Mengenali Desain Motif Tenun Ikat Orang Sumba

pada hari Sabtu, 19 September 2020
oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd

Oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd

 

 

Sebuah wadah atau komunitas yang berhasil dibentuk tentu sudah melewati berbagai macam proses dan dinamika yang panjang. Komitmen untuk tergabung dalam sebuah komunitas merupakan semangat dan prinsip baru yang dilakukan oleh kaum perempuan yang ada di desa Tanatuku. Tenun yang dulunya asing di telinga mereka kini sudah menjadi bagian dari aktivitas dan cerita hidup mereka. Rasa keingintahuan yang besar dan kerinduan untuk menjadi bagian dari budaya tenun ikat Sumba Timur menjadikan kaum perempuan Stube HEMAT semangat berlatih menggeluti tenun, dan kekompakkan pun menjadi modal utama yang terus diciptakan oleh mereka untuk dapat melakukan sebuah aktivitas yang berkelanjutan.

 

Mulai tanggal 16 September 2020 dan seterusnya, setiap hari Rabu dan Jumat merupakan agenda rutin untuk berlatih. Tahapan demi tahapan dari tenun terus mereka ikuti dan pelajari. Dari gulung benang, penggabungan benang dan saat ini masuk pada tahapan desain motif dan ikat benang. Sebelum masuk pada proses mengikat, benang yang sudah digabungkan dikencangkan dan didiamkan selama seminggu dalam sebuah alat (Kapala) agar nantinya mudah diikat. Selama proses penggabungan benang berlangsung, peserta mulai diajak berpikir mengenai berbagai macam motif tenun ikat yang ada di Sumba Timur beserta makna setiap motif. Walaupun sudah mengerti banyak tentang motif kain tenun, sedikit dari mereka yang paham akan setiap makna dan symbol dari setiap motif yang ada.

 

Oleh karena itu pada kesempatan yang ada, Mama Yustina sebagai pelatih menceritakan makna dari beberapa motif yang sering dipakai. Motif Kuda adalah penentu status sosial orang Sumba. Kuda melambangkan kejantanan, keberanian, ketangkasan dan kepahlawanan. Motif Ayam menunjukkan pekerjaan utama orang Sumba adalah peternak. Ayam melambangkan kesadaran, kejantanan, tanda kehidupan dan pemimpin yang siap melindungi. Motif Kakatua melambangkan persatuan dan kesatuan, mencerminkan jiwa orang Sumba dalam pengambilan keputusan berbagai urusan melalui musyawarah atau mufakat. Motif Manusia melambangkan penolak kejahatan, dan mengandung makna kesaktian dan setiap manusia membutuhkan pengakuan, perhatian, penghargaan dan cinta kasih dari sesamanya. Motif Manusia telanjang, melambangkan kepolosan, kesendirian, ketakutan dan kemiskinan. Motif Ular melambangkan kesombongan, keangkuhan, watak atau sifat manusia yang penuh amarah, pendendam dan selalu mencari celah untuk mengalahkan lawannya. Motif Rusa dengan kemegahan tanduknya melambangkan keberanian, keagungan dan kebijaksanaan seorang pemimpin di tengah masyarakat. Motif Udang melambangkan persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Motif Buaya dan Kura-Kura melambangkan kebesaran, kesaktian dan memiliki pengaruh besar.

 

 

Saat ini, komunitas perempuan Stube HEMAT mencoba membuat motif kuda. Sambil menyelesaikan penggabungan benang, mereka mulai membayangkan cara mendesain dan menggambar motif kuda pada benang yang tersedia. Motif tersebut didesainkan di benang yang telah digabungkan dan diikat berdasarkan desain yang sudah ada. Pertemuan selanjutnya masuk pada proses mendesain dan ikat benang. Proses ini membutuhkan konsentrasi lebih karena harus memikirkan desain motif apa, cara mendesainnya bagaimana dan proses ikatnya seperti apa. Terus semangat komunitas perempuan untuk menguasai budaya sendiri.


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua