Budidaya Bawang Merah Dari Biji

pada hari Rabu, 31 Agustus 2022
oleh Frans Fredy Kalikit Bara, S.E.
Frans Fredy Kalikit Bara, S.E.          

 

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang dibutuhkan dalam konsumsi rumah tangga. Akhir–akhir ini harga bawang merah mengalami kenaikan akibat dari perubahan iklim dan banyak petani yang mengalami gagal panen. Selain bertani, petani juga diharapkan mampu melihat perubahan iklim untuk bisa terhindar dari ancaman gagal panen. Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian pertanian, produksi bawang merah nasional April 2022 sebesar 157.121 ton, sementara Mei 2022 sebesar 153.513 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat produksi bawang merah secara nasional mengalami penurunan 11 persen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur, produksi tanaman sayuran menurut Kabupaten/Kota (Kuintal), 2019–2021, produksi bawang merah untuk Kabupaten Sumba Timur dari tahun 2019 sebesar 1.753 kuintal, dan pada tahun 2021 sebesar 1.385 kuintal.

STUBE HEMAT melalui program multiplikasi mengambil peran strategis untuk menjawab masalah–masalah sosial khususnya masalah kelangkaan pangan, oleh karena itu pelatihan ini fokus pada budidaya bawang merah dari biji (30/08/2022). Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah mahasiswa, petani muda dan pemuda gereja.

Umumnya, petani tahu bahwa bawang merah dikembangkan dari umbi, namun dalam pelatihan ini narasumber menjelaslan bahwa budidaya bawang merah bisa dilakukan melalui persemaian  biji bawang atau langsung tanam benih langsung. Peserta kegiatan merasa bahwa ini adalah pengetahuan baru dan bisa segera dilakukan di pekarangan rumah masing–masing. Kegiatan pelatihan ini adalah salah satu bentuk dukungan untuk ketersediaan pasokan bawang merah di Sumba.

Beberapa tahapan budidaya bawang merah dari biji yakni; 1) Pemilihan benih bawang yang berkualitas, tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jenis benih bawang yang dimaksudkan adalah Sanren F1 dan Lokananta F1, 2) Pembuatan bedengan persemaian dengan lebar bedengan 120 cm dan pembentangan jerami padi di atas bedengan lalu dibakar, untuk membunuh jamur dan bakteri yang ada di dalam tanah, mengurangi pertumbuhan gulma, 3) Pembuatan larikan di bedengan dengan jarak 15 cm, 4) Mencampur biji bawang dengan fungisida berbentuk tepung dengan tujuan agar benih bawang terhindar dari serangan jamur dan bakteri atau dengan kata lain mencegah terjadinya pembusukan umbi pada saat di persemaian, 5) Menaburkan benih bawang di atas bedengan semai dengan jarak yang tidak terlalu rapat dan ditutup dengan jerami bakar, 6) Penyiraman dengan menggunakan mata gembor yang halus dan menjaga tingkat kelembapan hingga 90 persen, 7) Waktu persemaian kurang lebih 35 hari, setelah itu dilakukan proses penanaman dengan jarak tanam 10 cm : 10 cm, 8) Waktu yang dibutuhkan dari penanaman hingga usia panen adalah 75 hari. Hal yang diperhatikan pada saat panen adalah kondisi lahan kering, siapkan gudang agar bawang yang sudah dipanen terhindar dari air hujan dan embun.

Selamat mempraktekkan pengetahuan baru dari pelatihan ini dan anak muda menjadi garda terdepan ketersediaan bawang merah dan pangan pada umumnya di Sumba. ***

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua