ANALISIS SOSIAL:   MEMOTRET SUMBA DENGAN ANSOS  

pada hari Senin, 19 Mei 2014
oleh adminstube
 
Sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak terlepas dari persoalan sosial kemasyarakatan. Banyak hal menjadi persoalan di sekitar kita, namun kita tak pernah sadar kalau hal tersebut sebenarnya adalah masalah, bahkan kalau pun kita mengetahuinya kita tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, serta menyelesaikannya. 

 
Berangkat dari hal tersebut, Stube HEMAT Sumba melakukan pelatihan analisis sosial yang diselenggarakan pada tanggal 09 s/d 11 Mei 2014, mengambil tempat di aula kantor Sinode Gereja Kristen Sumba dengan pemateri Oktavianus Landi. Pelatihan ini diikuti mahasiswa yang datang dari berbagai elemen kampus, baik yang berasal dari organisasi internal kampus atau pun organisasi eksternal antar kampus. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini cukup melelahkan, namun peserta merasa senang karena materi-materi yang diberikan mencoba membuka wawasan perserta mengenal masalah yang ada di sekitar. 


 
Setelah memahami persoalan yang ada, peserta mengumpulkan persoalan-persoalan itu dan menentukan 4 persoalan yang paling menarik untuk ditindaklanjuti sebagai persoalan yang akan diadvokasi oleh masing-masing kelompok. Empat persoalan itu mencakup: 1) Pasar Inpres “Bisnis Dibalik Bilik Pasar Inpres”, 2) Petani Mauliru “Buruh Tani Di Tanah Sendiri”, 3) Pemulung Cilik “Menyimpan Buku, Mengais Sampah”, dan 4) Petani Lewa “Terjerat Ijon”.


 
Bisnis di balik bilik pasar muncul dari asumsi awal bahwa ada sebuah konspirasi dalam pembagian bilik di pasar inpres sehingga situasi pasar yang ada sekarang ini tidak beraturan. Menjadi buruh tani di tanah sendiri menjadi sebuah fenomena di daerah Mauliru karena banyak petani telah mengadaikan tanah mereka ke tangan tengkulak. Saat ini banyak anak yang menjadi pemulung di kota Waingapu, bahkan diantara mereka masih usia dini, sehingga perlu dicari penyebab serta solusinya. Banyak petani di Lewa yang terjerat ijon berkepanjangan sebab mereka sudah berhutang dari proses pengolahan tanah sampai dengan menjelang panen sehingga pada saat mereka panen, hasil panen yang mereka dapat langsung untuk membayar hutang. Bahkan bunga hutang sampai 100% sangat memberatkan petani. 

 

Sebelum turun lapangan, peserta tiap kelompok dibekali dengan berbagai pertanyaan pemandu sehingga dapat terarah dalam mengadvokasi masalah yang ada. Selanjutnya peserta masih bertemu sekali lagi untuk mendapatkan pengarahan dari pemateri sebagai pemantapan sebelum benar-benar turun lapangan. (ABR)***







  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua