Sumba, Anak Mudanya  dan Yogyakarta 

pada hari Rabu, 29 Agustus 2018
oleh adminstube
 

Setiap wilayah memiliki karakteristik dan potensi masing–masing yang harus ditemukan oleh warga masyarakat wilayah itu, sehingga bisa dijadikan sebagaipotensi penggerak perekonomian  dan pembangunan di daerah tersebut. Tentu saja hal ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Apabila masyarakat di wilayah yang berpotensi tidak mampu menemukan, menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki, dan tetap hidup dalam kemiskinan,maka potensi itu akan bermakna seperti pepatah anak ayam mati dalam lumbung padi.


Sumba merupakan pulau kecil dengan luas wilayah sekitar 11.153 km­­2, memiliki banyak potensi, mulai dari sumber daya alam, budaya yang masih asli, wisata pantai, bukit dan airterjun yang indah, pertanian dan potensi lain. Pos-Kupang.com memberitakan bahwa pulau Sumba baru saja dirilis sebagai salah satu diantara 33 pulau terindah oleh majalah FocusJerman (Focus 17. February 2018, halaman 116). Majalah Focus merupakan salah satu majalah mingguan terkemuka di Jerman, yang mengangkat judul Sumba Kein Tanz, aber ein Traum yang berarti ‘Sumba, Bukan Nama Sebuah Tarian, Tapi Sebuah Mimpi” untuk menggambarkan betapa indahnya pulau ini. Selain itu, pulau ini juga memilikihotel terbaik dan termahal di dunia yakni hotel Nihiwatu di Sumba Barat.



Semua ini menggambarkan bahwa Sumba itu sebenarnya kaya potensi. Sayang sekali potensi tersebut sangat kontras dengan realita masyarakatnya yang masih miskin berdasarkan data statistik 2015–2017 yang menyatakan bahwa angka kemiskinan di Sumba rata-rata masih di atas 30%. Angka tersebut terpaut jauh mencapai 21% dari rata-rata angka kemiskinan di Indonesia yang menunjuk pada level9%. Mempertimbangkan hal ini, maka perlu dilakukan metode belajar ke daerah yang sudah maju, salah satunya adalahYogyakarta. Atas dasar inilah Stube HEMAT Sumba mengirim aktivisnya untuk belajar di Yogyakarta melalui program eksposure ke Stube HEMAT Yogyakarta.

Program Eksposur Yogyakarta merupakan program yang bertujuan untuk mengembangan kapasitas anak muda dari Sumba melalui pendampingan soft-skill yang diharapkan dapat melahirkan kemandirian dan kemampuan di kalangan anak muda Sumbasehingga mereka bisa mengelola potensi yang ada. Eksposur Yogyakarta dijadikan program tahunan yang rutin dilaksanakansejak tahun 2010 sampai saat ini.

 

 
Tahun 2018 ini, Stube-HEMAT Sumba mengirim tiga orang mahasiswa sebagai peserta Eksposur Yogyakarta yakni Jufri Adi Papamahasiswa Universitas Kristen Wira Wacana Sumba sekaligus anggota tiStube HEMAT Sumba yang akanmempelajari kesekretariatan dan pertanian terpadu; Sepritus Tangaru Mahamu, mahasiswa Politani Negeri Kupang PDD Sumba Timur, yang akan memperdalam jurnalistik dan peternakan; serta Meliani Retang, mahasiswa STT GKS Lewa, yang akanmempelajari pangan lokal dan pertanian terpadu. Kurang lebih 1 bulan di Yogyakarta mereka akan berproses melalui setiap kegiatan yang diikuti, dimulai sejak 24 Agustus sampai dengan 20 September 2018.


Selamat berproses di Yogyakarta! (JUF).
 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua