Yendri Kati Amah, mahasiswa Teologia Kependetaan di STT GKS, asal desa Kondamara, kecamatan Lewa, Sumba Timur. Desanya terletak 60 kilometer dari Waingapu ke arah barat sehingga letak yang jauh dari perkotaan menyebabkan terbatasnya ketersediaan buku-buku bacaan, khususnya untuk anak-anak dan remaja setempat. Ia berpikir bahwa membaca adalah penting bagi manusia agar pengetahuan dan wawasan bertambah, juga adanyaa minat tinggi dari anak-anak dan remaja di desa untuk membaca, sehingga ia memunculkan ide taman baca bekerja sama dengan GKS Kondamara cabang Winu Hakareting untuk merintis kelompok baca seiring dukungan Stube-HEMAT Sumba.
Ia melakukan pendekatan kepada anak-anak di desanya, kemudian mengundang mereka untuk membaca dan bercerita tentang buku yang mereka baca. Ternyata anak-anak tidak hanya membaca tetapi juga bermain dan belajar di rumahnya. Tak kurang 40 anak dan remaja usia PAUD sampai SMP datang silih berganti untuk membaca buku. Kendala yang dihadapi yaitu orang tua tidak memiliki waktu mengantar jemput anak-anak mereka karena mengurus ladang.
Yulius Wulang Kamataramu, asal dari Rakawatu, Lewa, Sumba Timur dan saat ini kuliah di Universitas Kristen Wira Wacana, di Waingapu, memiliki kedekatan pada pelayanan gereja sehingga memudahkannya untuk menentukan kegiatan yang bermanfaat di desanya, Tana Pingi, yang terletak 70 kilometer dari Waingapu ke arah barat. Bertempat di gedung gereja GKS Jemaat Rakawatu, cabang Tana Pingi, ia memulai kegiatan di akhir April untuk mendampingi anak-anak dan membangkitkan semangat mereka bersekolah Minggu dengan berbagai kegiatan untuk meningkatkan semangat bergereja, rasa percaya diri dan menumbuhkan kebersamaan di antara mereka, antara lain lomba Cerdas Cermat Alkitab, makan kerupuk dan membaca puisi.
Yohanes D. Nd adalah mahasiswa Pendidikan Agama Kristen di STT Terpadu, Waingapu. Sebagai mahasiswa pendidikan ia memiliki pengetahuan bagaimana pendampingan terhadap anak didik, dan berdasar minatnya dalam pembinaan anak maka ia merintis pembentukan kelompok bimbingan belajar bagi anak-anak usia SD dan PAUD di desa Kambata Tana, kecamatan Pandawai, yang terletak 18 km tenggara Waingapu. Kegiatan Yohanes ini melengkapi pembinaan yang anak-anak dapatkan dari sekolah mereka masing-masing, meskipun hanya selama dua bulan dari April – Mei 2019. Dari antusiasme anak-anak dan tanggapan orang tua mereka, Yohanes berencana untuk melanjutkan kelompok belajar ini sebagai kegiatan rutin di desanya.
Ketika mahasiswa dengan energi yang mereka miliki mendapat dukungan dan pendampingan yang tepat, mereka terbukti mampu mengabdikan diri dan melakukan kegiatan yang berdampak untuk masyarakat di desa dimana mereka berasal. Anak muda, mahasiswa, siapkan diri dan ambillah kesempatan untuk membawa kemajuan di desa, kampung halaman. (TRU)