Kolaborasi Stube HEMAT-Petani Matawai

pada hari Selasa, 31 Januari 2023
oleh adminstube
 
Toping Pucuk Tanaman Cabe Rawit dan Pemangkasan Daun Bawah Tanaman Tomat          

 

Hal penting yang harus dilakukan petani adalah terus meningkatkan pengetahuan supaya semangat bertani bertambah dan semakin produktif. Mengingat dunia pertanian adalah sektor penyedia pangan yang dibutuhkan semua orang, maka diharapkan jumlah petani menjadi semakin banyak untuk konsentrasi mengembangkan pertanian dan menambah sentra produksi hortikultura di Sumba. Untuk itu program multiplikasi Stube HEMAT mengajak kelompok tani Matawai belajar bersama dan mempelajari petunjuk teknis budidaya cabe rawit dan tomat dengan lokasi di kelurahan Malumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

 

 

Petani di Malumbi pada umumnya adalah pengrajin dinding bambu (gedek). Selain bertani mereka memiliki ketrampilan menganyam, dan untuk menopang hidup sehari-hari, mereka memproduksi anyaman untuk dijual. Ketrampilan menganyam mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan ketrampilan bertaninya, oleh karena itu pengetahuan teknis budidaya tanaman hortikultura khususnya tanaman cabe dan tomat perlu ditingkatkan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan atas kerjasama program multiplikasi Stube HEMAT dan kelompok tani Matawai bertempat di kelurahan Malumbi (Senin, 30/01/2023). Peserta dalam kegiatan ini terdiri dari orang tua dan juga beberapa orang muda. Antusias mereka di lapangan cukup baik dengan munculnya beberapa pertanyaan berkaitan dengan toping pucuk pada tanaman cabe dan pemangkasan daun bawah pada tanaman tomat, karena hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi mereka.

 

 

Toping pucuk yang dilakukan pada tanaman cabe bertujuan untuk memperbanyak tunas baru di bawah cabang V sehingga tanaman cabe akan memiliki tangkai buah yang banyak dan setiap pohon akan memproduksi buah cabe yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman cabe yang tidak mengalami perlakuan toping. Kondisi tanaman yang ditoping cenderung pendek dan bundar. Pada tanaman tomat dilakukan pemangkasan daun bawah dan tunas bawah. Tujuan dilakukan hal ini untuk memaksimalkan produksi buah, nutrisi yang diberikan pada tanaman akan fokus pada proses pembungaan dan pembesaran buah. Tingkat serangan jamur dan bakteri pada tanaman tomat yang sudah dipangkas akan berkurang dan intensitas cahaya akan lebih maksimal. Selamat berproses teman-teman petani Matawai. ***

 


  Bagikan artikel ini

Perempuan Dan Kesehatan Reproduksi

pada hari Kamis, 19 Januari 2023
oleh Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd.
 
Oleh: Elisabeth Uru Ndaya, S.Pd.          

 

Remaja perempuan korban pergaulan bebas yang berahir dengan kehamilan di luar nikah tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga ditemukan di kecamatan Nggaha Ori Angu. Hal ini terjadi karena usia remaja, khususnya di pedesaan, mengalami pergeseran nilai sehingga terjebak dalam pergaulan bebas dan perilaku seks pra nikah. Hal ini ditunjang dengan teknologi informasi yang semakin maju dan mudah diakses, sehingga para remaja bisa memanfaatkan sekaligus menerima dampak negatif.

 

 

 

Remaja perempuan perlu mengetahui dan menjaga kesehatan organ reproduksi, karena mereka paling rentan terinfeksi HIV/AIDs dan Penyakit Menular Seksual (PMS). Oleh karena itu, permasalahan kesehatan reproduksi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus. Program Multiplikasi Stube HEMAT di Sumba bekerja sama dengan lembaga Child Fund tergerak mensosialisasikan hal ini padaremaja di desa Tanatuku mengingat usia ini mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru, baik positif maupun negatif. Ketidaktahuan pada masalah reproduksi bisa berujung kehamilan pra nikah, aborsi, seks bebas, dan bahkan penyalahgunaan obat.

 

 

 

Sosialisasi dilakukan di rumah tenun Kawara Panamung oleh Viktor Ndena dari lembaga Child Fund (Jumat, 18/01/2023). Kegiatan sosialisasi ini juga dihadiri beberapa pemuda desa sebagai generasi yang peduli. Remaja yang hadir dibekali dengan materi kesehatan reproduksi dan akibat buruk dari pergaulan bebas. Pemateri juga memperkenalkan organ reproduksi pada laki-laki dan pada perempuan, dan cara merawat organ reproduksi. Setelah itu pemateri menjelaskan apa itu HIV/AIDS dan cara penularannya, yang bisa terjadi karena penggunaan jarum suntik yang berlebihan, sering berganti pasangan (hubungan seksual) dan melalui tranfusi darah yang terkontaminasi HIV/AIDS.

 

 

 

Pada kesempatan ini Alfin Lestari, seorang pemuda desa memberikan pemaparan mengenai pergaulan remaja sekarang yang akan mempengaruhi kehidupan ke depan. Yulen Tanggu Hana, mahasiswa STT Lewa juga turut memberikan pandangan bagaimana menjadi remaja yang sehat dan bebas dari pergaulan buruk. Ia bertanya, “Apakah ada remaja di sini yang sudah punya pacar?” Para remaja pun serentak menjawab “Ya” sambil tersipu malu. Yulen pun kembali mengingatkan agar berhati-hati dalam berpacaran. Viktor sekali lagi menegaskan akibat dari pergaulan bebas yang akan berimbas pada diri sendiri, seperti dikucilkan oleh lingkungan, menanggung rasa malu, merasa rendah diri bahkan menjalani masa depan yang suram.

 

 

 

 

Sosialisasi ini diharapkan dapat mengedukasi para remaja di desa Tanatuku, agar dapat memahami dan menjaga kesehatan reproduksi serta dapat menginformasikan tentang kesehatan reproduksi kepada teman sebaya di sekitarnya. ***

 

 

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua