FESTIVAL TIGA GUNUNG W A I   H U M B A   I I I Tindak lanjut Program Ekologi

pada hari Rabu, 15 Oktober 2014
oleh adminstube
 
 
 
Kata ‘Sumba’ atau ‘Humba’ sesungguhnya memiliki arti air, ini terbukti dengan semua daerah utama di Sumba yang telah menjadi ibukota kabupaten diawali dengan kata ‘Wai atau Wee’ yang artinya air. Misalnya kabupaten Sumba Timur ibukotanya Waingapu, Sumba Tengah ibukotanya Waibakul, Sumba Barat ibukotanya Waikabubak dan Sumba Barat Daya beribukota Weetabula.
 
Namun ironisnya, pembangunan di Sumba sering melupakan, bahkan merusak peradaban air yang seharusnya menjadi identitas Sumba itu sendiri. Hal ini bisa dilihat pada pembangunan-pembangunan yang merambah kawasan yang dikenal dengan kawasan Tiga Gunung. Kawasan ini merupakan penyuplai air terbesar di pulau Sumba, terdiri dari  Gunung Wanggameti (Sumba Timur), Gunung Tanadaru (Sumba Tengah dan Sumba Barat) dan Gunung Yawila (Sumba Barat Daya).
 
Festival Tiga Gunung yang disebut Wai Humba dalam bahasa Sumba, adalah jembatan alternatif baru untuk mendekatkan kembali manusia dengan Sang Pencipta dan alam sekitar, khususnya air. Tahun ini Sumba Timur mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Festival Wai Humba III, yang diadakan 9 – 12 Oktober 2014. Kegiatan ini diselenggarakan di desa Ramuk, kecamatan Pinu Pahar, Sumba Timur. Rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah:
 
  • Pendakian masal Gunung Wanggameti
  • Pementasan seni budaya dari berbagai daerah di Sumba
  • Penghijauan (Stube-HEMAT Sumba)
  • Pahamang (Rembug budaya)
  • Ibadah Oikumene
  • Persembahan syukur di sungai sekaligus pahamang tuan rumah festival Tiga Gunung ‘Wai Humba’ 2014.

 

Festival ini sesungguhnya merupakan upaya melestarikan budaya Sumba dalam konteks pelestarian dan perlindungan alam dari perusakan, juga sebagai kesempatan untuk mengucap syukur kepada pencipta dan berterima kasih kepada leluhur yang telah menanamkan kearifan alam. Lebih lanjut, festival ini adalah bentuk kreativitas yang dikembangkan dari kebiasaan orang Sumba, yakni ‘Kalarat Wai.’ Kalarat Wai merupakan aktivitas religius yang dilakukan dengan persembahyangan di sumber-sumber air yang ada di pulau Sumba. Hal tersebut sebagai wujud ucapan syukur kepada pencipta atas berkat air yang melimpah dan juga memohon kepada pencipta agar senantiasa memberikan karunia air bagi penduduk Sumba. (IGA).

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua