Pada lembaran kain tenun, yang paling menonjol adalah bentuk-bentuk desainnya. Desain motif memancarkan nilai-nilai keindahan atau estetika yang sangat menarik sebagai karya seni yang berkualitas sebagai perwujudan keindahan manusia dan alamnya. Desain motif ada berbagai macam; ada yang satu motif saja, dua motif atau lebih, pengulangan motif, kombinasi motif, berbentuk garis, bidang, dan warna. Seperti penjelasan perajin tenun senior Kornelis pada pertemuan sebelumnya, desain motif yang dipakai adalah bentuk pengulangan motif dan kombinasi, pada umumnya dia sering memakai gambar manusia, habak, bunga, mamuli, penyu, motif andung (tengkorak manusia), ayam, kuda, rusa dan bebek. Kornelis menyarankan peserta kelompok tenun belajar mendesain motif dengan contoh desain yang ada pada kain tenunan miliknya.
Peserta kelompok tenun Stube-HEMAT mencoba belajar mendesain motif bersumber pada gambar desain motif kain tenun milik Kornelis (Rabu, 10/03/2021). Dari beberapa motif yang tersedia, ada yang belajar mendesain motif bunga, manusia, ayam, mamuli bahkan motif tengkorak. Peserta sangat antusias dalam melatih diri mereka mendesain gambar motif. Dengan menggunakan pensil warna, crayon dan pulpen, peserta mulai mendesain gambar motif di atas kerta hvs putih berukuran A4 dan mewarnai dengan berbagai warna yang mereka sukai. Mereka berharap dengan berlatih seperti itu akan memudahkan mereka dalam mendesain motif tenun langsung pada benang motif nantinya.
Sambil menggambar, peserta juga saling berbagi permasalahan yang mereka jumpai dalam kehidupan, selalu ada topik dibahas, tertawa dan menangis bersama jika ada salah satu dalam keadaan kurang baik. Dengan berbagai topik permasalahan yang dialami membuat saya sebagai pendamping sadar dan paham bahwa hadirnya program Multiplikator dan terbentuknya kelompok tenun menjadi wadah bagi perempuan yang hidup dalam budaya Sumba untuk saling berbagi dan menguatkan.
Peserta kelompok kembali berkumpul untuk melepas kembali ikatan tali rafia pada benang motif yang sudah melalui proses pewarnaan (Rabu, 17/03/2021). Benang motif yang akan menghasilkan 22 lembar sarung tersebut dibuka satu persatu dan dibersihkan hingga benang motif terlihat bersih tanpa lilitan tali raffia, selanjutnya masuk tahapan akhir yaitu menenun. Alat-alat tenun sudah mulai dilengkapi dan peserta diharapkan mengikuti setiap tahapan yang ada agar kedepannya tidak mengalami kesulitan dalam mengendalikan sarung yang ingin ditenun.
Hadirnya program ini terus memberi nilai positif dan manfaat tidak hanya untuk peserta kelompok tenun tetapi juga elemen masyarakat supaya mencintai budaya lokal dengan mengetahui ada program tenun di Tanatuku.***