Tidak Sulit Mengolah Sei Babi

pada hari Minggu, 11 September 2022
oleh Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba – Peternakan
Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba – Peternakan          

 

Program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba dengan fokus peternakan babi melanjutkan kegiatan praktek membuat kuliner berbasis daging babi. Kegiatan ini menjadi pengayaan pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta sehingga tidak hanya beternak, tetapi juga terobosan usaha kuliner berbasis daging babi.  Ada enam belas peserta mengikuti pelatihan strategi pemasaran dan mengolah daging babi (Sabtu, 10/9/2022) di Waingapu. Oktoviana. C. Fanggidae, A.Md, dari Dinas Peternakan Sumba Timur menjadi pemateri diskusi dan praktek memasak sei babi.

 

 

 

 

Dalam paparannya, Oktoviana mengungkapkan bahwa setiap usaha perlu strategi, dan salah satunya adalah strategi pemasaran. Berkaitan dengan pengalaman pemasaran ada banyak teori atau strategi yang dapat diterapkan agar produk atau barang laku di pasaran. Pemasaran produk makanan berbasis daging babi perlu pasar khusus karena tidak semua orang mengkonsumsinya dan beberapa tahun terakhir ternak babi diserang virus ASF, sehingga penyediaan bahan daging babi harus teliti demi menjamin kualitas daging. Kondisi saat ini dengan adaptasi hidup normal baru pasca covid mengubah pola hidup penduduk dan strategi pemasaran, namun, ini bisa menjadi peluang usaha baru yang menggerakkan ekonomi masyarakat. Ketika pilihan produk kuliner sudah dipilih dengan kualitas dan rasa khas yang menjadi nilai jual atau branding produk, maka seorang pengusaha memetakan potensi konsumen, apakah dari lingkungan keluarga, sahabat dan kerabat, rekan kerja, orang tua teman bermain anak, jejaring organisasi dan tetangga sekitar. Ini menjadi promosi sederhana dari mulut ke mulut karena mudah dilakukan dan tanpa biaya.

 

 

Dalam praktek memasak sei babi, peserta mendalami cara mengolah sei dengan benar. Ada beragam olahan kuliner berbasis daging babi, namun yang menjadi tren kegemaran konsumen adalah daging sei babi. Sei sendiri artinya asap panas sehingga daging sei artinya daging asap atau daging dikeringkan dengan menggunakan asap panas atau dipanggang di atas tungku api. Cara memanggang seperti ini akan menghasilkan aroma dan citarasa yang khas, berbeda ketika dibakar.

Oktoviana mendampingi peserta mempersiapkan bahan-bahan termasuk tungku dan peralatan yang dibutuhkan, seperti arang, alat panggang, kayu dan daun kesambi dan alat dapur lainnya. Khusus kayu dan daun kosambi (schleisera oleosa) dipilih karena menghasilkan aroma yang khas. Bahan utama yaitu daging babi dan bumbu yang diperlukan, antara lain bawang merah, bawang putih, merica, garam. Proses pembuatannya, daging dipotong sesuai selera apakah memanjang atau pendek, biasanya melintang supayamudah menjadi lunak. Selanjutnya daging dilumuri garam dan campuran bawang merah, bawang putih dan merica yang sudah dihaluskan. Tunggu beberapa menit agar bumbu meresap dalam dagingSelanjutnya, bungkus daging babi dengan daun kosambi dan panggang di atas tungku selama kurang lebih 60 menit atau ketika daging sudah matang atau terlihat kering. Di tahap ini sei babi sudah bisa dikonsumsi, maupun diolah lanjut menjadi kuliner lain sesuai selera. Bahan sambal untuk sei babi, yaitu bawang merah, bawang putih, merica, lombok, garam, tomat, penyedap rasa, halia (jahe). Semua bahan ditumis dengan minyaksampai layu, dan selanjutnya dihaluskan dan sambal siap dihidangkan.

 

 

Kegiatan ini melengkapi peserta, tidak hanya memelihara ternak babi tetapi juga mengolah dagingnya, sehingga menjadi bekal untuk kemandirian peternak babi maupun peserta anggota Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba. Terus berlatih dan berani merintis usaha kuliner berbasisdaging babi! ***

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua