dan Pemanfaatannya. Program ini sangat penting karena dari pengamatan dan perjumpaan dengan pemuda setempat dapat disimpulkan bahwa banyak yang belum bisa memanfaatkan akses ini dengan baik. Internet dipakai sebatas untuk men-download lagu-lagu, melihat film dan hal-hal lain yang kurang bermanfaat. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan.
Hal pertama yang dilakukan adalah membentuk tema diskusi khusus dalam pertemuan pemuda dengan membahas internet dan manfaatnya. Pemuda desa memang jauh dari buku dan pustaka, namun dengan internet, jarak tersebut bisa dipangkas. Semua dengan mudah bisa diakses seperti buku dan video rekaman. Rekaman yang tersedia tentu harus bermanfaat dan sesuai kebutuhan kita. Saat ini mereka juga dididik untuk mampu mengoperasikan Microsoft Word dan Excel secara sederhana.
Bulan Januari 2018, merupakan titik balik bagi pemuda untuk belajar komputer dan internet, dari proses menghidupkan komputer sampai shutdown program dengan benar. Keterampilan dan skill mereka harus terus dibangun sampai menuju kesadaran dan kemandirian untuk kemajuan. (YDA).