Mengolah Bumi Pertiwi  Makanlah dari apa yang kamu tanam!

pada hari Sabtu, 8 September 2018
oleh adminmarno
 
 
 
Indonesia memiliki banyak potensi menghasilkan produk-produk olahan makanan dari tanaman lokal. Sajian makanan ini bisa dipakai untuk mengimbangi pesatnya perkembangan sektor wisata. Dalam perjalanan menyongsong perkembangan menjadi destinasi wisata di Indonesia, pulau Sumba harus mulai memikirkan ragam makanan dari hasil panen petani Sumba sendiri sebagai bagian penting menjamu tamu. Namun sungguh disayangkan, pada kenyataannya saat momen-momen tertentu, penyajian makanan masih dalam bentuk olahan sederhana seperti direbus atau pun digoreng, tanpa sajian dan kemasan yang lebih menarik.


Membaca peluang ke depannya, Meliani Retang, mahasiswi STT GKS, mengambil peluang mendalami seluk-beluk mengolah produk tanaman lokal saat mengikuti program eksposur ke Stube-HEMAT Yogyakarta. Berlatarbelakangkan jurusan Teologi (kependetaan) yang saat ini ditempuh, Meliani mendapatkan bekal tambahan selain melayani kotbah, untuk melakukan pembangunan ekonomi jemaat melalui usaha produktif pengolahan tanaman lokal menjadi aneka ragam makanan. Kue dari olahan labu kuning, tepung jagung, tepung ketela, tepung pisang atau pun tepung ketan tidak kalah enaknya dengan kue dari olahan tepung terigu. Dengan kemasan dan pemasaran yang lebih modern, maka produk lokal ini bisa menjadi unggulan produk suatu daerah.



Selain motivasi-motivasi yang diberikan oleh board in chargeStube-HEMAT dan Ariani Narwastujati selaku direktur eksekutif, lembaga ini terus mendukung dengan jejaring dan peluang-peluang yang bisa dilakukan para mahasiswa aktivisnya. Kristiana Triwulan, pengajar tata boga di SMK BOPKRI 2-Yogyakarta menjadi salah satu jejaring tempat Meliani belajar dan praktik mengolah bahan lokal. Sebagai mahasiswa teologi, Meliani juga diberi kesempatan membawakan renungan pagi untuk guru dan siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Ada banyak hal yang dipelajari di sekolah ini, selain bagaimana makanan dimasak juga belajar bagaimana memilih bahan yang berkualitas untuk dimasak, bahkan sampai pengemasan serta kreativitas dalam penyajian agar konsumen tertarik.


 
Makanlah dari apa yang kamu tanam, menjadi penyemangat untuk mencintai produk lokal selain memupuk mental untuk kemandirian pangan. Proses menuju kesadaran ini tentu saja sedikit mengusik kenyamanan yang sudah dirasakan. Dalam setiap ketidaknyamanan ada proses pertumbuhan pemikiran agar lebih kreatif dan menjawab tantangan yang ada. (MR).
 

  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua