Tetap Semangat Meski Beralas Kertas   Sebuah Catatan Perjalanan

pada hari Senin, 29 September 2014
oleh adminstube
 

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Tepat jam 05.00 WITA, Senin, 1 September 2014. kami berangkat dari pelabuhan Waingapu berlayar menggunakan Kapal Motor (KM) Awu. Aku bersama lima peserta lainnya yaitu, Ignasius Umbu Reda Anabuni, Feni Kaita Lepir, Ningsih Tamu Apu, Berhardyanto Lobo Mone dan Jems Umbu Yiwa Ndapangadung menjadi utusan Stube-HEMAT Sumba untuk belajar di Yogyakarta selama satu bulan.


“Wahhh......., kapalnya sarat sekali dengan penumpang” pikirku. Akibatnya kami tidak mendapat tempat tidur. Di tengah-tengah kebingunganku itu, karena tidak tahu harus tidur di mana, Abner, salah satu aktivis Stube-HEMAT Sumba, yang kebetulan satu kapal karena ia mengantar adiknya yang akan kuliah, mengatakan, “Tidur saja di situ! mau cari tempat di mana lagi?”
 
 
“Waduh, di situkah?” ungkapku karena terkejutnya disuruh tidur di bawah tangga. Tapi apa boleh buat, tidak ada pilihan lain karena memang tidak ada tempat lain. Dengan beralaskan tikar dari kertas semen kami membaringkan tubuh kami untuk melepas lelah. Dan aku sempat berefleksi bahwa, aku harus bersyukur dengan keadaan ini, dan tidak lama. Sedangkan di luar sana banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal yang harus menjalani hidupnya di emper toko dengan alas kardus bekas.


Meskipun tidur di bawah tangga dan badan sakit ngilu, kami tetap menikmatinya. Aku menemukan pengalaman menarik, sekalipun awalnya tidak saling kenal dengan penumpang yang lain, tetapi karena berasal dari satu daratan Sumba, dan berada di satu kapal akhirnya kami menjadi akrab, bertukar cerita dan suasana menjadi hidup sepanjang hari.
 
Hari berikutnya, dan masih tetap di atas kapal, perlahan kami dapat menikmati tidur dengan nyenyak. Setelah sampai di Benoa, Bali, akhirnya kami mendapat alas tidur yang layak, karena banyak penumpang yang turun di Benoa.
 
Di Tanjung Perak, Surabaya, dari atas KM Awu, aku melihat gedung-gedung yang asing, begitu berbeda dengan keadaan di Sumba. Hati berdebar-debar menunggu saat pertama kali kakiku menjejak tanah Jawa. “Oh, akhirnya aku bisa sampai di pulau Jawa!” kataku. Tak lama lagi aku sampai di Yogyakarta, meski masih ada satu perjalanan menggunakan travel dari Surabaya menuju Yogyakarta.
 

 

Yogyakarta, aku dataaaang! (YUMI)


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua