Mempromosikan Pariwisata Memajukan Ekonomi Sumba

pada hari Senin, 3 Desember 2018
oleh adminstube
 
 

 

 

Sumba kaya akan potensi pariwisata, mulai dari pantai dan ombak laut, pasola, pakaian dan rumah tradisional, kubur batu, tarian, musik dan lagu, hingga padang sabana. Namun ini belum dilihat dan direspon secara maksimumoleh masyarakat Sumba sebagai daya tarik wisata yang bisa meningkatkanperekonomian Sumba. Sebenarnya Sumbamasih memiliki lebih banyak hal menarik lainnya yang bisadikembangkan. Stube-HEMAT Sumba sebagai lembaga pendampingan mahasiswabersama anak muda Sumba berinisiatif mengadakan pelatihan Pariwisata: Inventarisir Peninggalan Budayabertema Peluang dan tantangan anak muda di bidang pariwisata”, bertempat di GKS Mauliru 30 Nov - 2 Des 2018.
 

 

Dua puluhan mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Sumba Timur mengikuti pelatihan ini. Tokoh-tokoh yang kompeten di bidangnya memfasilitasi pelatihan ini, seperti Yudi Umbu Rawambaku, SE dari Dinas Pariwisata kabupaten Sumba Timur yang menyampaikan materi Peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Ia menyampaikan bahwa budaya Sumba sebagai warisan nenek moyang perlu terjaga keasliannya dan bebas dari pengaruh budaya luar, demikian juga keunikan alam Sumba sebagai kekayaan pulau ini. Kita jangan sampai menjual apa yang kita miliki padaorang asing sehingga kita hanya akan menjadi tamu atau penonton di tanah kita sendiri. “Pemerintah sudah berupaya mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat dengan melakukan pendampingan pada kelompok penenun, memberibantuan alat musik, pembangunan rumah adat, dan pengelolaan potensi alam seperti pantai dan air terjunKemajuan akanterwujud tidak lepas dari dukungan dan partisipasi dari masyarakat, misalnya parade 1001 kuda dan pameran tenun ikat. Itu artinya pemerintah sangat mendukung pengembangan pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi,” ungkapnyalebih lanjut.
 
Topik tentang Kesiapan Anak Muda dan Manajemen dipaparkan oleh Windy Paskawati Suwarno, S.I.Kom. M.Si, dosen Unkriswina Sumba. Ia mengatakan sektor pariwisata dapat menggerakkan sektor lain seperti pertanian, peternakan, perikanan, perhotelan dan sebagainya. Wisatawan yang datang ke Sumba tentu perlu penginapan, hiburan, transportasi, kuliner, dan cinderamata. Namun dalam peta wisata Sumba yang terlihat hanya Pasola dan rumah adat.Itu artinya stakeholder pariwisata di Sumba belum mampu menyediakan kebutuhan yang mendukung pariwisata. Anak muda seperti kebingungan menemukan produk unggulan yang bisa dikembangkan dari pulau ini. Mereka perlu tahu bagaimana membidik pengembangan pariwisata, misalnya dengan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).
 
Materi tentang peluang, strategi memulai dan mengembangkan bisnis di bidang pariwisata dipaparkan oleh Marthen K. Mbaha, pelaku usaha sekaligus anggota DPRD kabupaten Sumba Timur. Ia mengingatkan peserta bahwa pelaku wisata adalah kita semua. Sebagai anak muda mestinya jangan berpikir kecil, pesimis, tidak mampu, namun harus mampu menyediakan apa yang dibutuhkan oleh daerah ini.
 
Deriatus Awa, mahasiswa STT GKS Lewa menceritakan bahwa pulau Sumba dikenal dengan kuda Sandelwood tidak bisa lepas dari padang sabana dan tenun ikat sebagai kekayaan pulau ini. Orang-orang Sumba bangga ketika pulaunyamenjadi incaran wisatawan, namun belum melihat ini sebagai peluang. Melalui pelatihan iniDeriatus mengakui bahwa wawasannya menjaditerbuka atas peluang dari sektor pariwisata untuk ekonomi Sumba yang lebih baik di masa depan.
 
Mari melihat peluang yang ada, mengambil satu pilihan usaha yang berkaitan dengan pariwisata dan manfaatkan media sosial dengan baik untuk mempromosikan pulau Sumba, sehingga pariwisata Sumba berkembang dan kesejahteraan masyarakat meningkat(JUF).
 
 
 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua