‘Kawara Panamung’, Saling Merangkul

pada hari Selasa, 31 Agustus 2021
oleh (Akun Media Kelompok Tenun Tanatuku)

(Akun Media Kelompok Tenun Tanatuku)

 

 

Literasi digital menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan teknologi digital bagi kaum perempuan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, kaum perempuan dituntut bekerja lebih ekstra dibanding sebelumnya karena selain harus bekerja di rumah, kaum perempuan terutama ibu-ibu harus bisa menjadi ibu dan guru untuk anak-anak yang belajar online di rumah. Sangat disayangkan jika perempuan sekarang ini tidak paham media, karena media digital sebenarnya membantu perempuan dalam mendidik dan mengajari anak-anaknya. Disamping itu, media dapat membantu perempuan melakukan usaha untuk menunjang kehidupan ekonomi keluarga.

 

 

 

 

Merespon hal ini kaum perempuan peserta kelompok tenun berkumpul untuk belajar membuat akun media seperti akun Facebook, Instagram, penggunaan Google, hingga pembuatan channel Youtube untuk kelompok tenun, didampingi oleh Elisabeth Uru Ndaya (Senin, 30/08/2021). Channel Youtube kelompok tenun ini dinamai Kawara Panamung yang artinya saling merangkul. Channel ini akan memuat konten aktivitas perempuan yang ada di Sumba seperti saat proses memproduksi kain tenun dan kehidupan sehari-hari perempuan Sumba lainnya. Peserta sangat antusias belajar membuat akun media, apalagi hampir semua peserta memiliki gadget jadi memudahkan mereka menggunakan akun buatan sendiri.

 

 

 

Hal menarik yang mereka pelajari ialah dalam penggunaan dan pemanfaatan Google dan Youtube. Katrin Njola, peserta tenun berkata,“Ini kali pertama saya tahu tentang Google dan Youtube. Ternyata lewat media tersebut kita bisa belajar semua hal yang kita mau ketahui, seperti contoh kita pu anak kalo belajar dari Google bisa pintar dorang”, tuturnya. Media dapat membantu mencari ilmu pengetahuan yang ingin mereka ketahui, bahkan menjadi alat untuk mencari bahan pembelajaran untuk anak-anak mereka, bahan untuk memasak misalnya dan masih banyak lagi pemanfaatan dari penggunaan media digital. Di sela pembuatan akun media, Elisabeth Uru Ndaya menekankan beberapa hal penting kepada kaum perempuan, yaitu: selama menggunakan media, jika ada konten yang ingin dibagikan maka harus berhati-hati dengan memperhatikan apa yang bisa dibagikan dan tidak. Berpikir kritis agar tidak mudah percaya dengan semua hal yang ada di internet, lindungi privasi, dan tidak menjadikan media sebagai tempat untuk gosip dan menghakimi seseorang. Hal ini menjadi acuan bagi kaum perempuan agar mengelola media digital dengan cerdas dan bijaksana.

Dalam kesempatan itu, seorang peserta bernama Kalita Mboru memperlihatkan hasil karya tangannya yang berbentuk dompet, tas kecil hingga masker buatan dari sisa kain tenun. Peserta kelompok sangat mengapresiasi hasil karya tersebut, dan akan dipromosikan lewat media digital. Selanjutnya peserta kelompok mempersiapkan diri untuk mulai memproduksi kain tenun dari awal lagi dengan bahan benang 20 tungku dan berproses dari tahap pertama yaitu kabukul atau menggulung benang. Proses ini akan dimasukkan ke chanel Youtube kelompok Kawara Panamung’. Channel ini diharapkan membantu kelompok tenun mempromosikan hasil karya mereka, dan sebagai platform untuk mempromosikan budaya daerah, termasuk mendokumentasikan aktivitas perempuan Sumba khususnya di desa Tanatuku. Semoga melalui pemanfaatan digital yang produktif, sehat dan aman membantu memudahkan kaum perempuan dan peserta tenun dalam bertransaksi kain tenunan, baik untuk pelanggan pasar dalam negeri maupun luar negeri.***

 


  Bagikan artikel ini

Semangat Pasca Serangan Virus Mematikan: Suka duka peternak babi di Sumba

pada hari Senin, 30 Agustus 2021
oleh Admin Stube

Ternak babi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup keseharian masyarakat Sumba selain yang beragama Muslim tentunya. Selain menjadi kebutuhan pokok, dalam beberapa hal tertentu ternak babi menjadi simbol yang tak tergantikan oleh ternak lain. Hampir semua rumah di daerah pedesaan memelihara ternak babi.  Selama ini babi menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga bahkan cadangan untuk biaya  pendidikan anak-anak, ternak babi menjadi salah satu unggulan.

Tahun 2019 ketika awal serangan virus melanda ternak di Sumba hingga saat ini membuat kehidupan masyarakat menjadi sulit. Lebih dari 60% ternak babi mati dan bahkan saat ini para peternak sama sekali tidak lagi memiliki ternak. Keinginan untuk memelihara ternak babi tetap tinggi di kalangan masyarakat Sumba.  Persoalan utama adalah sulitnya untuk mendapatkan anakan ternak babi, jika pun ada harganya sangat tinggi sehingga sulit dijangkau peternak di Sumba. Saat ini Pemda Sumba Timur, baik Dinas Peternakan maupun DPRD mendukung berbagai kegiatan dalam rangka pemulihan dan pengembangan peternakan masyarakat dengan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan anakan ternak babi bagi kelompok masyarakat peternak.

 

 

Beberapa kelompok telah dibentuk di antaranya Kelompok Harapan Kita, Kelompok Lai Welik dan Kelompok Rita dengan total anggota 54 orang. Ketiga kelompok ini didampingi sejak perintisan, pembentukan sampai pembuatan proposal. Harapannya para anggota kelompok ini mendapatkan dukungan dari pemerintah berupa pendampingan langsung dan bantuan bibit ternak bagi setiap anggota kelompok agar kegiatan peternakan babi yang menjadi keseharian masyarakat Sumba kembali aktif untuk mendukung perekonomian masyarakat. ***


  Bagikan artikel ini

Beternak Babi: Pentingnya Kemauan dan Pengetahuan

pada hari Minggu, 22 Agustus 2021
oleh Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba

Oleh Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba

 

 

Serangan virus ASF pada ternak babi berdampak multi dimensi, tidak saja menghabiskan populasi ternak babi di Sumba tetapi juga memotong sumber ekonomi dan menyebabkan trauma bagi peternak babi untuk memulai kembali. Harus diakui permintaan suplai babi sebenarnya masih tinggi tapi ketersediaan terbatas sehingga harga naik. Situasi ini menjadi perhatian berbagai pihak termasuk Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba yang fokus pada ternak babi dengan terus memperkuat anggota melalui beragam aktivitas untuk mendorong motivasi, meningkatkan pengetahuan dan memperkuat jejaring sesama peternak, pemasaran ternak, akademik dan pemerintah melalui dinas peternakan Sumba Timur. Salah satu kegiatan pertemuan rutin diadakan hari Sabtu, 21 Agustus 2021 di kampung Paddi, Nggaha Ori Angu, dimana dua puluh tujuh anggota peternak di bawah koordinasi Apriyanto Hangga, Multiplikator Stube HEMAT di Sumba di bidang ternak babi, mengadakan penguatan anggota melalui pemaparan materi, diskusi, dan tanya jawab.

Daniel Gabriel Lado, A.Md.Pet sebagai narasumber menyampaikan kondisi terkini ternak babi di Sumba Timur pascaserangan ASF. Harus diakui ketersediaan babi minim dan tidak berimbang dengan permintaan. Secara ekonomi ketimpangan suplai dan permintaan mendorong kenaikan harga, bahkan dibanding tahun lalu kenaikan bisa mencapai dua kali lipat. Selain itu, serangan virus juga menyebabkan trauma masyarakat untuk memelihara kembali ternak babi. Dalam paparan, narasumber menyampaikan dorongan dan penguatan, dari pengalamannya ia mengatakan bahwa kita tidak boleh takut pada virus, tetapi harus memiliki keyakinan kuat bahwa virus ini bisa dikalahkan dan kita harus tetap optimis untuk tetap memelihara ternak babi karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang Sumba. Ini artinya para peternak selain punya semangat, harus memiliki pengetahuan yang lengkap untuk memelihara ternak babi. Jadi komunitas ini bagus karena mendampingi peternak untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan.

 

 

Beberapa catatan dasar memelihara ternak babi, antara lain: (1) Sterilisasi Kandang, sterilisasi kandang menjadi mutlak, kita harus mengubah pola beternak dari tradisional ke modern dengan sistem kandang dan melakukan pembersihan rutin, membuka sirkulasi udara dan menghindari jangkauan binatang lain. (2) Vaksinasi dan pemberian vitamin, dilakukan secara rutin agar daya tahan tubuh ternak semakin kuat. (3) Pemberian makananberkualitas ini artinya makanan yang bersih dan bergizi, (4) Perhatian dan perawatan, perhatian pada ternak secara kontinyu dan berkelanjutan menjadi penting untuk mengetahui perkembangan ternaknya sehingga bisa mengantisipasi jika ada gejala penyakit.

 

 

Ia melanjutkan bahwa ternak babi saat ini sudah relatif aman karena virus ASF telah berhasil ditekan dengan vaksin dan perubahan cara pemeliharaan, terbukti saat ini tidak ada laporan dari babi yang tersisa ada yang sakit dan mati. Selain itu, kondisi riil yang terjadi di beberapa dearah lain yang terdampak virus, baik di Nias, Sumatera Utara, Bangli, Bali. Timor dan Flores, NTT semua relatif aman dan mulai bergerak kembali. Termasuk regulasi pemerintah berupa larangan lalu lintas antar pulau untuk ternak babi telah dicabut dan perdagangan ternak babi antar pulau sudah dibuka kembali. Karena itu, narasumber mengajak masyarakat terutama para peserta diskusi menjadi corong pada lingkungan masyarakat untuk menyampaikan kabar sukacita agar kita jangan takut untuk memelihara babi, tetapi harus bangkit dan berani untuk memulai.

Perubahan perilaku beternak babi itu baik, dari kemauan yang kuat dan dilengkapi pengetahuan yang lengkap maka kita dapat menghadapi tantangan dalam beternak dan mendapat hasil memuaskan. Dimulai dari babi yang dilepas di padang menjadi dikandangkan, dari satu ekor babi dan bertahap bertambah jika keadaan semakin membaik dan akhirnya ekonomi kesejahteraan masyarakat akan meningkat.


  Bagikan artikel ini

Pemuda Tangguh, Indonesia Tumbuh

pada hari Rabu, 18 Agustus 2021
oleh Program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba

Program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba

 

Di hari ulang tahun ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia, peran pemuda sebagai inisiator masih sangat diperlukan untuk mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal positif, terutama di era digital saat ini. Digitalisasdengan segala kemudahan untuk mendapat dan mengolah informasi membuat semua aktivitas manusia bisa disajikan secara daring, demikian juga potensi-potensi Indonesia dapat diperkenalkan ke seluruh dunia hanya melalui akses internet. Oleh sebab itu pemuda dan mahasiswa dituntut terus belajar dan melahirkan karya nyata untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

 

 

Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan, Elisabeth Uru Ndaya, multiplikator Stube HEMAT di Sumba sekaligus penggerak dan ketua pemuda desa, menggugah semangat mahasiswa dan pemuda desa Tanatuku agar menjadi pemuda yang produktif, inovatif dan kreatif memanfaatkan media sosial sebagai platform komunikasi dan sosialisasi, dalam diskusi dengan menghadirkan Reynaldo Erick (Senin, 16/08/2021). Reynaldo Erick adalah seorang muda yang menekuni dunia digital dan memberikan pengalaman menarik atas apa yang digelutinya. Ia memiliki akun YouTube dan  memiliki ribuan subscriber. Konten YouTube yang ia miliki merupakan pengenalan tempat-tempat wisata yang ada di Sumba Timur dan konten yang dibuatnya berhasil mendatangkan turis dari beberapa negara untuk berwisata di Sumba, dan ia menjadi pemandunya. Tidak hanya YouTube saja, melainkan FB dan Instagram ia gunakan untuk promosi wisata daerah. Inilah salah satu manfaat dan kegunaan media digital, tidak hanya mendatangkan income tetapi juga berhasil membantu mempromosikan daerah ke manca negara. Erick mengajak pemuda agar melek dengan media yang ada dan tak lupa ia mengajarkan cara membuat akun YouTube, cara membuat video hingga cara mempromosikan konten dan media yang dimiliki.

 

 

Mendengar banyak manfaat media digital, sebagai langkah awal pemuda dan mahasiswa sepakat  membuat konten video di atas bukit Ndapayamidesa Pambotandjara, Kec. kota Waingapu, Sumba Timur, dengan tema ‘Pemuda Tangguh Indonesia Tumbuh’, sekaligus perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-76. Keindahan bukit yang bergelombang dengan lekuk-lekuk yang mengagumkan, dilengkapi dengan pemandangan sunset yang luar biasa indahnya, menambah semangat peserta menyiapkan konten tersebut. Seragam putih hitam dan pita merah putih yang diikatkan di kepala, juga kibaran bendera merah putih menggugah rasa nasionalisme yang tinggi dan rasa cinta tanah air. Beberapa kesan dan pesan dari peserta seperti Meliyanti Njurumana, “Adanya Covid-19 benar-benar membatasi masyarakat yang harusnya berkumpul bersama namun harus saling menjaga jarak”. Sementara pemuda lainnya menyatakan harapan agar bangsa ini segera pulih dan merdeka dari Covid-19.

 

 

Sekali lagi, hal penting yang perlu dipahami untuk menjadi pemuda yang inovatif dan kreatif adalah kesadaran diri melihat keadaan sosial, membuka diri pada lingkungan yang lebih luas dan memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Apalagi di masa pandemik Covid-19 sekarang ini, peran pemuda sangatlah penting untuk mengedukasi masyarakat agar bisa memerdekakan diri dari pandemi. ***


  Bagikan artikel ini

Perempuan Desa Tanatuku Merespon Era Digital

pada hari Rabu, 4 Agustus 2021
oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd

Oleh: Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd

 

 

Teknologi digital merupakan elemen penting bagi proses transformasi sosial, budaya, politik dan ekonomi. Teknologi saat ini telah menjadi media komunikasi terkini yang sangat pesat dan mempengaruhi sendi kehidupan manusia termasuk perempuan untuk bisa meningkatkan kontribusinya dalam ekonomi keluarga. Kesadaran perempuan dalam memanfaatkan teknologi masih perlu ditingkatkan, sehingga diperlukan literasi digital yang holistik dan menyeluruh, terutama aspek dorongan dalam diri kaum perempuan untuk mempelajari dan menguasai teknologi digital demi peningkatan kapasitasnya.

 

 

 

 

Melalui program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba, Elisabeth Uru Ndaya sebagai multiplikator program di Sumba, mengajak kembali kaum perempuan desa dan peserta kelompok tenun ikat untuk duduk berdiskusi dengan topik “perempuan zaman now harus melek digital” (Rabu, 4/08/2021). Pada kesempatan ini dibukalah wawasan, kesadaran juga cara berpikir untuk menyadari potensi bisnis, mempelajari dan mengetahui pemanfaatan teknologi digital seperti penggunaan Facebook, Instagram, Youtube dan lainnya untuk mempermudah perkembangan bisnis UMKMDari diskusi tersebut ternyata sebagian besar kaum perempuan dan pemuda yang ada di desa Tanatuku baru memiliki akun Facebook namun hanya untuk sekedar pantau status sesama pengguna, update status curhat, upload foto selfie, bahkan Facebook sering mereka jadikan media untuk bergosip dan saling menjatuhkan antara sesama pengguna lainnya.

 

 

Diskusi ini membantu membuka wawasan mereka bahwa penggunaan media tidak hanya facebook, dan digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bahkan bisa mendapatkan income yang dapat menunjang kebutuhan ekonomi keluarga. Peserta kelompok tenun juga berefleksi setahun program pemberdayaan perempuan yang sudah berjalan dengan baik. Tiga hal penting yang menjadi kesepakatan bersama sebagai acuan program ke depan, yaitu, kaum perempuan kelompok tenun siap mempelajari dan memanfaatkan teknologi digital untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas yang ada, kaum perempuan akan terus memproduksi kain tenun asli Sumba baik itu berbentuk kain, sarung, selendang dan kreativitas kain tenun lainnya. Lebih lanjut lagi, kaum perempuan kelompok tenun bekerjasama dengan pihak-pihak lain akan mempersiapkan waktu dan tenaga untuk membangun rumah tenun sebagai rumah belajar tenun juga tempat untuk menyimpan aset tenun ke depannya.

Progam Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba melalui program pemberdayaan perempuan diharapkan memampukan perempuan di desa Tanatuku melek digital dan menjadikan teknologi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas perempuan. ***


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua