Beternak Sebagai Usaha Potensial

pada hari Rabu, 22 November 2017
oleh adminstube
 
Pelatihan Peternakan Stube-HEMAT Sumba
 
Ternak memiliki peran penting di masyarakat Sumba. Selain sebagai peliharaan dan diambil dagingnya, ternak juga berfungsi sosial, yaitu sebagai kebanggaan keluarga, urusan adat dan tabungan yang mudah dicairkan ketika membutuhkan uang.

Seiring berjalannya waktu, ada tantangan besar yang dialami pulau ini seperti menurunnya kesuburan lahan dan berkurangnya ketersediaan pakan yang cukup bagi ternak di saat musim kemarau. Hal ini merupakan dampak kebiasaan membakar padang secara sembarangan. Dengan demikian ternak yang memiliki nilai potensial seperti kuda, sapi, kerbau, dan kambing mengalami kesulitan saat mencari makan di lahan saat musim kemarau, bahkan akibat lainnya adalah berkurangnya populasi ternak di Sumba.
 
Dari realita yang terjadi, Stube HEMAT Sumba mengadakan pelatihan peternakan untuk mahasiswa dan pemuda gereja yang bertempat di kantor kecamatan Kanatang, pada hari Jumat-Minggu, 3-5 November 2017 dengan tema Beternak sebagai usaha potensial. Ada tiga puluh tujuh peserta mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di Waingapu dan Lewa, seperti STT GKS, STT Terpadu, Ukriswina, Akademi Komunitas Negeri (AKN).

Stube-HEMAT Sumba menghadirkan fasilitator yang berpengalaman di bidang peternakan, seperti Drh. Oktavianus Kale Rohi dari Dinas Kesehatan Hewan kabupaten Sumba Timur yang membahas perkembangan populasi ternak di Sumba Timur dan peran pemerintah dalam mengatasi penyakit ternak, yaitu dengan mengenal penyakit-penyakit utama yang menyerang ternak di Sumba Timur antara lain Anthraks, Surra dan cacingan.
 
Berikutnya, Reni Ratni Ndapawole S.Pt., M.Si., seorang dosen Universitas Kristen Wirawacana Sumba memaparkan pengembangan dan pengelolaan pakan ternak dalam mengatasi krisis pakan pada musim kemarau. Kualitas pakan ditentukan dari nilai gizi yang ada dalam pakan. Ada dua jenis hijauan pakan ternak yang bisa dimanfaatkan pada musim kemarau, yaitu rumput-rumputan dan legiminosa (kacang-kacangan).
 
Sedangkan I Made Adi Sudarma S.Pt., M.Si., yang juga dosen Universitas Kristen Wirawacana Sumba menguraikan Analisis Usaha Ternak. Topik ini bermanfaat bagi mahasiswa ketika akan memulai usaha ternaknya. Selain itu, materi ini juga membantu meningkatkan efisiensi pendapatan dan sebagai alat evaluasi usaha peternakan yang dilakukan.
 
Seorang praktisi peternakan melengkapi pelatihan saat ini, Umbu Maramba Mbahi S.Pt., peternak yang tinggal di kawasan Praiwora, Waingapu, Sumba Timur secara terbuka membagikan pengalamannya dalam usaha peternakan dan berbagai manfaatnya. Ia memelihara ternak babi dan itik. Dari ternak babi ia mendapat dagingnya dan limbah kotoran babi untuk biogas. Tak hanya itu, limbah biogas cair dan padat digunakan untuk pupuk, sedangkan limbah itik untuk pakan lele.
 
Salah satu peserta dari kampus Unkriswina, yang biasa disapa Mersy, bertanya “Pemerintah berperan dalam peningkatan produksi ternak, contohnya melalui IB (inseminasi buatan) pada ternak sapi. Pertanyaannya, apakah tidak ada efek samping pada ternak?” Fasilitator menjawab, faktor resiko pasti ada, tetapi pemerintah berusaha meminimalisir dan segala regulasi tentang ternak sudah diatur oleh manajemen kesehatan yang dipadukan dalam sentuhan teknologi.
 
Di akhir acara pelatihan peserta membahas rencana tindak lanjut (RTL). Salah satunya adalah kunjungan belajar ke salah satu fasilitator, yaitu Umbu Maramba Mbahi di Praiwora untuk mendalami teknik pembuatan kandang, pakan, dan pencegahan penyakit pada ternak.

Ada harapan besar peserta pelatihan secara pribadi mulai membuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang danmelakukan bertahap sehingga rencana terealisasi. Ini saatnya mencipta lapangan kerja bagi diri sendiri dan bahkan bagi orang lain, menjadi berkat bagi sesama. (Meliani Retang)

 


  Bagikan artikel ini

Arsip Blog

 2024 (1)
 2023 (10)
 2022 (27)
 2021 (31)
 2020 (23)
 2019 (22)
 2018 (27)
 2017 (26)
 2016 (7)
 2015 (11)
 2014 (16)
 2013 (4)
 2012 (5)

Total: 210

Kategori

Semua