Perempuan Dan Kesehatan Reproduksi

pada hari Kamis, 19 Januari 2023
oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd.
 
Oleh: Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd.          

 

Remaja perempuan korban pergaulan bebas yang berahir dengan kehamilan di luar nikah tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga ditemukan di kecamatan Nggaha Ori Angu. Hal ini terjadi karena usia remaja, khususnya di pedesaan, mengalami pergeseran nilai sehingga terjebak dalam pergaulan bebas dan perilaku seks pra nikah. Hal ini ditunjang dengan teknologi informasi yang semakin maju dan mudah diakses, sehingga para remaja bisa memanfaatkan sekaligus menerima dampak negatif.

 

 

 

Remaja perempuan perlu mengetahui dan menjaga kesehatan organ reproduksi, karena mereka paling rentan terinfeksi HIV/AIDs dan Penyakit Menular Seksual (PMS). Oleh karena itu, permasalahan kesehatan reproduksi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus. Program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba bekerja sama dengan lembaga Child Fund tergerak mensosialisasikan hal ini padaremaja di desa Tanatuku mengingat usia ini mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru, baik positif maupun negatif. Ketidaktahuan pada masalah reproduksi bisa berujung kehamilan pra nikah, aborsi, seks bebas, dan bahkan penyalahgunaan obat.

 

 

 

Sosialisasi dilakukan di rumah tenun Kawara Panamung oleh Viktor Ndena dari lembaga Child Fund (Jumat, 18/01/2023). Kegiatan sosialisasi ini juga dihadiri beberapa pemuda desa sebagai generasi yang peduli. Remaja yang hadir dibekali dengan materi kesehatan reproduksi dan akibat buruk dari pergaulan bebas. Pemateri juga memperkenalkan organ reproduksi pada laki-laki dan pada perempuan, dan cara merawat organ reproduksi. Setelah itu pemateri menjelaskan apa itu HIV/AIDS dan cara penularannya, yang bisa terjadi karena penggunaan jarum suntik yang berlebihan, sering berganti pasangan (hubungan seksual) dan melalui tranfusi darah yang terkontaminasi HIV/AIDS.

 

 

 

Pada kesempatan ini Alfin Lestari, seorang pemuda desa memberikan pemaparan mengenai pergaulan remaja sekarang yang akan mempengaruhi kehidupan ke depan. Yulen Tanggu Hana, mahasiswa STT Lewa juga turut memberikan pandangan bagaimana menjadi remaja yang sehat dan bebas dari pergaulan buruk. Ia bertanya, “Apakah ada remaja di sini yang sudah punya pacar?” Para remaja pun serentak menjawab “Ya” sambil tersipu malu. Yulen pun kembali mengingatkan agar berhati-hati dalam berpacaran. Viktor sekali lagi menegaskan akibat dari pergaulan bebas yang akan berimbas pada diri sendiri, seperti dikucilkan oleh lingkungan, menanggung rasa malu, merasa rendah diri bahkan menjalani masa depan yang suram.

 

 

 

 

Sosialisasi ini diharapkan dapat mengedukasi para remaja di desa Tanatuku, agar dapat memahami dan menjaga kesehatan reproduksi serta dapat menginformasikan tentang kesehatan reproduksi kepada teman sebaya di sekitarnya. ***

 

 

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua