Perempuan, Perlu Mandirikah?

pada hari Kamis, 29 September 2022
oleh Elizabeth Uru Ndaya, S.Pd.
Elizabeth Uru Ndaya, S.Pd.          

 

Perempuan menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai stigma. Salah satu yang paling melekat sejak zaman dulu adalah perempuan digambarkan sebagai sosok yang lemah, tidak berdaya, dan selalu bergantung pada laki-laki. Namun seiring berjalannya waktu, stigma tersebut perlahan-lahan tergantikan. Saat ini sudah banyak sosok perempuan inspiratif yang bisa menjalani hidup dengan mandiri dan bisa berdiri di kakinya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya partisipasi perempuan di berbagai bidang. Tidak hanya itu, perempuan juga berani mengambil keputusan sendiri, tegas, berani mengutarakan opini dan pendapatnya, memiliki kepercayaan diri, serta berpegang teguh atas pendiriannya. Karena itu sangat penting bagi perempuan untuk menjadi sosok yang mandiri dalam hal apapun, baik itu dalam karier, cinta, keuangan dan lain sebagainya. Terkait hal ini, kelompok tenun Kawara Panamung membahas topik “Mengapa perempuan perlu mandiri” dengan narasumber Martha Hebi, aktivis perempuan yang tegas dan hebat (Rabu, 28/09/2022).

 

 

Di awal diskusi, Martha Hebi mengajak peserta belajar mengenali diri mereka terlebih dahulu, ia juga menyentil peserta dengan pertanyaan apakah laki-laki dan perempuan berbeda. Semua peserta serentak menjawab laki-laki dan perempuan berbeda. Narasumber bertanya lagi, apa perbedaannya? Mama Kalita Mboru dengan tegas menjawab bedanya laki-laki mencari nafkah perempuan mengurus rumah tangga. Mama Yustina menambah, perempuan bisa mengandung dan menyusui sedangkan laki-laki tidak. Peserta lainnya menjawab perempuan rambutnya panjang sedangkan laki-laki rambutnya pendek, sambil tersenyum Martha Hebi merespon, “Suami saya rambutnya gondrong tetapi dia laki-laki” serentak peserta merespon dengan tertawa. Melihat ibu-ibu kelompok tenun belum terlalu paham akan perbedaan yang signifkan dari perempuan dan laki-laki, selanjutnya ia menjelaskan pengertian kodrat/sex dan perilaku gender beserta ciri-cirinya kepada peserta sehingga mampu membedakan mana yang merupakan perilaku gender dan mana yang adalah kodrat dari Tuhan.

 

 

Setelah itu narasumber mengungkapkan pentingnya perempuan mandiri, karena salah satu penyebab terjadinya ketidakadilan gender terhadap perempuan yaitu perempuan sering dianggap sebagai kaum yang lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa selain sebagai ibu rumah tangga.  Jika perempuan tidak mandiri dan hanya berharap laki-laki yang menafkahi maka hak-hak sebagai perempuan akan susah terpenuhi dan rentan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Perempuan diharapkan mandiri secara finansial karena dapat memberikan kekuatan bagi perempuan untuk tidak bergantung terhadap orang lain, termasuk orang tua maupun pasangan, tegasnya. Selanjutnya Mama Katrina Njoloa sharing tentang pengalamannya dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Ia bercerita bahwa menjadi perempuan yang mandiri sudah melekat pada dirinya sejak masih sekolah dulu, karena harus mencari uang sendiri untuk biaya sekolah hingga menikah pun terus berusaha untuk menjadi perempuan yang mandiri, karna kalau hanya bergantung pasangan, mungkin anak-anaknya tidak ada yang sekolah karena kebutuhan sulit terpenuhi. Martha Hebi sangat mengapresiasi perjuangan hidup ibu Katrina Njola. Ada empat poin yang disarankan Martha Hebi agar bisa hidup mandiri, yaitu menggunakan skala prioritas, memiliki penghasilan sendiri, memiliki tabungan, dan memahami pentingnya investasi misalnya investasi emas, tanah dan property.

 

 

Di akhir diskusi narasumber menegaskan pentingnya perempuan berorganisasi. Ia sangat mengapresiasi semangat ibu-ibu di Desa Tanatuku yang terus berkarya dan berdaya bersama. Adanya kelompok tenun Kawara Panamung akan membantu perempuan menemukan wadahnya untuk menggali dan menuangkan potensinya, menjadikan kain tenun sebagai penghasilan tambahan juga dengan berorganisasi, perempuan bisa mencapai tujuan bersama dengan efisien dan efektif. Perempuan merupakan salah satu subjek kehidupan yang penting dan diharapkan memiliki andil dan peran dalam kehidupan bermasyarakat. Kelompok tenun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan peran dan fungsi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mewujudkan kondisi yang ideal. Kawara Panamung, Lai Nyuta Yaa !! ***

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua