Berkolaborasi Untuk Sebuah Gerakan

pada hari Selasa, 25 Oktober 2022
oleh Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba – Pertanian
 
Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba – Pertanian.         

 

Secara global, kita sedang diperhadapkan dengan tiga persoalan besar pasca pandemi Covid–19 yakni isu krisis pangan global, krisis energi dan krisis digital. Tiga persoalan ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global karena pandemi Covid–19, serta perang Rusia-Ukraina. Masalah pangan menjadi topik utama yang dibahas di beberapa negara. Ditambah lagi kondisi akhir-akhir ini dengan perubahan iklim yang tidak menentu dan banyak petani yang mengalami kegagalan panen. Di Indonesia sendiri, pemerintah berusaha meningkatkan produksi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan produk impor dan menjaga stok demi kestabilan harga.

Menurut Kasdi Subagyono selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan sekaligus ketua ADM RI, ”Gejolak pangan yang terjadi saat ini menguji ketahanan pangan di banyak negara, untuk itu diperlukan transformasi sistem pangan yang mampu membantu meningkatkan daya tahan terhadap ketersediaan pangan, kecukupan kalori dan protein. Gejolak harga pangan yang fluktuatif serta maraknya restriksi ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara produsen pangan, semakin membuat disrupsi ketersediaan pangan global menjadi tidak terkendali. Isu pertanian ketiga yang tidak kalah penting adalah pengembangan agripreneurial inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani khususnya di daerah pedesaan.”

 

Kolaborasi dengan Bank NTT

 

Dari beberapa persoalan di atas, STUBE HEMAT melalui program multiplikasi memberi respon melalui gerakan–gerakan pendampingan Petani Muda dalam hal ini penguatan sumber daya manusia untuk mengolah potensi secara bijak dan cerdas dan akhirnya bisa memenuhi kebutuhan pangan dan berpengaruh pada peningkatan ekonomi. Gerakan yang sudah dilakukan oleh STUBE HEMAT yakni menginisiasi terbentuknya kelompok tani muda di Kelurahan Lambanapu dengan nama kelompok “Kelompok Tani Tunas Baru”. Kelompok Tani ini beranggotakan orang muda dengan jumlah 26 orang dan merupakan satu-satunya kelompok orang muda yang ada di Kabupaten Sumba Timur.

Untuk terwujudnya satu gerakan pembangunan pertanian, kelompok tani Tunas Baru bekerjasama dengan beberapa pihak yakni perusahaan benih Panah Merah. Keunggulan perusahaan ini adalah pendampingan ekstra terkait petunjuk teknis budidaya tanaman hortikultura dari pengenalan benih hingga pasca panen. Bentuk kolaborasi juga dilakukan dengan pemerintah setempat dan mendapat dukungan dari bupati Sumba Timur dalam bentuk bantuan perpipaan dan selang drip.

 

 

Yang terbaru ini adalah dukungan dari DPR-RI Komisi B, Yohanis Fransiskus Ansy Lema, S.IP., M.Si, melalui kegiatan P2L (Program Pekarangan Pangan Lestari). Ketua DPRD Propinsi NTT, Ir. Emilia Julia Nomleni juga meluangkan waktu untuk berkunjung di lokasi pusat studi petani muda sekaligus berdiskusi tentang motivasi dan gerakan petani muda. Membangun relasi dengan toko pertanian Karya Agung untuk menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh petani di lapangan. STUBE HEMAT juga membangun kerja sama dengan lingkup akademisi yakni Universitas Kristen Wira Wacana-Sumba untuk mengajak teman-teman muda belajar bersama terkait ilmu pertanian yang menjadi bekal sebagai aktor pemerhati pangan di desa.

Jejaring yang dibangun tidak hanya terbatas pada lembaga tetapi juga tokoh-tokoh kunci yang membantu menjadi motivator, narasumber yang berperan menghubungkan jejaring yang bisa bekerja sama dengan petani muda. Petani muda siap berjejaring dan berkolaborasi. ***


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua